Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Oxycodone general_alomedika 2023-02-23T09:40:12+07:00 2023-02-23T09:40:12+07:00
Oxycodone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Oxycodone

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Penggunaan oxycodone atau oksikodon pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan.  Oxycodone dapat memberikan efek putus obat pada janin yang dikandung atau bayi yang menyusu.[4-6]

Penggunaan pada Kehamilan

Food and Drug Administration (FDA) memasukkan oxycodone ke dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin

Therapeutic Goods Administration (TGA) juga memasukkan oxycodone dalam kategori C. Berdasarkan mekanisme aksinya, obat diduga dapat memberikan efek buruk pada fetus manusia atau neonatus, namun tidak menyebabkan malformasi.

Opioid diketahui melewati plasenta dan dapat menyebabkan depresi napas. Penggunaan oxycodone juga dapat memperpanjang persalinan karena menurunkan kontraksi uterus.

Penggunaan oxycodone untuk ibu hamil dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan neonatal abstinence syndrome. Gejalanya mencakup gejala otonom (demam, ketidakstabilan temperatur), gastrointestinal (diare, muntah), dan neurologi (hiperaktif, high-pitched crying, peningkatan tonus otot, gangguan pola tidur).

Selain itu, konsumsi oxycodone saat hamil juga dihubungkan dengan kelainan kongenital, gangguan perkembangan fetus, still birth, dan persalinan preterm.[5,6,10]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Penggunaan oxycodone pada ibu menyusui tidak disarankan. Tikus yang diberi oxycodone saat menyusui menunjukkan anak yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil. Ukuran tubuh kembali normal setelah menyusui dihentikan. Pada manusia, oxycodone diketahui diekskresikan ke ASI, sehingga pemberian pada ibu menyusui dapat menyebabkan sedasi dan depresi napas pada infant.[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. Pusat Informasi Obat Nasional. Oksikodon Hidroklorida. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2020. http://pionas.pom.go.id/monografi/oksikodon-hidroklorida
5. FDA. Oxycontin. 2015. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2015/022272s027lbl.pdf
6. Drugs.com. Oxycodone. 2021. https://www.drugs.com/oxycodone.html
10. Medscape. Oxycodone. 2023. https://reference.medscape.com/drug/oxycontin-xtampza-er-oksikodon-343321#10

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ox...

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
    Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...
Anonymous
Dibalas 17 Februari 2025, 10:39
Nyeri di pangkal paha luar sejak 2 minggu tanpa bengkak dan deformitas pada pasien wanita 55 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter senior dan teman sejawat sekalian. Ijin konsul dok, saya memiliki pasien dengan nyeri di pangkal paha luar sudah 2mingguan. Tidak ada bengkak...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 12:20
Penggunaan Neuralgin dan Asam Mefenamat secara bersamaan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, saya pernah mendapatkan kasus pasien nyeri otot pinggang karena salah posisi ketika duduk. Lalu pasien diberikan Neuralgin dan Asam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.