Efek Samping dan Interaksi Obat Faropenem
Seperti halnya obat-obatan beta laktam lainnya, efek samping faropenem yang paling sering adalah gejala gastrointestinal seperti diare dan mual. Faropenem memiliki interaksi obat dengan furosemide, probenesid, indometacin, dan berbagai kombinasi obat lain.
Efek Samping
Efek samping tersering pada pemberian faropenem adalah gejala gastrointestinal seperti diare dan mual. Pada berbagai uji klinis, risiko terjadinya diare berkisar antara 2,5-7,5%. [2,4,5]
Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah:
- Gastrointestinal : diare, nyeri perut, mual
- Dermatologi : ruam, gatal pada seluruh tubuh, eritema
- Lainnya : demam [14-16]
Efek samping lain yang jarang terjadi, namun cukup berbahaya antara lai :
- Reaksi alergi : syok, anafilaksis, toxic eidermal necrolysis
- Gangguan hepar : peningkatan bilirubin dan enzim hepar
- Pneumonia interstisial, dengan gejala berupa sesak napas, batuk kering, demam
- Rhabdomyolisis, dengan gejala berupa nyeri, kebas, atau kelemahan pada otot-otot ekstremitas, pundak, dan pinggang bawah [2,14-16]
Interaksi Obat
Faropenem memiliki interaksi obat dengan furosemide, probenesid, indometacin, dan berbagai obat lain. [17-19]
Obat Anionik
Kombinasi faropenem dengan obat-obatan anionik seperti furosemide, probenesid, dan indometacin, dapat menurunkan ekskresi faropenem, sehingga menyebabkan toksisitas pada ginjal. [17,19]
Kombinasi Imipenem dan Cilastatin
Pada uji hewan coba (tikus), konsentrasi faropenem meningkat di dalam darah pada penggunaan bersamaan dengan imipenem dan cilastatin, yang kemungkinan disebabkan oleh gangguan pada fermentasi metabolik oleh cilastatin. [19]
Asam Valproat
Penggunaan bersamaan dengan faropenem mengakibatkan penurunan konsentrasi asam valproat di dalam darah, sehingga mengakibatkan rekurensi kejang epileptik. [18,19]