Farmakologi Karbon Aktif
Farmakologi karbon aktif adalah dengan mengurangi penyerapan zat racun di saluran pencernaan, sehingga menurunkan efek racun secara sistemik.
Farmakodinamik
Farmakodinamik karbon aktif dapat mencegah absorbsi zat di dalam saluran pencernaan sehingga dapat mengurangi risiko penyerapan zat toksik ke seluruh tubuh. Karbon aktif dapat digunakan untuk menyerap (adsorbent) berbagai macam zat yang masuk ke dalam saluran pencernaan kecuali hidrokarbon, logam berat, alkohol, serta zat asam dan zat basa. Efektivitas karbon aktif dipengaruhi oleh jenis zat yang tertelan, volume dan pH cairan lambung dan intestinal serta ada tidaknya makanan/zat lain yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi kemampuan penyerapan karbon aktif. [2]
Karbon aktif memiliki pori-pori di permukaannya yang terbentuk dari pemanasan dan pengaliran gas oksidasi sehingga dapat digunakan untuk menyerap dan mengikat zat lain. Besar pori-pori ini mempengaruhi daya penyerapan toksin yang dapat diadsorpsi.[9] Karbon aktif berguna sebagai adsorben pada kasus diare akibat bakteri karena dapat menyerap endotoksin bakteri.
Pemberian karbon aktif dengan dosis tunggal (single dose activated charcoal / SDAC) lebih efektif bila diberikan dalam 1 jam setelah tertelan zat toksik atau keracunan obat tertentu. Efektivitas karbon aktif yang diberikan lebih dari 1 jam masih bisa optimal bila yang tertelan adalah obat yang dapat memperlambat kerja saluran cerna seperti obat antikolinergik, opioid dan salisilat.[10]
Karbon aktif dapat digunakan untuk mengurangi penyerapan obat pada intoksikasi akut obat salisilat sebesar 40%, ampisilin sebesar 57% dan paracetamol sebesar 7,7% hingga 56%, bergantung pada jam pemberian.[11,12,13]
Karbon aktif sebagai antidot non spesifik dapat diberikan dengan dosis tunggal maupun dengan dosis multipel. Pemberian karbon aktif dengan dosis multipel (multiple dose activated charcoal / MDAC) berdasarkan teori, setelah obat diabsorpsi maka obat akan masuk ke dalam usus halus dengan cara difusi pasif bila konsentrasi di tempat tersebut lebih rendah dari darah. Dengan pemberian karbon aktif secara berkala maka konsentrasi pada usus halus akan terjaga sehingga obat atau racun tersebut tidak bisa masuk ke dalam usus halus kemudian diikat atau diserap oleh karbon aktif.
Penggunaan karbon aktif dengan dosis multipel juga dapat memberikan manfaat bila obat/zat dalam jumlah banyak, zat dipecah dalam waktu lama (misalnya obat dalam bentuk kapsul/tablet salut), dan ketika reabsorpsi obat dapat dicegah (misalnya reabsorbsi benzodiazepine melalui sirkulasi enterohepatik). Karbon aktif dapat menghambat atau menginterupsi sirkulasi enterohepatik sehingga dapat meningkatkan eliminasi zat toksik keluar tubuh. Proses ini dinamakan dialisis saluran pencernaan. [14]
Farmakokinetik
Beberapa aspek farmakokinetik karbon aktif adalah :
- Karbon aktif tidak dapat diabsorpsi/diserap oleh saluran pencernaan.
- Karbon aktif tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh.
- Karbon aktif dikeluarkan melalui feses dalam bentuk tidak berubah.