Farmakologi Dexpanthenol
Dexpanthenol diperoleh dari pemecahan enzimatik pantothenic acid. Dexpanthenol yang diabsorpsi akan diubah kembali menjadi pantothenic acid dan ditranspor ke berbagai jaringan tubuh. Asam pantotenat berperan sebagai prekursor dalam sintesis koenzim A (CoA) dan sebagai protein pembawa acyl (acyl carrier protein).[2,8]
Dexpanthenol topikal memiliki kemampuan penetrasi yang baik dan menghasilkan konsentrasi lokal yang tinggi. Dexpanthenol topikal memiliki efek humektan, meningkatkan proliferasi fibroblas, mempercepat proses reepitelisasi jaringan luka, serta memiliki efek antiinflamasi. Dexpanthenol sistemik memiliki efek sebagai stimulan gastrointestinal.[2]
Farmakodinamik
Dexpanthenol dipecah menjadi pantothenic acid di dalam tubuh. Asam pantotenat merupakan prekursor CoA yang menjadi kofaktor berbagai reaksi metabolisme tubuh dan berperan sebagai protein pembawa acyl.[1]
Efek pada Kulit
Dexpanthenol topikal memiliki efek melembapkan kulit dengan memperbaiki hidrasi stratum korneum dan merupakan humektan dengan efek higroskopik yang menyebabkan retensi air di epidermis kulit. Dexpanthenol berinteraksi dengan segmen lipid di lamela ekstraselular dan residu protein di stratum korneum dengan melakukan kompensasi berupa mempertahankan atau meningkatkan cairan molekular.[1,9-11]
Efek dexpanthenol sebagai emolien pada kulit berkaitan dengan kemampuan memperbaiki regenerasi epidermis kulit dan mendukung fungsi epitel normal. Mekanisme dexpanthenol dalam memperbaiki barrier kulit belum sepenuhnya diketahui. Dexpanthenol yang diaplikasikan pada kulit dapat masuk ke epidermis dan diduga membantu regenerasi epidermis dengan meningkatkan diferensiasi epidermis dan sintesis lipid.[12]
Penyembuhan Luka
Pada percobaan in vitro pemberian dexpanthenol meningkatkan proliferasi fibroblas. Proliferasi fibroblas merupakan faktor penting dalam penyembuhan luka. Selain peningkatan proliferasi fibroblas, diamati pula peningkatan migrasi sel, perlekatan fibroblas dan sintesis kolagen.[11]
Efek dexpanthenol terhadap fibroblas (meningkatkan proliferasi, migrasi seluler, dan penempelan fibroblas) dan sintesis kolagen juga diamati pada percobaan in vivo. Hasilnya berupa peningkatan kecepatan reepitelisasi luka yang diukur berdasarkan kehilangan air transepidermal untuk memperoleh gambaran fungsi barrier kulit yang intak.[11,13]
Penambahan dexpanthenol topikal pada dressing luka membantu proses penyembuhan luka pascaoperasi. Penggunaan krim dexpanthenol untuk fisura papila mammae pada wanita menyusui memberikan perbaikan gejala melebihi lanolin dan peppermint. Dexpanthenol juga menunjukkan manfaat dalam penyembuhan luka bakar dan penanganan jaringan parut.[3,11,13,14]
Efek pada Mukosa Hidung
Percobaan menggunakan dexpanthenol spray pada mukosa hidung menunjukkan efek proliferasi sel dan perlindungan epitel. Kombinasi dexpanthenol dengan dekongestan nasal menurunkan efek toksik berbagai zat yang ditunjukkan dengan perbaikan fungsi silia dan pertumbuhan sel.[15,16]
Gangguan Permukaan Mata
Obat topikal mata yang mengandung dexpanthenol digunakan dalam beberapa gangguan permukaan mata seperti dry eyes syndrome, ulkus kornea, atau trauma kimia. Tetes mata yang mengandung dexpanthenol memperbaiki permeabilitas epitel kornea secara signifikan daripada tetes mata yang tidak mengandung dexpanthenol.
Dexpanthenol membantu proses penyembuhan pada kerusakan epitel konjungtiva dan kornea. Efek higroskopik dexpanthenol mencegah terjadinya kekeringan dan memproteksi permukaan mata.[17]
Stimulan Gastrointestinal
Dexpanthenol memiliki efek stimulan gastrointestinal karena perannya dalam sintesis asetilkolin. Koenzim A berperan dalam sintesis asetilkolin dengan menstimulasi asetilasi kolin menjadi asetilkolin. Asetilkolin meningkatkan motilitas saluran pencernaan bawah, penurunan kadar asetilkolin dapat menimbulkan ileus.
Dexpanthenol dalam bentuk injeksi digunakan sebagai stimulan gastrointestinal, baik untuk mencegah maupun menangani ileus paralitik pascaoperasi abdomen.[1,5,18-20]
Farmakokinetik
Farmakokinetik dexpanthenol meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi.
Absorpsi
Absorpsi dexpanthenol topikal pada epidermis kulit terjadi secara cepat. Vehikulum dexpanthenol ikut menentukan kemampuan penetrasi kulit. Dexpanthenol mudah larut dalam air dan alkohol. Dalam bentuk formulasi minyak dalam air, penetrasi dexpanthenol berkurang.[1,11,19]
Konsentrasi pantothenic acid pada epidermis kulit, rambut, kuku meningkat setelah pemberian dexpanthenol topikal.[11]
Distribusi
Dalam tubuh dexpanthenol diubah menjadi pantothenic acid dan didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh terutama dalam bentuk koenzim A. Konsentrasi tertinggi ditemukan pada jaringan hati, ginjal, jantung, dan kelenjar adrenal.[1,2,5,21]
Metabolisme
Dexpanthenol diubah menjadi pantothenic acid di dalam tubuh kemudian didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh, terutama dalam bentuk koenzim A. Belum ada data mengenai waktu paruh dexpanthenol.[1,2]
Eliminasi
Eliminasi dexpanthenol dalam bentuk pantothenic acid 70% dalam urine dan 30% dalam tinja.[1,2,5]