Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Remdesivir
Penggunaan remdesivir pada wanita hamil dan menyusui belum terdapat data hasil uji klinik. Pada studi nonklinik, remdesivir menunjukkan tidak ada adverse effect pada perkembangan embrio fetal ketika diberikan pada hewan yang hamil. Akan tetapi karena belum ada studi pada manusia, remdesivir sebaiknya hanya digunakan pada kehamilan hanya jika potensi keuntungan melebihi potensi risiko pada ibu dan janin.[9,11]
Penggunaan pada Kehamilan
Belum ada studi klinik yang adekuat mengenai penggunaan remdesivir pada wanita hamil. Remdesivir sebaiknya hanya digunakan pada kehamilan jika potensi keuntungan melebihi potensi risiko. Pada studi klinik toksisitas reproduktif, remdesivir menunjukkan tidak ada adverse effect pada perkembangan embrio fetal ketika diberikan pada hewan yang hamil. Remdesivir hingga 20 mg/kg/hari diberikan secara injeksi intravena pada tikus dan kelinci hamil, pada kehamilan hari ke-6 hingga 17, dan hari ke-7 hingga 20 secara berturut-turut. Remdesivir juga diberikan pada tikus sejak hari kehamilan ke-6 hingga postpartum hari ke-20. Tidak ada adverse effect pada perkembangan embrio-fetal prenatal dan postnatal, baik pada binatang uji tikus maupun kelinci.[9,11]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak terdapat informasi terkait terdeteksinya remdesivir pada air susu ibu (ASI) manusia, efeknya pada bayi yang menyusui, atau efeknya pada produksi ASI. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa remdesivir dan metabolitnya terdeteksi pada anak anjing yang menyusui dari ibu yang mendapat remdesivir. Karena potensi transmisi virus SARS-CoV-2 ke bayi dan adverse reaction dari obat remdesivir, maka harus dipertimbangkan risk-benefit ratio yang diperoleh dengan menyusui bayi saat ibu terinfeksi COVID-19.[9,11]