Pengawasan Klinis Dabigatran
Pengawasan klinis dilakukan terhadap risiko perdarahan yang diinduksi dabigatran. Risiko perdarahan berpotensi memburuk pada pasien dengan gangguan ginjal akut atau kronis.
Pemeriksaan Status Koagulasi
Berbeda dengan warfarin, pemeriksaan international normalized ratio (INR) tidak sensitif sehingga tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan untuk pengawasan klinis dabigatran. Pemeriksaan yang sensitif untuk menilai aktivitas antikoagulasi dabigatran adalah ecarin clotting time, dilute thrombin time dan ecarin chromogenic assays. Namun, pemeriksaan ini tidak tersedia secara luas dengan harga yang relatif mahal.
Pada kondisi di mana pemeriksaan di atas tidak tersedia dan dokter harus memeriksa status koagulasi pasien, misalnya pada pasien preoperatif atau kondisi overdosis, pemeriksaan thrombin time dapat digunakan untuk memonitor status antikoagulasi dabiatran.
Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Risiko perdarahan pada dabigatran juga berhubungan dengan fungsi ginjal pasien sehingga klirens kreatinin pasien harus diukur secara berkala, terutama pada pasien yang lebih tua atau memiliki klirens kreatinin antara 30-50 mL/menit.
Pemeriksaan fungsi ginjal disarankan dilakukan pada saat inisial sebelum memulai terapi, lalu dilakukan secara tahunan untuk pasien pada umumnya. Pada pasien yang membutuhkan pengawasan lebih ketat, termasuk pada pasien dengan klirens kreatinin 30-50 mL/menit, pemeriksaan fungsi ginjal perlu dilakukan setiap 3-6 bulan sekali.
Penanganan Komplikasi Perdarahan
Penatalaksanaan komplikasi perdarahan harus dimulai dengan kontrol lokal jika mungkin, pemberian asam traneksamat, dan transfusi darah menggunakan red blood cell (RBC) jika perlu. Transfusi fresh frozen plasma (FFP) umumnya dianggap tidak efektif, sedangkan konsentrat Faktor VIIa (rFVIIa) dan activated prothrombin complex concentrate (APCC) harus dipertimbangkan sebagai terapi penyelamatan untuk perdarahan aktif walaupun data terbatas dan terdapat potensi komplikasi iskemik.
Idarucizumab merupakan antibodi monoklonal yang dapat digunakan sebagai reversal agent untuk dabigatran. Dosis obat ini adalah 5 mg dalam sekali pemberian. [22]
Hemodialisis akan meningkatkan eliminasi dabigatran dan harus dipertimbangkan sebagai terapi potensial lainnya, terutama jika terdapat gagal ginjal. [1,2]