Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ribavirin
Penggunaan ribavirin pada kehamilan dihindari karena mempunyai efek samping teratogenik dan embriosidal yang signifikan pada studi hewan. Penggunaan ribavirin pada ibu menyusui belum diketahui keamanannya, keputusan untuk menyusui dipertimbangkan berdasarkan asas resiko dan manfaat (risk and benefit).[8,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori X (FDA): Menurut FDA, ribavirin masuk kategori X, di mana obat ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, resiko melebihi potensi manfaat, dan adanya opsi obat yang lebih aman. Ribavirin terbukti menimbulkan efek embriosidal dan teratogenik pada semua spesies hewan yang diuji dengan obat ini. Tercatat adanya malformasi os cranium, palatum, mata, rahang, anggota gerak, tulang, dan gastrointestinal dalam studi yang dilakukan. Insidensi dan keparahan efek teratogenik meningkat dengan peningkatan dosis obat.[8]
Kategori X (TGA): Menurut klasifikasi TGA, ribavirin masuk kategori X, di mana obat ini menunjukkan bukti sebagai teratogenik dan embriosidal pada hampir seluruh spesies yang telah dites, meskipun belum ada data penelitian pada manusia. Terdapat laporan munculnya malformasi os cranium, palatum, mata, rahang, tulang dan traktus gastrointestinal pada studi hewan. Selain itu, peluang hidup fetus juga terbukti menurun.[16]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum ada data penelitian efek obat ribavirin pada Ibu menyusui. Namun, pemberian inhalasi ribavirin diberikan langsung pada bayi untuk mengobati infeksi respiratory syncytial virus (RSV). Kadar ribavirin dalam ASI mungkin lebih sedikit dari dosis yang diberikan untuk pengobatan RSV ini. Namun untuk saat ini, tidak ada data mengenai jumlah ekskresi obat ribavirin pada ASI.[17]
Adapun, virus Hepatitis C tidak ditransmisikan melalui ASI dan ASI terbukti menginaktivasikan virus ini. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan ibu menyusui dengan infeksi HCV untuk tidak menyusukan bayinya, jika puting mengalami luka atau berdarah. Namun tidak jelas apakah rekomendasi ini juga berlaku untuk ibu menyusui dengan infeksi HCV dalam perawatan.[28]