Pengawasan Klinis Cilostazol
Pengawasan klinis cilostazol dilakukan terkait dengan efek terapi. Pada pasien dengan klaudikasio intermiten, perbaikan gejala umumnya muncul setelah 2-4 minggu.
Keamanan penggunaan cilostazol pada pasien dengan gangguan hepar berat belum diketahui pasti. Pada populasi ini perlu diberikan perhatian khusus terkait timbulnya efek samping.
Cilostazol diduga tidak dapat dikeluarkan melalui dialisis. Oleh karena itu, lakukan pengawasan ketat dan pertimbangkan penurunan dosis pada pasien dengan gangguan ginjal berat.
Walaupun jarang, pernah dilaporkan adanya efek samping leukopenia dan trombositopenia yang berkembang menjadi agranulositosis. Lakukan pemeriksaan darah lengkap jika efek ini dicurigai.
Jika cilostazol digunakan dengan antiplatelet dan antikoagulan lain, dapat terjadi peningkatan risiko perdarahan. Pengawasan profil perdarahan mungkin diperlukan.[3]