Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Metamizole general_alomedika 2020-03-11T16:03:32+07:00 2020-03-11T16:03:32+07:00
Metamizole
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Metamizole

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Farmakologi metamizole merupakan obat dengan inhibisi siklooksigenase dan aktivasi sistem opioidergik dan kanabinoid, serta inhibisi pelepasan Ca2+ intraseluler.

Farmakodinamik

Keseluruhan farmakodinamik metamizole belum diketahui secara pasti. Diduga bahwa metamizole dan metabolit utamanya,4-methyl-amino-antipyrine (MAA) memberi efek analgesik dengan bekerja di sentral dan perifer. Selain itu, metamizole juga bekerja sebagai antipiretik dan spasmolitik.[3,8,10]

Di perifer, metamizole menginhibisi siklooksigenase (COX), mengakibatkan perubahan metabolisme asam arakidonat dan inhibisi sintesis prostaglandin. Metamizole juga menghambat agregasi platelet dan menurunkan sintesis tromboksan A2 (TXA2).

Mekanisme kerja metamizole di sentral diduga berupa inhibisi COX-3 dan aktivasi sistem opioidergik dan kanabinoid. Metamizole menekan pain-evoked potential di neuron thalamus, meskipun tidak seefektif obat morfin.[3,4,8,11]

Metamizole bekerja sebagai antipiretik dengan memblok kedua jalur demam yang diinduksi lipopolisakarida, yakni jalur yang dependen dan independen terhadap prostaglandin. Mekanisme antipiretik tersebut berbeda dengan obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.[3]

Mekanisme spasmolitik metamizole berkaitan dengan reduksi sintesis inositol fosfat, yang mengakibatkan inhibisi pelepasan Ca2+ intraseluler.[3,4]

Farmakokinetik

Farmakokinetik metamizole cukup baik dengan bioavailabilitas yang tinggi.

Absorpsi

Pada pemberian oral, metamizole dihidrolisis dengan cepat menjadi MAA dalam asam lambung, dan diabsorpsi dalam bentuk tersebut. Bioavailabilitas MAA 85% pada pemberian oral (tablet), 54% untuk suppositoria, dan 87% pada injeksi intramuskular.[3,12]

Konsentrasi puncak MAA dalam plasma (Cmax) dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Cmax (tmax) tidak berbeda secara signifikan baik pada pemberian per oral maupun injeksi intramuskular. Sedangkan absorpsi melalui suppositoria lebih lambat dan tidak lengkap.[3,12]

Setelah pemberian oral, tmax akan dicapai antara 1,2-2 jam. Mengonsumsi tablet metamizole bersamaan dengan makanan sedikit memperlambat tmax MAA, namun perbedaannya tidak signifikan.[12]

Distribusi

Metabolit utama metamizole adalah MAA, 4-amino-antipyrine (AA), 4-acetyl-amino-antipyrine (AAA), dan 4-formyl-amino-antipyrine (FAA). Keempatnya dapat menembus sawar darah otak. Tidak ada metabolit utama metamizole yang terikat secara ekstensif pada protein plasma. Rerata keterikatan metabolit utama metamizole pada plasma kurang dari 60%. Volume distribusi MAA adalah 1,15 liter/kgBB.[3,12]

Metabolisme

Metamizole dimetabolisme dengan waktu paruh 16 menit menjadi MAA. MAA dimetabolisme lebih lanjut di hepar dengan waktu paruh 2,6-3,5 jam menjadi FAA (bentuk metabolit akhir) dan AA. Kemudian AA mengalami proses asetilasi menjadi AAA oleh N-acetyl-transferase polimorfik.[3,12]

MAA dan AA mengalami transformasi lebih lanjut menjadi arachidonoyl amide aktif dengan bantuan fatty acid amide hydrolase (FAAH), sebuah enzim yang terdapat dalam konsentrasi tinggi di hepar dan otak.[3]

Eliminasi

Metamizole diekskresi melalui urine dalam bentuk metabolit, terutama AAA dan FAA. Klirens ginjal keempat metabolit utama berkisar antara 3-70 mL/menit. Persentase rerata dosis metabolit dalam urine setelah pemberian per oral adalah 2-4% untuk MAA, 5-9% untuk AA, 21-27% untuk AAA, dan 11-23% untuk FAA.[12]

Pada lansia, klirens MAA berkurang sebanyak 33%. Pada pasien dengan sirosis hepatis, klirens keempat metabolit menurun secara umum. Sedangkan pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, terdapat penurunan signifikan ekskresi AAA dan FAA.[12]

Referensi

3.A. Jasiecka, T. Maślanka, and J.J. Jaroszewski, Pharmacological characteristics of metamizole, Polish Journal of Veterinary Sciences, 2014, 17(1):207-214. DOI 10.2478/pjvs-2014-0030
4.U.S. National Library of Medicine, Compound Summary: Metamizole, 2020. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Metamizole
8.Eurupean Medicines Agency, Assessment report: metamizole-containing medicinal products, 2018. https://www.ema.europa.eu/en/documents/referral/metamizole-article-31-referral-chmp-assessment-report_en.pdf
10.Drugbank.ca, Metamizole. https://www.drugbank.ca/drugs/DB04817
11.Y. Sharav and R. Benoliel, Pharmacotherapy of acute orofacial pain, in: Orofacial Pain and Headache, 2008, p. 349-376. https://doi.org/10.1016/B978-0-7234-3412-2.10015-X
12.M. Levy, E. Zylber-Katz, and B. Rosenkranz.Clinical Pharmacokinetics of Dipyrone and Its Metabolites, Clin Pharmacokinet, 1995;28(3):216-234. https://doi.org/10.2165/00003088-199528030-00004

Pendahuluan Metamizole
Formulasi Metamizole

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Bahaya Pemberian Pregabalin untuk Skiatika
    Bahaya Pemberian Pregabalin untuk Skiatika
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Manajemen Nyeri kanker Dengan Prinsip Pain Relief Ladder WHO
    Manajemen Nyeri kanker Dengan Prinsip Pain Relief Ladder WHO
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
31 Maret 2022
Antibiotik Tablet Hisap pada Nyeri Tenggorok - THT Ask the Expert
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO dr Suyanti, Sp THT-KL, ijin bertanya Dok, apakah obat antibiotik tablet hisap masih efektif dan boleh untuk terapi tonsilofaringitis bakterial, Dok?...
drg. Annisa Widiandini
08 Desember 2021
Live Webinar Alomedika-Penanganan Nyeri di Praktik Sehari-hari. Minggu 12 Desember 2021 (10.00 - 12.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Penanganan Nyeri di Praktik Sehari-hari".Narasumber: Dr. dr. Tiara Anindhita, Sp.S(K) dr. Donna...
dr.Roshni Manwani
18 November 2021
Pasien wanita usia 36 tahun dengan nyeri pasca keselo (6bulan lalu) - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
1 Balasan
Alo dok. Immaculata, Sp.S, Ijin bertanya dok, pasien usia 36 tahun, perempun, datang dengan nyeri pasca keselo (6bulan lalu) yang hilang timbul sudah lama,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.