Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Rebamipide
Penggunaan rebamipide pada kehamilan perlu berhati-hati, karena dikategorikan sebagai kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, rebamipide dikeluarkan melalui ASI, sehingga sebaiknya dihindari penggunaannya.[1,2,8,17]
Penggunaan pada Kehamilan
Rebamipide dimasukkan ke dalam kategori C oleh US Food and Drug Administration (FDA). Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[1]
Rebamipide memiliki kemampuan distribusi jaringan yang cukup luas dan dapat terakumulasi di beberapa organ, termasuk organ reproduksi pada hewan. Walaupun tidak diketahui apakah obat ini melewati plasenta pada manusia, sifat lipofiliknya dan tingginya ikatan protein plasma menunjukkan kemungkinan transfer yang tidak dapat dikesampingkan. Oleh karena itu, penggunaan rebamipide selama kehamilan sebaiknya dihindari.
Pemberian rebamipide pada ibu hamil dengan gastritis, ulkus lambung, atau penyakit Behcet bisa dipertimbangkan bila manfaat melebihi besarnya risiko terhadap janin, termasuk jika tidak ada pilihan terapi lain. Jika akan diberikan, pastikan untuk melakukan konseling dan edukasi risiko pada pasien.[2,8,17]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data mengenai keamanan rebamipide pada ibu menyusui sangat terbatas, namun temuan preklinis menunjukkan bahwa rebamipide diekskresikan ke dalam ASI pada hewan. Mengingat sifatnya yang lipofilik, distribusi jaringan yang luas, serta potensi akumulasi pada organ reproduksi, risiko pajanan pada bayi melalui ASI tidak dapat dikesampingkan.
Hingga saat ini belum ada data klinis pada manusia yang dapat memastikan keamanan jangka pendek maupun jangka panjang terhadap bayi yang disusui. Oleh sebab itu, penggunaan rebamipide pada ibu menyusui sebaiknya dihindari.[1,2,8,17]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha