Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Metamizole
Penggunaan metamizole pada kehamilan masuk ke kategori C, untuk trimester pertama dan kedua, dan kategori D, untuk trimester ketiga. Metamizole tidak disarankan digunakan pada ibu menyusui karena diekskresikan ke dalam ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan metamizole pada kehamilan masuk dalam kategori C untuk trimester pertama dan kedua, yang artinya percobaan pada hewan menunjukkan efek samping pada janin, tetapi tidak ada studi klinis adekuat pada wanita hamil.[3,6]
Metamizole pada kehamilan trimester pertama dan kedua dapat berguna meskipun ada potensi risiko efek samping pada fetus. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metamizole pada kehamilan trimester pertama tidak meningkatkan risiko teratogenik.[3,6,18]
Pada trimester ketiga, penggunaan metamizole masuk dalam kategori D, yang artinya terdapat bukti risiko pada janin, namun obat dapat diberikan jika manfaatnya melebihi potensi risiko. Metamizole dapat diberikan pada wanita hamil hanya dengan resep dan supervisi dokter.[3,6]
Saat ini tidak ada bukti efek teratogenik atau embriotoksik metamizole ketika digunakan pada trimester pertama, tetapi terdapat kasus gangguan ginjal dan konstriksi duktus arteriosus pada penggunaan di trimester ketiga.[8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Metamizole tidak disarankan untuk digunakan pada ibu menyusui, karena obat tersebut diekskresikan ke ASI dalam dosis relatif tinggi dan sedikit bukti yang mendukung keamanannya. Sehingga masuk ke dalam kategori obat-obat yang berbahaya untuk ibu menyusui.[7,8]
Metamizole yang dikonsumsi ibu menyusui ditemukan pada darah dan urine bayi dan dapat menyebabkan efek farmakologis pada bayi tersebut. Ditemukan satu kasus episode sianotik pada bayi yang dihubungkan dengan adanya metamizole dalam ASI. Disarankan untuk tidak menyusui selama 48 jam setelah satu dosis.[7]