Pendahuluan Serum Antidifteri
Serum antidifteri atau diphtheria antitoxin (DAT) merupakan obat lini pertama yang digunakan untuk penatalaksanaan difteri. Serum ini dibuat dari serum kuda yang hiperimun terhadap difteri.[1]
Serum antidifteri akan menetralisir toksin yang dihasilkan Corynebacteria diphtheriae yang berada di ekstraseluler, sehingga perlu diberikan secepat mungkin sebelum toksin masuk ke dalam sel. Toksin difteri yang telah masuk ke dalam sel tidak bisa dinetralisir dengan serum antidifteri.
Pasien dengan kecurigaan kuat ke arah difteri dapat langsung diberikan serum antidifteri tanpa menunggu hasil laboratorium. Sebelum diberikan, tes sensitivitas terhadap serum antidifteri harus dilakukan. Jika menunjukkan hasil positif, pemberian dengan cara desensitisasi harus dilakukan untuk meminimalisir risiko timbulnya reaksi anafilaksis.
Serum antidifteri diberikan sebagai dosis tunggal dan tidak memerlukan pengulangan. Besarnya dosis serum antidifteri yang diberikan bergantung dari lokasi infeksi dan durasi infeksi. Serum ini dapat diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk mengeradikasi C. diphtheriae atau dengan imunisasi difteri toxoid. Jika diberikan bersamaan dengan vaksin, diharapkan pemberian dilakukan di ekstremitas yang berbeda. Selain untuk tata laksana difteri, serum antidifteri dapat digunakan sebagai profilaksis.[2-5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Serum Antidifteri
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat yang Mempengaruhi Sistem Imun[6] |
Sub-kelas | Serum dan Imunoglobulin[6] |
Akses | Harus dengan resep[6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: N Kategori TGA: X[4] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui[4,5] |
Anak-anak | Aman digunakan pada anak[4,5] |
Infant | Tidak diketahui[1-5] |
FDA | Approved |