Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pengawasan Klinis Remdesivir general_alomedika 2020-06-08T15:52:20+07:00 2020-06-08T15:52:20+07:00
Remdesivir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Remdesivir

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Pengawasan klinis harus dilakukan pada saat pemberian remdesivir. Remdesivir mengandung eksipien sulfobutylether-ß-cyclodextrin (SBECD) yang dikeluarkan melalui ginjal, sehingga akan terakumulasi pada penderita gangguan fungsi ginjal atau dengan penyakit ginjal kronis. Hal ini menyebabkan pemantauan fungsi ginjal perlu dilakukan. Jika eGFR berkurang ≥50%, maka harus dipertimbangkan penghentian remdesivir secara permanen. Remdesivir dapat meningkatkan enzim transaminase hepatik sehingga perlu dilakukan monitoring tes fungsi hati.[9,11,12]

Beberapa pengawasan klinis yang harus dilakukan pada pasien yang mendapatkan remdesivir adalah:

  • Infusion-related reaction dilaporkan terjadi selama pemberian remdesivir, gejalanya antara lain berupa mual, muntah, diaforesis, menggigil, dan hipotensi. Jika gejala dan tanda ini terjadi, segera hentikan pemberian remdesivir

  • Selama pemberian remdesivir perlu dilakukan pemantauan terhadap fungsi ginjal secara berkala. Apabila didapatkan tanda gangguan ginjal maka terapi remdesivir harus segera dihentikan
  • Tes fungsi hati harus dilakukan tiap hari selama pemberian Terapi dihentikan pada pasien dengan SGPT ≥5 kali di atas normal, dan dapat dimulai kembali ketika SGPT kembali <5 kali dari, batas normal. Peningkatan SGPT dapat diikuti dengan gejala dan tanda inflamasi hati atau peningkatan bilirubin terkonjugasi, alkalin fosfatase, atau INR
  • Pasien anak harus diperiksa fungsi ginjalnya secara berkala, dan terapi harus dihentikan apabila terjadi penurunan fungsi ginjal yang bermakna[9,11,12]

Referensi

9. FDA: Fact Sheet For Health Care Providers EUA of Remdesivir. Diakses dari: https://www.fda.gov/media/137566/download
11. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Maret 2020. Hal.49-51
12. European Medicine Agency. Summary on compassionate use. April 2020. Diakses dari: https://www.ema.europa.eu/en/documents/other/summary-compassionate-use-remdesivir-gilead_en.pdf

Kontraindikasi dan Peringatan Re...

Artikel Terkait

  • Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
    Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
  • Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
    Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
  • Rontgen Toraks Normal tidak Dapat Menyingkirkan COVID-19
    Rontgen Toraks Normal tidak Dapat Menyingkirkan COVID-19
  • Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
    Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
  • Azithromycin Tidak Bermanfaat sebagai Terapi COVID-19
    Azithromycin Tidak Bermanfaat sebagai Terapi COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
4 hari yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel COVID 19 yang Paling Banyak di Baca Dokter di Tahun 2022
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter,Tidak terasa ya, Dok, kita telah memasuki separuh kedua dari tahun 2022. Meskipun sempat menurun, beberapa waktu belakangan ini diketahui tingkat...
Anonymous
11 hari yang lalu
Tertular COVID-19 di tempat kerja - Kedokteran Okupasi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr. Fani SpOK.. jika tertular covid-19 di tempat kerja termasuk kecelakaan kerja?
Anonymous
03 Mei 2022
Antihipertensi pada pasien post stroke ICH dengan long COVID-19
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Selamat malam dok, ijin diskusi pasien post COVID gejala berat, kadang batuk dan sesak, terutama bila beraktivitas diluar kegiatan harian.Pasien post koma...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.