Formulasi Vaksin Hepatitis B
Formulasi vaksin hepatitis B tersedia dalam bentuk cairan untuk injeksi. Vaksin ini tersedia dalam bentuk rekombinan dan derivat plasma.
Bentuk Sediaan
Vaksin hepatitis B tersedia dalam dua jenis yaitu vaksin derivat plasma dan vaksin rekombinan. Vaksin derivat plasma dibuat setelah melalui proses purifikasi, kemudian partikel dibawa oleh alumunium fosfat atau alumunium hidroksida sebagai adjuvan. Preservatif yang digunakan adalah thimerosal, namun juga sudah ada sediaan yang tidak mengandung thimerosal. [12]
Vaksin rekombinan disintesis di dalam sel ragi menjadi partikel HbsAg bentuk sferikal yang bersifat imunogenik. Bahan ajuvan dan pengawet yang digunakan sama seperti vaksin derivat plasma. [12]
Ada beberapa merk vaksin hepatitis B, misalnya Engerix B ® dan HB Vax T Free®.
- Sediaan Engerix-B® untuk anak tersedia dengan dosis 10 mcg/0,5 mL dan untuk dewasa tersedia dengan dosis 20 mcg/mL.
- Sediaan HB Vax T Free® tersedia dalam kekuatan 5 mcg/dosis dan 10 mcg/ dosis. Bentuk sediaan adalah vial berisi 0,5 mL cairan injeksi. [13]
Vaksin hepatitis B juga tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin DPT, polio, influenza, HiB, dan Hepatitis A. [4]
Cara Penggunaan
Vaksin hepatitis B diberikan melalui injeksi intramuskular. Lokasi penyuntikkan yang disarankan adalah otot deltoid untuk orang dewasa dan anak, atau di paha bagian anterolateral untuk neonatus dan bayi.
Penyuntikan di daerah subkutan juga dapat dilakukan ketika terdapat kontraindikasi untuk penyuntikkan IM. Sebagai contoh, pada pasien dengan kelainan pembekuan darah, injeksi subkutan lebih disarankan dibandingkan injeksi intramuskular karena injeksi intramuskular memiliki risiko hematom yang lebih tinggi. Penelitian oleh Carpenter et al menemukkan bahwa injeksi subkutan memiliki efikasi yang sama dengan injeksi intramuskular. [10,14]
Lokasi injeksi di gluteus tidak disarankan. Daerah gluteus memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan lokasi injeksi yang lain sehingga konsentrasi vaksin yang mencapai otot akan berkurang. Selain itu, injeksi pada gluteus berisiko mencederai nervus skiatik. [4,15]
Injeksi Intramuskular dan Subkutan
- Siapkan vaksin (jika ada pelarut, maka vaksin perlu dilarutkan terlebih dahulu)
-
Gunakan jarum yang sesuai, yaitu cutting needle ukuran 23G atau 25G.
- Lakukan antisepsis pada lokasi injeksi (anterolateral paha untuk neonatus dan bayi, deltoid untuk anak dan dewasa)
- Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa suntikan tidak masuk ke pembuluh dara. Jika ditemukan darah saat aspirasi, gunakan vaksin dan jarum yang baru serta lakukan penyuntikan di lokasi yang lain
- Lakukan injeksi intramuskular/subkutan [13]
Cara Penyimpanan
Vaksin hepatitis B, baik yang rekombinan maupun derivat plasma harus disimpan dalam suhu 2 – 8 C. Vaksin tidak boleh dibekukan karena akan mendisosiasi antigen dari bahan pembawanya. Vaksin hepatitis B cenderung stabil dalam suhu ruangan. Vaksin dapat bertahan pada suhu 45 C selama 1 minggu, atau 37 C dalam waktu satu bulan. Pada kondisi tersebut, imunogenitas maupun reaktogenisitas tidak akan berubah. Vaksin juga tidak boleh langsung terkena sinar matahari. [16]
Kombinasi dengan Obat Lain
Vaksin hepatitis B sering dikombinasikan dengan vaksin lain. Pemerintah menggunakan sediaan kombinasi vaksin hepatitis B dengan DPT (difteri, pertusis, dan tetanus), IPV (inactivated polio vaccine), dan HiB (Haemophilus influenzae B). Untuk orang dewasa, sediaan hepatitis B sering dikombinasikan dengan hepatitis A. [4,13]
- Pentabio® : kombinasi vaksin hepatitis B dengan vaksin DPT dan HiB.
- Hexaxim® : kombinasi vaksin hepatitis B dengan vaksin DPT, HiB, dan polio
- Twinrix® : kombinasi vaksin hepatitis B dengan vaksin hepatitis A