Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Ethambutol general_alomedika 2023-08-04T14:20:54+07:00 2023-08-04T14:20:54+07:00
Ethambutol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Ethambutol

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Indikasi dan dosis ethambutol diindikasikan dalam terapi tuberkulosis paru dan ekstraparu maupun infeksi non tuberculous lainnya. Pemberian ethambutol tidak dapat diberikan secara tunggal, tetapi di kombinasikan dengan obat antituberkulosis lain seperti isoniazid.

Dosis inisial ethambutol diberikan dalam dosis tunggal harian 15 mg/kgBB/hari. Pada pasien yang sudah menerima antituberkulosis sebelumnya, dosis tunggal harian ethambutol menjadi 25 mg/kgBB/hari. 60 hari setelah pemberian ethambutol, turunkan dosis menjadi 15 mg/kgBB/hari. Dosis lebih tinggi direkomendasikan untuk tatalaksana meningitis tuberkulosis. [6]

Tuberkulosis Paru

Pada pasien dengan tuberkulosis paru, pemberian ethambutol di kombinasikan dengan obat antituberkulosis lainnya. Sesuai dengan American Thoracic Society/Centers for Disease Control and Prevention/Infectious Diseases Society of America (ATS/CDC/IDSA) pemberian ethambutol dan antituberkulosis adalah sebagai berikut:.

Dosis Dewasa

Pemberian obat ethambutol berdasarkan berat badan ideal pasien. Belum tersedia rekomendasi pengobatan untuk pasien overweight  atau obesitas.

Administrasi obat ethambutol yang dipreferensikan untuk pengobatan tuberkulosis paru adalah sekali sehari.

  • 40-55 kg: 800 mg (14,5-20 mg/kgBB)
  • 56-75 kg: 1200 mg (16-21,4 mg/kgBB)
  • 76-90 kg: 1600 mg (17,8-21,1 mg/kgBB).[3]

Administrasi 5 hari per minggu dengan Directly Observed Therapy (DOT) adalah alternatif yang dapat diterima. DOT 3 kali perminggu:

  • 40-55 kg: 1200 mg (21,8-30 mg/kgBB)
  • 56-75 kg: 2000 mg (26,7-35,7 mg/kgBB)
  • 76-90 kg: 2400 mg (26,7-31,6 mg/kgBB)/[3]

DOT 2 kali perminggu:

  • 40-55 kg: 2000 mg (36,4-50 mg/kgBB)
  • 56-75 kg: 2800 mg (37,3-50 mg/kgBB)
  • 76-90 kg: 4000 mg (44,4-52,6 mg/kgBB).[3]

Regimen untuk tuberkulosis paru meliputi fase awal 2 bulan yang terdiri dari 4 obat (termasuk ethambutol) diikuti fase ikutan yang terdiri dari 2 obat (tidak meliputi ethambutol) selama 4-7 bulan. Frekuensi dan dosis ethambutol berbeda tergantung regimen terapi.[3]

Dosis Anak

Pemberian ethambutol pada anak dibawah 13 tahun masih dalam pengawasan, oleh karena sulitnya memantau efek samping dari ethambutol. Namun, WHO melaporkan dari berbagai studi bahwa pemberian ethambutol pada anak tidak menimbulkan efek samping neuritis optik dan mengurangi angka resistensi obat. Pemberian obat dimulai sejak anak usia 3 tahun keatas. [8] Akan tetapi, pemeriksaan berkala penglihatan perlu dilakukan saat awal pemberian ethambutol dan setiap bulan saat sedang kontrol.

Pemberian dosis ethambutol pada anak bergantung kepada dosis aman yang diberikan oleh klinisi dan perkembangan terkini sesuai dengan penelitian terkini. Pada tuberkulosis paru tanpa meningitis, pemberian regimen dapat ditulis seperti dibawah ini.

Regimen terapi meliputi fase intensif 4 obat selama 2 bulan diikuti fase lanjutan isoniazid dan rifampicin selama 4-7 bulan.

Sekali sehari atau DOT 5 kali perminggu:

  • Bayi, anak, remaja <15 tahun BB <40 kg: oral 20 mg/kgBB/dosis sekali sehari atau DOT 5 kali perminggu. Range yang disarankan 15-25 mg/kgBB/dosis.
  • Anak dan remaja <15 tahun BB ≥40 kg atau remaja ≥15 tahun:
  • 40-55 kg: 800 mg (14,5-20 mg/kgBB/dosis) sekali sehari atau DOT 5 kali perminggu
  • 56-75 kg: 1200 mg (16-21,4 mg/kgBB/dosis) sekali sehari atau DOT 5 kali perminggu
  • 76-90 kg: 1600 mg (17,8-21,1 mg/kgBB/dosis) sekali sehari atau DOT 5 kali perminggu.[3]

DOT 3 kali seminggu, regimen 3 kali seminggu lebih efektif daripada 2 kali seminggu.

  • Bayi, anak, remaja berat <40 kg: oral: 50 mg/kgBB/dosis 3 kali seminggu
  • Anak dan remaja berat ≥40 kg: oral:
  • 40-55 kg: 1200 mg (21,8-30 mg/kgBB/dosis) 3 kali seminggu
  • 56-75 kg: 2000 mg (26,7-35,7 mg/kgBB/dosis) 3 kali seminggu
  • 76-90 kg: 2400 mg (26,7-31,6 mg/kgBB/dosis) 3 kali seminggu.[3]

DOT 2 kali seminggu, tidak direkomendasikan. Regimen tidak boleh digunakan pada pasien HIV atau pasien dengan smear positif dan/atau penyakit kavitasi. Terapi ini hanya dapat diberikan setelah regimen fase intensif 2 minggu sekali sehari (atau 5 kali seminggu).[3]

Bila terlewat, dosis menyerupai dosis seminggu sekali yang telah terbukti inferior dan diasosiasikan dengan kegagalan terapi, relaps, dan terbentuknya resistensi obat.[3]

Bayi, anak, remaja <15 tahun, berat <40 kg : oral: 50 mg/kgBB/dosis 2 kali seminggu

Anak dan remaja <15 tahun berat ≥40 kg atau remaja ≥15 tahun, oral:

  • 40-55 kg: 2000 mg (36,4-50 mg/kg/dosis) 2 kali seminggu
  • 56-75 kg: 2800 mg (37,3-50 mg/kg/dosis) 2 kali seminggu
  • 76-90 kg: 4000 mg (44,4-52,6 mg/kg/dosis) 2 kali seminggu

Pada meningitis tuberkulosis (rentan obat), ethambutol diberikan dengan cara fase inisial 4 obat selama 2 bulan, diikuti regimen 2 obat (tanpa ethambutol) selama 7-10 bulan. Direkomendasikan terapi kortikosteroid tambahan dengan tapering-off selama 6-8 minggu.[3]

Pengobatan tuberkulosis ekstraparu seperti osteomyelitis tuberkulosis, umumnya sama dengan tatalaksana tuberkulosis paru.

Mycobacterium Avium Complex

Pemberian ethambutol diberikan sesuai dengan dosis anak dan dewasa:

Dosis Dewasa

Ethambutol merupakan bagian dari pengobatan MAC. Pada penyakit nodular/bronkiektasis dapat diberikan sebanyak 25 mg/kgBB 3 kali seminggu dikombinasikan dengan regimen makrolid (azithromycin atau clarithromycin) dan rifampicin 3 kali seminggu. Terapi dilanjutkan hingga hasil kultur negatif dalam terapi selama 1 tahun. Tidak direkomendasikan untuk penyakit paru yang parah atau telah mendapatkan terapi sebelumnya.[3]

Pada penyakit nodular/bronkiektasis parah atau fibrocavity dapat diberikan 15 mg/kg sekali sehari dikombinasikan dengan makrolid (azithromycin atau clarithromycin) dan rifampicin (rifampicin atau rifabutin) harian. Terapi dilanjutkan hingga hasil kultur negatif dalam terapi selama 1 tahun. Dapat dipertimbangkan untuk menambahkan amikacin atau streptomisin 3 kali seminggu pada awal terapi.[3]

Selain itu, pada diseminasi pada pasien terinfeksi HIV: 15 mg/kgBB sekali sehari dikombinasikan dengan makrolid (azitromisin atau klaritromisin). Terapi dapat dihentikan saat pasien:

  • Menyelesaikan terapi ≥12 bulan
  • Tidak menunjukkan tanda dan gejala penyakit MAC
  • Dapat mempertahankan CD4 <100 sel/mm3 (>6 bulan) sebagai respons terhadap ART.[3]

Penambahan obat ke-3 atau ke-4 dipertimbangkan pada pasien dengan imunosupresi lanjut, mycobacterial load yang tinggi, atau tanpa terapi ART yang efektif.[3]

Dosis Anak

MAC pada Pasien Terekspos HIV/HIV Positif:

Dosis ethambutol pada pasien anak yang terekspos HIV atau HIV positif adalah

  • Bayi dan anak : 15-25 mg/kg/dosis sekali sehari. Dosis maksimal 2500 mg/dosis. Berikan bersama clarithromycin atau azithromycin. Untuk penyakit parah dapat ditambahkan rifabutin
  • Remaja: 15 mg/kg/dosis sekali sehari dikombinasikan dengan klaritromisin atau azitromisin.

Terapi supresif kronik pada bayi dan anak dapat diberikan pada dosis 15-25 mg/kg/dosis sekali sehari. Dosis maksimal 2500 mg/dosis dengan clarithromycin atau azithromycin dengan/tanpa rifabutin. [3]

Penyakit Mycobacterial Nontuberkulosis (Mycobacterium kansasii)

Pemberian ethambutol diberikan sesuai dengan dosis anak dan dewasa:

Dosis Dewasa

Pada penyakit yang terinfeksi M. Kansasii dapat diberikan dengan dosis 15 mg/kgBB/hari dikombinasikan dengan rifampicin dan isoniazid atau clarithromycin selama durasi yang melibatkan 12 bulan kultur sputum negatif.[3]

Dosis Anak

Pada infeksi Mycobacterial nontuberkulosis dapat diberikan dengan dosis sebagai berikut : bayi, anak, dan remaja: 15-25 mg/kgBB/dosis sekali sehari. Dosis maksimal 2500 mg/dosis.[3]

Referensi

3. Drugs.com. Ethambutol. 19 April 2019. Diunduh dari https://www.drugs.com/ppa/ethambutol.html (Diakses tanggal 12 Agustus 2019)
6. US Food & Drug Administration. FDA approved drug products. Diunduh dari https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/daf/index.cfm?event=overview.process&ApplNo=076057 (Diakses tanggal 13 Agustus 2019)
8. World Health Organization. Ethambutol efficacy and Toxicity: Literature review and recommendations for daily abd intermittent dosage in children. 2006. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26060412

Formulasi Ethambutol
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.