Pengawasan Klinis Testosteron
Pengawasan klinis diperlukan sebelum dan selama terapi testosteron. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan antara lain kadar PSA, hemoglobin, hematokrit, profil lipid, testosterone, dan tes fungsi hati. Gejala edema, ginekomastia, sleep apnea, gejala traktus urinarius bawah, dan densitas mineral tulang juga perlu dipantau.
Evaluasi efek terapi setelah 3 bulan. Jika tidak ada perbaikan libido, gangguan seksual, fungsi otot, lemak badan, dan densitas mineral tulang, maka terapi perlu dihentikan dan lakukan investigasi ulang terkait penyebab keluhan.[4,9,11,14,15]
Pemeriksaan Hematologi Lengkap
Hematokrit perlu diperiksa untuk mengetahui baseline sebelum terapi. Periksa kembali hematokrit setiap 6 bulan selama 18 bulan. Setelah itu, pemeriksaan dikerjakan setiap tahun.
Jika hematokrit >54%, hentikan terapi testosteron hingga hematokrit menurun ke kadar aman dan evaluasi pasien apakah terdapat hipoksia dan sleep apnea. Bila sudah menurun ke kadar aman, terapi dapat dimulai kembali dengan menurunkan dosis terapi.[11,15]
Pemeriksaan Kadar Testosteron
Pemeriksaan kadar testosteron total dapat dilakukan 3 bulan setelah memulai terapi. Target terapi umumnya adalah 450-600 ng/dL. Selain memeriksa kadar testosteron total, bioavailabilitas testosteron juga perlu diperiksa untuk memantau apakah terapi testosteron dapat menurunkan sex hormone binding globulin (SHBG).[14,15]
Tes Fungsi Hati
Tes fungsi hati dilakukan setiap 3-6 bulan pada penggunaan testosteron oral saja. Hal ini karena penggunaan testosteron oral berisiko menimbulkan hepatotoksisitas. Penanda fungsi hati dapat mulai ditemukan meningkat dalam 1-4 bulan pertama terapi dan dapat berlangsung hingga 6-24 bulan. Tanda bahaya yang perlu diperhatikan adalah muncul gejala seperti mual, lemah, gatal, yang disertai urin warna gelap dan ikterik.[11,14,16]
Pemeriksaan PSA Dan Rektal Digital
Digital rectal examination dan kadar PSA sebaiknya diperiksa sebelum memulai terapi. Selanjutnya, pemeriksaan diulang pada bulan ke-3, dan disesuaikan dengan pedoman skrining kanker prostat.[14,15]
Pemeriksaan Densitas Mineral Tulang
Pemeriksaan densitas mineral tulang lumbal dan leher femoral perlu diukur untuk baseline, kemudian diulang setiap 1 hingga 2 tahun.[14,15]