Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Thalidomide annisa-meidina 2025-01-13T14:51:51+07:00 2025-01-13T14:51:51+07:00
Thalidomide
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Thalidomide

Oleh :
dr. Lina Yohanes, Sp.FK
Share To Social Media:

Kontraindikasi thalidomide adalah pemberian pada kehamilan dan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini. Peringatan diperlukan terkait risiko teratogenisitas dan pencegahan kejadian tromboemboli.[1,4,5]

Kontraindikasi

Thalidomide dikontraindikasikan untuk digunakan oleh wanita hamil karena risiko tinggi cacat lahir. Selain itu, obat ini tidak boleh digunakan oleh wanita subur dan pria dewasa yang aktif secara seksual kecuali dengan pemantauan kehamilan yang ketat dan penggunaan kontrasepsi yang efektif.

Thalidomide juga tidak boleh diberikan kepada individu yang memiliki hipersensitivitas yang diketahui terhadap obat ini atau bahan lain dalam formulasi. Ini mencakup mereka yang memiliki reaksi alergi ringan maupun berat seperti angioedema dan anafilaksis.[4,5]

Peringatan

Peringatan utama dalam penggunaan thalidomide adalah mengenai efek buruknya pada janin dan risiko tromboemboli.

Pencegahan Paparan Pada Wanita Hamil

Hal berikut ini perlu diperhatikan untuk mencegah paparan thalidomide pada wanita hamil:

  • Berikan edukasi kepada pasien tentang manfaat dan efek samping thalidomide, termasuk mengenai teratogenisitas
  • Pasien harus menerima konseling bahwa ia wajib menggunakan kontrasepsi dan melakukan tes kehamilan rutin sebelum dan selama penggunaan thalidomide
  • Ketika meresepkan thalidomide, pastikan untuk tidak memberikan resep melebihi kebutuhan selama 28 hari.
  • Pria yang aktif secara seksual dan mengonsumsi thalidomide harus menghindari kontak seksual tanpa pengaman dan dilarang mendonorkan semen selama mengonsumsi obat hingga 4 minggu setelah menghentikan obat.[1-3,5]

Pemantauan Kehamilan

Sebelum memulai terapi dengan thalidomide, pasien wanita usia subur harus menjalani dua tes kehamilan untuk memastikan mereka tidak sedang hamil, yaitu 10–14 hari sebelum terapi dimulai dan dalam 24 jam sebelum dosis pertama diberikan. Selama terapi berlangsung, pengawasan kehamilan tetap diperlukan dengan tes kehamilan berkala. Tes dilakukan setiap minggu selama bulan pertama, dan kemudian setiap 2 atau 4 minggu tergantung pada keteraturan siklus menstruasi pasien.[5]

Risiko Tromboembolisme

Pencegahan trombosis merupakan komponen penting dalam terapi thalidomide, terutama pada pasien dengan multiple myeloma. Menurut pedoman International Myeloma Working Group (IMWG), pasien dengan ≤1 faktor risiko tromboemboli dapat menggunakan aspirin sebagai profilaksis, sedangkan pasien dengan ≥2 faktor risiko disarankan menggunakan heparin berat molekul rendah (LMWH).

Selain pada pasien dengan faktor risiko tromboemboli, LMWH juga direkomendasikan untuk pasien yang menerima thalidomide bersama dengan dosis tinggi dexamethasone, doxorubicin, atau agen antineoplastik lain, terlepas dari faktor risiko tambahan. Serupa dengan IMWG, American Society of Clinical Oncology (ASCO) juga menyarankan tromboprofilaksis farmakologis dengan aspirin atau LMWH, disesuaikan dengan tingkat risiko tromboemboli pasien.[5]

Risiko Neuropati

Penggunaan thalidomide berisiko menyebabkan neuropati perifer yang dapat menjadi parah dan tidak dapat dipulihkan, meskipun durasi penggunaannya singkat atau setelah terapi dihentikan. Hubungan antara dosis kumulatif thalidomide dan risiko neuropati belum jelas.

Gejala neuropati, seperti kebas, kesemutan, nyeri, atau sensasi terbakar di tangan dan kaki, dapat sulit dibedakan dari gejala penyakit yang mendasari penggunaan thalidomide. Pasien harus dievaluasi secara berkala, terutama dalam 3 bulan pertama terapi.

Pemeriksaan elektrofisiologis disarankan dilakukan sebelum terapi dan setiap 6 bulan untuk mendeteksi neuropati asimptomatik. Jika gejala neuropati muncul, terapi harus dihentikan segera, dan dilanjutkan hanya jika gejala kembali ke baseline. Penggunaan bersamaan dengan obat lain yang dapat menyebabkan neuropati harus dilakukan dengan hati-hati.[5]

Efek Hematologi

Thalidomide dapat menyebabkan efek hematologi, seperti leukopenia, neutropenia, dan trombositopenia berat. Thalidomide tidak boleh diberikan pada pasien dengan hitung neutrofil (ANC) <750/mm³.

Jumlah leukosit serta hitung jenis harus dipantau secara rutin, terutama pada pasien rentan seperti penderita HIV. Jika ANC turun <750/mm³ atau trombositopenia terjadi, terapi perlu dievaluasi ulang, dihentikan sementara, atau dosis dikurangi.[5]

Lainnya

Bradikardia dapat terjadi dan mungkin membutuhkan intervensi medis. Pasien harus dimonitor untuk tanda-tanda bradikardia atau sinkop. Jika bradikardia terjadi, dosis harus dikurangi atau terapi dihentikan, dan obat lain yang dapat menurunkan detak jantung harus digunakan dengan hati-hati.

Reaksi kulit berat, seperti sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis, juga telah dilaporkan. Jika terjadi ruam kulit tingkat 2 atau 3, terapi harus dihentikan sementara atau dihentikan sepenuhnya, sedangkan reaksi tingkat 4 memerlukan penghentian permanen.

Selain itu, pasien dengan faktor risiko kejang memerlukan pemantauan intensif karena kejang, termasuk jenis tonik-klonik, telah dilaporkan pada penggunaan thalidomide, meskipun mekanismenya belum diketahui. Tumor lysis syndrome juga dapat terjadi, terutama pada pasien dengan beban tumor yang tinggi.[5]

Referensi

1. Grogan DP, Winston NR. Thalidomide. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557706/
2. Kim JH, Scialli AR. Thalidomide: the tragedy of birth defects and the effective treatment of disease. Toxicological Sciences. 2011;122(1):1-6.
3. Federal Drug Administration. Thalidomide prescribing information. 2021. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2021/020785s069lbl.p df
4. National Center for Biotechnology Information (2024). PubChem Compound Summary for CID 5426, Thalidomide. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Thalidomide.
5. American Society of Health-System Pharmacists (ASHP). Thalidomide (Monograph). 2024. https://www.drugs.com/mtm/thalidomide.html

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Thalidomide

Artikel Terkait

  • Efikasi Kemoterapi Oral pada Pasien Kanker
    Efikasi Kemoterapi Oral pada Pasien Kanker
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 9 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 9 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 3 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.