Pedikulosis Kapitis – Panduan e-Prescription Alomedika

Oleh :
dr. Maruti Lintangsenjani

Panduan e-prescription untuk pedikulosis kapitis ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Pedikulosis kapitis adalah infeksi dan infestasi kulit kepala serta rambut manusia oleh Pediculus humanus var capitis. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda, di mana lebih sering ditemukan pada perempuan. Kondisi ini cepat meluas dalam lingkungan hidup yang padat, misalnya di asrama atau panti asuhan.[1-3]

Tanda dan Gejala

Gejala yang sering timbul adalah gatal pada kepala akibat hipersensitivitas terhadap saliva atau feses kutu. Selain itu, pada pemeriksaan fisik mungkin ditemukan:

  • Lesi kulit kepala akibat bekas garukan, yakni erosi dan ekskoriasi
  • Telur dan/atau kutu hidup di kulit kepala dan rambut, terutama di area oksipital dan retroaurikular
  • Infeksi sekunder yang ditandai dengan pus dan krusta yang menyebabkan rambut tampak bergumpal
  • Lymphedema regional[1,2]

Peringatan

Bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri, umumnya perlu ditangani terlebih dahulu dengan antibiotik sebelum memulai pengobatan pedikulosis. Bila terjadi resistansi obat,  pertimbangkan untuk merujuk ke dokter spesialis kulit. Tanda gagal terapi adalah penemuan kutu hidup 2–3 hari setelah siklus aplikasi obat selesai.

Rambut pasien sebaiknya dipotong sependek mungkin selama terapi. Sementara, penggunaan pestisida pada pasien bayi harus sangat berhati-hati, di mana pengambilan kutu secara mekanik dengan sisir serit dan conditioner lebih dipilih.[4,5]

Medikamentosa

Penatalaksanaan pedikulosis merupakan kompetensi 4A bagi dokter umum, sehingga tidak perlu dirujuk. Terapi kondisi ini terdiri dari nonfarmakologi dan farmakologi. Terapi nonfarmakologi di antaranya dengan mencukur rambut kepala, pembuangan kutu secara mekanis, dan perbaikan higienitas pasien.

Lini pertama terapi farmakologi diberikan secara lokal, dan jika gagal maka diberikan terapi sistemik.

Terapi Lokal pada Pasien Dewasa

Pasien perlu mencuci rambut dengan sampo terlebih dahulu, lalu biarkan rambut setengah kering dan aplikasikan salah satu obat berikut secara topikal:

  • Malathion 0,5% dalam bentuk losion: biarkan selama 12 jam setelah aplikasi, lalu cuci rambut dan sisir rambut dengan sisir serit. Ulangi setelah 7–9 hari
  • Permethrin 1% dalam bentuk losion atau cream rinse: biarkan selama 10 menit setelah aplikasi, lalu cuci rambut dan sisir rambut dengan sisir serit. Ulangi setelah 7–9 hari

  • Gameksan 1% dalam bentuk losion: biarkan selama 4 menit setelah aplikasi, lalu cuci rambut dan sisir rambut dengan sisir serit. Terapi tidak diulangi[4,6-8]

Terapi Lokal pada Pasien Anak

Untuk anak-anak, cara penggunaan sebelum dan sesudah aplikasi obat adalah sama seperti orang dewasa. Namun, terdapat batasan usia untuk penggunaan obat-obatan tersebut. Opsi yang dapat dipilih:

  • Permethrin 1% (lini pertama) dalam bentuk losion atau cream rinse: hanya disarankan untuk usia ≥2 bulan, karena keamanan pada anak yang lebih muda belum dipastikan
  • Malathion 0,5% (bila gagal dengan permethrin) dalam bentuk losion: hanya disarankan untuk usia >6 tahun, karena keamanan pada anak yang lebih muda belum dipastikan[4,6,7]

Terapi Sistemik

Terapi oral hanya diberikan apabila kutu resisten terhadap terapi topikal. Terapi secara sistemik tidak dianjurkan untuk pasien anak karena risiko neurotoksisitas. Obat oral yang tersedia untuk terapi pedikulosis adalah obat antihelmintik, seperti:

  • Ivermectin: dosis dewasa 12 mg atau dosis anak 200 μg/kgBB, dosis tunggal, dan kadang diulang 1–2 dosis setelah 7–10 hari

  • Levamisole: dosis 3,5 mg/kgBB, 1 kali/hari selama 10 hari
  • Albendazole: dosis 400 mg, 1 kali/hari selama 3 hari, atau dosis tunggal yang diulang setelah 7 hari[9]

Medikamentosa pada Ibu Hamil

Untuk ibu hamil, malathion atau permethrin dapat digunakan karena masuk dalam kategori B (FDA). Cara pemakaian sama seperti dosis dewasa.[6,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi