Formulasi Vaksin Hepatitis A
Formulasi vaksin hepatitis A adalah sediaan cairan untuk injeksi dalam dosis anak dan dewasa. Vaksin hepatitis A juga tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B dan vaksin tifoid.
Bentuk Sediaan
Vaksin hepatitis A tersedia dalam bentuk cairan untuk injeksi. Sediaan vaksin ini terdiri dari dua jenis dosis, yaitu dosis untuk anak berusia 12 bulan sampai 18 tahun yang berisi 80 IU dan dosis untuk dewasa berusia 19 tahun atau lebih yang berisi 160 IU. [9]
Vaksin hepatitis A terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin dari virus yang diinaktivasi dengan formaldehid dan vaksin dari virus hidup yang dilemahkan. Produk yang tersedia di Indonesia adalah dalam bentuk vaksin inaktif. [1]
Cara Penggunaan
Vaksin hepatitis A diberikan secara intramuskular dengan lokasi penyuntikkan di deltoid untuk anak usia 2 tahun atau lebih, atau di sisi anterolateral paha untuk anak berusia 12 – 23 bulan. Tidak disarankan untuk memberikan vaksin di regio gluteal karena akan menimbulkan respon suboptimal. Vaksin tidak boleh diberikan secara intravena, subkutan, atau intrakutan. [9,19]
Sebelum memberikan vaksin, pastikan bahwa vaksin masih belum melewati masa kadaluarsa dan tidak ada perubahan warna atau partikel asing di dalam vaksin.
Vaksin yang berbentuk suspensi dapat dikocok dahulu sehingga suspensi homogen. Jika setelah dikocok partikel tidak tampak homogen, maka vaksin sebaiknya tidak digunakan.
Vaksin tidak perlu direkonstitusi atau diencerkan kembali. Vaksin juga tidak dapat digabung dengan imunoglobulin atau vaksin lain di dalam satu spuit. [9,19]
Cara Penyimpanan
Vaksin hepatitis A dapat disimpan pada suhu 2–8 C dan tidak boleh dibekukan. Jika dibekukan, maka vaksin tidak dapat digunakan. Sebagian besar vaksin hepatitis A tidak mengandung bahan preservatif dan hanya dapat bertahan selama 24 – 36 bulan pada suhu tersebut. [1]
Kombinasi dengan Obat Lain
Kombinasi vaksin hepatitis A dan vaksin hepatitis B telah tersedia dengan merk Twinrix ®. Kombinasi ini telah disetujui oleh FDA sejak tahun 2001 dan diberikan dalam 3 dosis pada 0, 1, dan 6 bulan. Jarak antara dosis pertama dan kedua minimal 4 minggu, sedangkan jarak antara dosis kedua dan dosis ketiga minimal 5 bulan. Vaksin ini dapat diberikan pada individu berusia 18 tahun atau lebih yang berisiko untuk mengalami infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B. [2]
Kombinasi vaksin hepatitis A dengan vaksin tifoid juga telah tersedia dan diperuntukkan untuk pelancong yang akan pergi ke negara tropis. Pemberian vaksin kombinasi ini sebaiknya dilakukan maksimal 2 minggu sebelum keberangkatan. [21,22]
Vaksin hepatitis A dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti vaksin difteri, tetanus, pertusis (DPT); vaksin polio (baik oral maupun vaksin yang diinaktivasi); vaksin Haemophilus influenzae tipe b (Hib); vaksin campak, gondongan, dan rubella; vaksin hepatitis B; vaksin tifoid; vaksin Japanese encephalitis; vaksin rabies; dan vaksin yellow fever. Pemberian secara simultan ini dinilai tidak mengganggu pembentukan antibodi dari masing-masing vaksin dan bersifat aman. [23,24]