Efek Samping dan Interaksi Obat Simeprevir
Efek samping simeprevir yang paling sering adalah fotosensitivitas, ruam, pruritus, dan hiperbilirubinemia. Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah mual, konstipasi, diare, pusing, nyeri kepala, dan dispnea.[6,7]
Efek Samping
Karena simeprevir digunakan sebagai terapi kombinasi, dokter juga perlu mewaspadai efek samping dari obat lain yang digunakan bersamaan serta risiko potensiasi efek obat.
Efek samping yang sering dilaporkan terkait penggunaan simeprevir adalah ruam, pruritus, fotosensitivitas, dan hiperbilirubinemia.[6,7] Efek samping lain yang juga pernah dilaporkan adalah bradikardia simptomatik berat pada pasien yang mengonsumsi amiodarone atau golongan beta bloker.[6-8]
Efek samping yang fatal yang pernah dilaporkan adalah dekompensasi dan gagal hepar.[6,8]
Efek samping simeprevir menurut sistem organ adalah:
- Sistem saraf: sefalgia, pusing, fatigue
- Sistem respirasi: dispnea
- Sistem gastrointestinal: mual, diare, konstipasi
- Sistem intergumentum: ruam, pruritus, fotosensitivitas
- Sistem muskuloskletal: myalgia
- Darah dan sistem limfatik: hiperbilirubinemia, alkalin fosfatase meningkat
- Lainnya: insomnia[6,8,10]
Interaksi Obat
Interaksi simeprevir dengan obat tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan konsentrasi. Simeprevir dimetabolisme oleh enzim CYP3A, sehingga obat-obat yang mempengaruhi enzim ini dapat mengubah farmakokinetik ataupun meningkatkan risiko efek samping simeprevir. Beberapa obat yang berinteraksi dengan simeprevir adalah carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, rifampicin, dan ketoconazole.[4,5,9]
Tabel 2. Interaksi Obat Simeprevir
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan konsentrasi obat simeprevir | Antibiotik: erythromycin, clarithromycin Antifungal: itraconazole, ketoconazole, posaconazole, fluconazole, voriconazole Obat antiretrovirus: emtricitabine, tenofovir, darunavir, ritonavir |
Menurunkan konsentrasi obat simeprevir | Antikonvulsan: carbamazepine, oxcarbazepine, phenobarbital, phenytoin Antibiotik: rifampicin Kortikosteroid: dexamethasone Produk herbal: St. John’s wort (Hypericum perforatum) Antiretrovirus: efavirenz Antihepatitis C: daclatasvir, ledipasvir |
Meningkatkan konsentrasi obat lain | Antiaritmia: digoxin, amiodarone, disopiramide, flecanid, Antibiotik: erythromycin Calcium channel blockers: amiodarone, diltiazem, felodipine, nicardipine, nifedipine, verapamil Obat gastrointestinal: omeprazole, lansoprazole, cisapride Obat antihepatitis C: sofosbuvir, daclatasvir, ledipasvir Obat antiretrovirus: darunavir HMG Co-A reductase inhibitor: rosuvastatin, atorvastatin, simvastatin Imunosupresan: siklosporin, sirolimus Fosfodiesterase tipe 5 (PDE-5) inhibitor: sildenafil, tadalafil, vardenafil Sedatif: midazolam, triazolam |
Menurunkan konsentrasi obat lain | Imunosupresan: tacrolimus, sirolimus |