Pengawasan Klinis Faropenem
Pengawasan klinis pada penggunaan faropenem berhubungan dengan efek obat ini terhadap fungsi hepar, serta adanya risiko kondisi seperti rabdomiolisis dan pneumonia interstisial.
Pengawasan Umum
Pengawasan terhadap gejala dan tanda efek samping seperti diare, nyeri perut, mual, gatal, demam, ruam, dan eritema dapat dilakukan selama masa pengobatan. Pasien sebaiknya diedukasi mengenai gejala dan tanda dari efek samping tersebut. Gejala lain seperti keringat dingin, kesulitan bernapas, ikterus, demam, erosi pada bibir, sesak napas, nyeri, kebas, atau kelemahan otot merupakan indikasi untuk menghentikan pengobatan. [19]
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di antaranya SGOT, SGPT, dan bilirubin untuk mendeteksi adanya gangguan hepar, seperti sirosis hepatis dan hepatitis B, Tidak ada anjuran khusus mengenai pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan sesuai dengan kondisi klinis pasien.
Pemeriksaan rontgen dada dapat dilakukan sebelum konsumsi obat pertama kali, sebagai perbandingan jika pasien mengalami efek samping seperti pneumonia interstisial.[17]