Epidemiologi Antiphospholipid Syndrome
Epidemiologi antiphospholipid syndrome (APS) sangat berhubungan dengan jumlah karier aPL, dan karier aPL diduga ditemukan pada 1-5% dari total populasi penduduk dunia. Di Amerika serikat, angka prevalensi APS mencapai 50 per 100.000 populasi, sedangkan untuk di Indonesia sendiri belum ada studi khusus mengenai prevalensi penderita APS. Mortalitas pasien APS berhubungan dengan komplikasi trombosis pada organ yang terkena.
Global
Secara global, prevalensi individu sehat dengan aPL (karier) adalah 1-5%. Pada pasien yang menderita lupus eritematosus sistemik, jumlah karier aPL jauh lebih tinggi yaitu sekitar 30-40%, namun hanya sekitar 10 % saja yang menderita APS. Prevalensi kejadian APS di Amerika serikat adalah 50 per 100.000 populasi dengan angka insidensi tahunan adalah 2.1 per 100.000.[1,7,9]
Berdasarkan studi, titer aPL ditemukan positif pada 13% pasien stroke, 11% pasien infark miokard, 9.5% pasien trombosis vena dalam, dan 6% pasien dengan morbiditas dalam kehamilan. Secara umum tidak terdapat perbedaan angka kejadian APS pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan, namun APS sekunder paling sering ditemukan pada perempuan karena penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik lebih sering ditemukan pada perempuan.[1,10]
Indonesia
Saat ini di Indonesia belum ada data studi mengenai prevalensi APS. Namun data prevalensi APS di Indonesia dapat diprediksi dari prevalensi penderita lupus di Indonesia dengan prevalensi 0,5%. Diduga penderita lupus di Indonesia mencapai 1.250.000 orang, berdasarkan studi yang ada, sekitar 30-40% dari penderita lupus memiliki antibodi antifosfolipid (aPL) dan sekitar 10% yang menderita APS.[7,11]
Mortalitas
Angka mortalitas pasien yang menderita APS sama dengan populasi umum. Morbiditas utama pasien APS adalah abortus pada kehamilan. Sebagian besar kematian janin ditemukan diatas usia gestasi 10 minggu dan berhubungan dengan insufisiensi plasenta dan preeklampsia. Trombosis vena dalam pada ekstremitas bawah dan thrombosis sirkulasi serebral yang dapat menyebabkan stroke merupakan manifestasi utama trombosis arteri dan vena pada pasien APS.[1,2,6]
Bentuk APS yang lebih berat disebut dengan istilah catastrophic antiphospholipid syndrome (CAPS) yang terjadi pada <1% populasi yang memiliki aPL didalam plasma darahnya. CAPS didefinisikan sebagai thrombosis yang terjadi pada 3 atau lebih organ dalam waktu 1 minggu yang terkonfirmasi dengan gambaran histologi trombosis pada pembuluh darah kecil. Angka mortalitas CAPS adalah 33%–50%, dan terutama diakibatkan oleh thrombosis serebral dan kardiak atau gagal ginjal.[1,2,6]