Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Isofluran general_alomedika 2020-02-04T16:31:37+07:00 2020-02-04T16:31:37+07:00
Isofluran
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Isofluran

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Farmakologi isofluran, seperti halnya anestesi umum lain, adalah untuk menginduksi amnesia, penurunan kesadaran, dan imobilitas pada stimulus nyeri. Namun, hal-hal ini bersifat reversibel dan akan kembali setelah pemberian dihentikan. [4]

Isofluran memiliki efek sistemik ke berbagai sistem organ, seperti kardiovaskular, sistem saraf pusat, hepar, dan renal. Hal ini yang menyebabkan isofluran dapat mempengaruhi hemodinamik pasien, sehingga dalam penggunaannya perlu dilakukan kontrol dan pemantauan ketat. [6,7]

Hanya sebagian kecil isofluran yang masuk ke dalam tubuh dan dimetabolisme di hati. Sebagian besar nantinya akan dieliminasi lewat paru, atau untuk yang sudah dimetabolisme akan diekskresi lewat urine. [7,9,10]

Farmakodinamik

Sebagai bagian dari anestesi umum, isofluran bekerja pada berbagai organ dan memberikan efek sistemik. Efek pada berbagai organ ini juga dipengaruhi oleh konsentrasi isofluran yang masuk dalam udara inhalasi pasien.

Secara umum, isofluran menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sistemik. Selain itu, isofluran bekerja sinergis dengan reseptor GABA tipe a dan menghambat reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA). Pada ginjal, isofluran memberikan efek vasodilatasi namun tidak menyebabkan perubahan fungsi ginjal yang signifikan. [6,7,11]

Sistem Kardiovaskular

Isofluran mengurangi aktivitas inotropik jantung. Pada dosis rendah-sedang (0,5%-1,5% Minimum Alveolar Concentration) dapat mengganggu kontraktilitas miokardium pada pasien dengan gagal jantung. Hal ini terjadi karena pada dosis tersebut, isofluran mengurangi kemampuan miofilamen untuk berespon terhadap ion kalsium (Ca2+). [7,12,13]

Pada pasien dengan penyakit jantung iskemik, efek vasodilatasi juga akan menyebabkan dilatasi arteri koroner yang secara teoritis mengalihkan aliran darah dari bagian yang stenosis ke bagian yang normal. Hal ini dikenal dengan coronary steal. Namun, masih terdapat perdebatan terkait hal ini. [6,7]

Isofluran memiliki efek vasodilatasi yang menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik dengan cara mengurangi Mean arterial Pressure (MAP). Hal ini menyebabkan preload dan cardiac output jantung menurun. Namun, dengan efek stimulasi ringan beta adrenergik oleh isofluran, hal ini dikompensasi dengan meningkatnya denyut jantung. Efek ini bersifat dose-dependent, sehingga pada dosis yang lebih tinggi akan menyebabkan penurunan tekanan darah diikuti dengan takikardia. [2,7,13,14]

Sistem Respirasi

Isofluran pada sistem respirasi dapat mengurangi volume tidal dan sedikit peningkatan laju respirasi, sehingga mengurangi banyaknya udara yang “masuk” dan “keluar” dari paru per menit (minute ventilation/MV). Menurunnya MV secara teoritis dapat menyebabkan peningkatan PaCO2. Akumulasi karbon dioksida dapat menyebabkan depresi pernapasan, namun efek ini bergantung pada konsentrasinya dalam darah. [9,13]

Isofluran memiliki bau menyengat yang dapat mengiritasi jalan napas dan menyebabkan laringospasme, sehingga anestesi inhalasi ini tidak direkomendasikan pada pasien anak. [3,7,15,16]

Isofluran memiliki efek bronkodilatasi. Feria et al. bahkan menemukan bahwa isofluran dapat menjadi terapi opsional untuk status asthmatikus, namun studi ini merupakan studi kecil yang masih harus dikembangkan dan belum dapat diterapkan sebagai pedoman klinis. [17]

Sistem Saraf Pusat

Pada konsentrasi > 1 MAC, isofluran dapat meningkatkan aliran darah otak dan tekanan intrakranial, hal ini dapat ditoleransi dengan menginduksi hiperventilasi. Isofluran dapat mengurangi kebutuhan oksigen untuk metabolisme sistem saraf pusat. Pada kadar 2 MAC, isofluran dapat memproduksi silent elektroensefalogram (EEG). [13]

Isofluran bekerja sinergis dengan reseptor GABA tipe a dan menghambat reseptor NMDA. Pemberian isofluran pada EEG akan terlihat adanya produksi gelombang theta yang kuat (5-9 Hz) yang mana hal ini mirip dengan fase Rapid Eye Movement (REM). Selain itu, isofluran juga menghambat impuls eferen di medulla spinalis sehingga mengurangi “respon bergerak” yang ditimbulkan akibat rasa nyeri. [18-22]

Isofluran memiliki efek penurunan kesadaran dengan cara menghambat impuls dopaminergik di area ventral tegmental. Isofluran juga menginduksi terjadinya amnesia anterograde dengan cara mengurangi kerja brain-derived neurotrophic factor (BDNF) dan reseptor tyrosine kinase B (TrkB). Vasodilatasi yang ditimbulkan oleh isofluran pada pembuluh darah serebral akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial serta penurunan aliran darah serta metabolismenya. [12,13,20,22]

Isofluran mempengaruhi aktivitas korteks otak. Pengaruh ini terjadi sesuai dengan dosis yang diberikan, dimana pada konsentrasi yang lebih tinggi akan menyebabkan penurunan aktivitas, yang ditandai dengan periode hipereksitasi dan diikuti dengan periode supresi  yang lebih panjang. [18,19]

Hepar

Hepar menerima 25% dari CO2, yang berasal dari 75% vena portalis dan 25% vena hepatika. Dengan menurunnya CO2 pada pemberian isofluran, maka aliran darah hepar dan uptake oksigen hepar juga menurun. Namun, perfusi oksigen tetap dipertahankan dengan adanya vasodilatasi. [23,24]

Gangguan hepar yang ditimbulkan dengan pemberian isofluran biasanya tidak sampai menyebabkan peningkatan penanda fungsi hati. [7,25,26]

Pada kasus jarang, dapat terjadi hepatitis setelah pemberian isofluran. Isofluran hepatitis kemungkinan disebabkan karena adanya hipersensitivitas silang dengan halotan atau anestesi inhalasi lainnya. Hasil metabolit isofluran, yaitu asam trifluoroasetat (trifluoroacetic acid/TFA), dapat bereaksi dengan protein intraselular yang dapat menginduksi reaksi imun dan menyebabkan kerusakan hepar seperti pada penggunaan halotan. Pada keadaan ini akan terjadi peningkatan enzim hati. [22,25]

Ginjal

Pada hewan percobaan, isofluran meningkatkan aliran darah renal, glomerular filtration rate (GFR), dan urine output (UO) dengan cara menyebabkan vasodilatasi sedang pada area kortikomedular. Namun, hal ini tidak sampai menyebabkan perubahan struktural. Walaupun terjadi, biasanya hanya pada saat pemberian isofluran sampai dengan 6-24 jam setelahnya. Namun, isofluran tidak menyebabkan gangguan pada filtrasi, reabsorpsi, dan proses transport urine. [11]

Isoluran dapat meningkatkan kadar fluorida dan TFA dalam darah, namun tidak bersifat nefrotoksik. Hal ini terbukti dengan tidak adanya penurunan fungsi ginjal pada pemeriksaan laboratorium. [7,23]

Farmakokinetik

Isofluran merupakan anestesi inhalasi yang farmakokinetiknya dipengaruhi oleh solubilitas gas/darah, tekanan gas relatif pada udara pernapasan, kecepatan ventilasi, dan banyaknya aliran darah ke paru. [2]

Solubilitas gas/darah isofluran lebih tinggi daripada anestesi inhalasi lainnya (sevofluran dan desfluran), sehingga decrement time lebih tinggi dan waktu pemulihan akan lebih lama dengan isofluran. Isofluran biasanya dikombinasi dengan gas lain sebagai “gas pembawa”, seperti N2O, untuk mengurangi persentase MAC. [2,27]

Absorpsi

Isofluran yang masuk ke dalam saluran pernapasan akan diabsorpsi di membran alveolus kemudian didistribusikan ke berbagai organ. Uptake isofluran tergantung dari konsentrasi gas yang diinspirasi. Apabila konsentrasi gas yang diinspirasi lebih tinggi, maka konsentrasinya dalam pembuluh darah juga akan lebih tinggi. [14,28]

Distribusi

Isofluran didistribusikan ke berbagai sistem organ, seperti kardiovaskular, sistem saraf pusat, hepar, dan renal. Belum diketahui apakah obat ini diekskresikan ke ASI. [14,28]

Metabolisme

Sebanyak kurang lebih 0,2-1% isofluran yang masuk ke dalam tubuh dimetabolisme di hepar menjadi TFA oleh sitokrom P450 CYP 2E1. Hasil metabolisme ini dapat berikatan dengan berbagai protein sitoplasma dan berpotensi imunogenik pada beberapa orang, sehingga memicu terjadinya reaksi antigen-antibodi. Namun pada kebanyakan orang, toksisitas hasil metabolit isofluran sangat kecil. [9,25,29,30]

Eliminasi

Eliminasi isofluran terjadi lewat udara ekspirasi (dari paru) dalam beberapa menit setelah pemberian, dan sebagian kecil yang telah dimetabolisme diekskresi lewat urine. [7,9,10]

Tabel 1. Farmakokinetik Isofluran

Onset Cepat (7-10 menit) [31]
Durasi Pendek (tergantung konsentrasinya dalam darah) [31]
MAC (Minimum Alveolar Concentration) 1,15-1,3% [22,31]
Metabolisme Hepar (0,2%) [22,31]

Referensi

2. Akhondzadeh R, Ghomeishi A, Soltani F, et al. The Effect of Different Doses of Isoflurane on Hemodynamic Changes and Bleeding in Patients Undergoing Endoscopic Sinus Surgery under General Anesthesia. Anesthesiol Pain Med. 2019 Feb 28;9(1). Available from: http://anesthpain.com/en/articles/57864.html
4. Food and Drug Administration (FDA). Forane (Isoflurane, USP). Liquid for Inhalation. 2018. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2010/017624s036lbl.pdf
6. Crystal GJ. Isoflurane and the Coronary Steal Controversy of the 1980s: Origin, Resolution, and Legacy. J Anesth Hist. 2017 Apr;3(2):56–62.
7. Jerath A, Parotto M, Wasowicz M, et al. Volatile Anesthetics. Is a New Player Emerging in Critical Care Sedation? Am J Respir Crit Care Med. 2016 Mar 22;193(11):1202–12.
9. Yakan S, Aksoy O. Comparison of the Effects of Isoflurane and Sevoflurane General Anaesthesia after Induction by Propofol on Clinical and Physiological Measurements in Calves. Acta Sci Vet. 2019 May 23;47. Available from: https://seer.ufrgs.br/ActaScientiaeVeterinariae/article/view/92279
10. Lehmann F, Müller M, Zimmermann J, et al. Inhalational Isoflurane Sedation in Patients with Decompressive Craniectomy Suffering from Severe Subarachnoid Hemorrhage: A Case Series. J Neuroanaesth Crit Care. 2019 Aug 29; Available from: http://www.thieme-connect.de/DOI/DOI?10.1055/s-0039-1693525
11. Ruxanda F, MICLĂUŞ V, Rus V, et al. Impact of Isoflurane and Sevoflurane Anesthesia on Kidney Structure and Function in Rats. Bull UASVM Vet Med. 2014 Nov 28;71:343–8.
12. Meng T, Ren X, Chen X, et al. Anesthetic Agents Isoflurane and Propofol Decrease Maximal Ca2+-Activated Force and Thus Contractility in the Failing Myocardium. J Pharmacol Exp Ther. 2019 Dec 1;371(3):615–23.
13. Hawkley TF, Maani CV. Isoflurane. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532957/
14. Kassiri N, Seyed A, Rashidi F, et al. Inhalational anesthetics agents: The pharmacokinetic, pharmacodynamics, and their effects on human body. BBJR. 2018;2(3):173–7.
15. Ganjoo P, Kapoor I. Chapter 6 - Neuropharmacology. In: Prabhakar H, editor. Essentials of Neuroanesthesia. Academic Press; 2017. p. 103–22. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128052990000063
16. TerRiet MF, DeSouza GJA, Jacobs JS, et al. Which is most pungent: isoflurane, sevoflurane or desflurane? BJA Br J Anaesth. 2000 Aug 1;85(2):305–7.
17. Feria OP, Gazzaneo M. P219 Isoflurane therapy for severe refractory status asthmaticus in children. Ann Allergy Asthma Immunol. 2017 Nov 1;119(5):S55.
18. Gent T, Adamantidis A. Anaesthesia and sleep: Where are we now? Clin Transl Neurosci. 2017 Jun 1;1(1):2514183X17726281.
19. Michelson NJ, Kozai TDY. Isoflurane and ketamine differentially influence spontaneous and evoked laminar electrophysiology in mouse V1. J Neurophysiol. 2018 Aug 1;120(5):2232–45.
20. Cho H-J, Sung Y-H, Lee S-H, et al. Isoflurane Induces Transient Anterograde Amnesia through Suppression of Brain-Derived Neurotrophic Factor in Hippocampus. J Korean Neurosurg Soc. 2013 Mar;53(3):139–44.
21. Torturo CL, Zhou Z-Y, Ryan TA, et al. Isoflurane Inhibits Dopaminergic Synaptic Vesicle Exocytosis Coupled to CaV2.1 and CaV2.2 in Rat Midbrain Neurons. eNeuro. 2019 Jan 24;6(1). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6345200/
22. Khan KS, Hayes I, Buggy DJ. Pharmacology of anaesthetic agents II: inhalation anaesthetic agents. Contin Educ Anaesth Crit Care Pain. 2014 Jun 1;14(3):106–11.
23. Dalal A, Lang JDJ. Anesthetic Considerations for Patients with Liver Disease. Hepatic Surg. 2013 Feb 13; Available from: https://www.intechopen.com/books/hepatic-surgery/anesthetic-considerations-for-patients-with-liver-disease
24. Gatecel C, Losser M-R, Payen D. The Postoperative Effects of Halothane Versus Isoflurane on Hepatic Artery and Portal Vein Blood Flow in Humans. Anesth Analg. 2003 Apr 1;96:740–5, table of contents.
25. Nishiyama T. Effects of repeat exposure to inhalation anesthetics on liver and renal function. J Anaesthesiol Clin Pharmacol. 2013 Jan 1;29(1):83.
26. Topal A, Gül N, Ilcol Y, et al. Hepatic Effects of Halothane, Isoflurane or Sevoflurane Anaesthesia in Dogs. J Vet Med A Physiol Pathol Clin Med. 2004 Jan 1;50:530–3.
27. Mraovic B, Simurina T, Gan TJ. Nitrous oxide added at the end of isoflurane anesthesia hastens early recovery without increasing the risk for postoperative nausea and vomiting: a randomized clinical trial. Can J Anesth Can Anesth. 2018 Feb 1;65(2):162–9.
28. Lu C-C, Ho S-T, Wong C-S, et al. Pharmacokinetics of Isoflurane: Uptake in the Body. Pharmacology. 2003;69(3):132–7.
29. Isoflurane. In: LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury. Bethesda (MD): National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2018. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548501/
30. Kharasch ED, Hankins DC, Cox K. Clinical Isoflurane Metabolism by Cytochrome P450 2E1. Anesthesiol J Am Soc Anesthesiol. 1999 Mar 1;90(3):766–71.
31. Forane (isoflurane) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more. Available from: https://reference.medscape.com/drug/forane-isoflurane-343097#10

Pendahuluan Isofluran
Formulasi Isofluran
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 16:55
Tatalaksana pasien CHF dengan dehidrasi - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. JP izin Tanya, pada tatalaksana pasien CHF diperlukan retriksi cairan dan terapi diuretik. Namun pada kondisi tertentu seperti pada pasien...
Anonymous
Kemarin, 16:54
Tapering off penggunaan betablocker - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpJP,Ijin bertanya dok, untuk penggunaan betablocker tappering off yang baik bagaimana ya dok?Terimakasih 
Anonymous
Kemarin, 16:47
Hipertensi pada ADHD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, saya punta pasien remaja usia 17 tahun, laki2 ADHD.. setiap di tensi 150/90.. bagaimana penanganannya? apakah mungkin white coat hypertension?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.