Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Toksin Botulinum Tipe A (Botox) general_alomedika 2022-01-27T12:59:46+07:00 2022-01-27T12:59:46+07:00
Toksin Botulinum Tipe A (Botox)
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Toksin Botulinum Tipe A (Botox)

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Indikasi toksin botulinum tipe A (Botox) antara lain untuk tata laksana blefarospasme, strabismus, hiperhidrosis primer derajat berat pada aksila, distonia servikal, spastisitas, migraine kronis, overaktivitas detrusor, overactive bladder, serta keperluan kosmetik mengurangi kerutan.[1-3]

Blefarospasme

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk penatalaksanaan blefarospasme yang berhubungan dengan distonia, termasuk benign essential blepharospasm, spasme hemifasial, atau gangguan saraf VII pada pasien berusia ≥ 12 tahun.

Dosis awal yang direkomendasikan adalah 1,25-2,5 U, diberikan secara intramuskular pada otot orbikularis okuli medial dan lateral kelopak mata atas, serta otot orbikularis okuli lateral kelopak mata bawah. Efek terapi dapat dirasakan 2-3 hari setelah injeksi. Jika respon tidak adekuat, dosis dapat ditingkatkan menjadi dua kali lipatnya, dengan dosis maksimal per lokasi adalah 5 unit. Efek pengobatan bertahan sekitar 3 bulan dan kemudian dosis bisa diulangi kembali.

Pada sesi pengobatan berulang, pemberian dosis kumulatif disarankan tidak melebihi 200 unit dalam 30 hari.[4-6,9]

Strabismus

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk koreksi strabismus pada pasien berusia ≥ 12 tahun. Penyuntikan harus dipandu elektromiografi atau dilakukan dalam paparan bedah.

Dosis awal yang direkomendasikan untuk otot vertikal dan strabismus horizontal kurang dari 20 dioptri prisma adalah 1,25-2,5 U pada salah satu otot.

Untuk strabismus horizontal 20-50 dioptri prisma, dosis yang direkomendasikan adalah 2,5-5,0 U pada salah satu otot.

Untuk kelumpuhan nervus VII persisten selama ≥ 1 bulan, direkomendasikan dosis 1,25-2,5 U pada otot rektus medial.

Dosis lanjutan untuk strabismus residual atau berulang dapat diberikan pada kasus incomplete paralysis of target muscle dengan dosis yang ditingkatkan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan dosis awal. Suntikan lanjutan tidak boleh diberikan sampai efek dari dosis sebelumnya telah hilang. Dosis maksimum yang direkomendasikan sebagai suntikan tunggal untuk satu otot adalah 25 U.[4,6]

Dosis Anak

Bukti ilmiah terkait efikasi dan keamanan Toksin botulinum tipe A (Botox) pada anak usia <12 tahun masih sangat terbatas.

Pada pasien dengan deviasi vertikal atau horizontal kurang dari 20 dioptri prisma dan berat badan ≥6 kg, obat dapat diberikan sebesar 1,25 unit pada otot manapun.

Pada pasien dengan deviasi horizontal atau vertikal antara 20 hingga 50 dioptri prisma, dosis adalah:

  • Berat badan <6 kg: 1 unit pada satu otot manapun
  • Berat badan 6-9 kg: 1,25 unit pada satu otot manapun
  • Berat badan 10 hingga 12,5 kg: 1,25 hingga 1,75 unit pada satu otot manapun

Untuk kelumpuhan nervus VII persisten selama ≥ 1 bulan:

  • Berat badan <6 kg: 1 unit pada otot rektus medial.
  • Berat badan ≥ 6 kg: 1,25 unit pada otot rektus medial[9]

Hiperhidrosis Primer Derajat Berat Pada Aksila

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan hiperhidrosis primer derajat berat pada aksila, pasien usia di atas 18 tahun, yang tidak dapat ditangani secara adekuat oleh agen topikal dengan tujuan untuk mengurangi keringat ke kadar fisiologis atau yang dapat ditoleransi. Dosis yang direkomendasikan adalah 50 U secara intradermal, didistribusikan secara merata di 10-15 tempat dengan jarak sekitar 1-2 cm. Dosis dapat diulang ketika efek klinis sudah hilang.[6,9]

Distonia Servikal

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan tortikolis spasmodik (distonia servikal) pada dewasa. Dosis tidak melebihi 50 U per lokasi injeksi. Dosis total yang diinjeksikan pada otot sternokleidomastoideus tidak melebihi 100 unit untuk mengurangi risiko disfagia. Gejala umumnya membaik setelah 2 minggu, dengan puncaknya pada 6 minggu pasca penyuntikan.[4,9]

Spastisitas

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan dalam pengelolaan spastisitas fokal pada ekstremitas atas dan bawah untuk mengurangi tingkat keparahan kekakuan otot pada dewasa. Dosis disesuaikan berdasarkan otot yang terkena, derajat keparahan, respon terhadap terapi sebelumnya, dan riwayat efek samping.[4]

Periksa kembali pasien 7 sampai 14 hari setelah setiap injeksi untuk menilai efek dari dosis yang digunakan. Dosis selanjutnya untuk pasien yang tidak berespon adekuat dapat ditingkatkan hingga 2 kali dosis yang diberikan sebelumnya. Dosis maksimum yang direkomendasikan sebagai injeksi tunggal untuk satu otot adalah 25 unit. Jangan memberikan dosis berikutnya sampai efek dari dosis sebelumnya hilang.

Ketika diberikan kepada anak dengan spastisitas ekstremitas atas dan bawah, dosis total tidak boleh melebihi 10 unit/kg atau total 340 unit dalam periode 3 bulan.[9]

Ekstremitas Atas

Dalam uji klinis, dosis direkomendasikan mulai dari 75-400 U yang terbagi berdasarkan masing-masing otot.

  • Biceps brachii: 100-200 U terbagi dalam 4 tempat
  • Flexor carpi radialis: 12,5-50 U dalam 1 tempat
  • Flexor carpi ulnaris: 12,5-50 U dalam 1 tempat
  • Flexor digitorum profundus: 30-50 U dalam 1 tempat
  • Flexor digitorum sublimis: 30-50 U dalam 1 tempat
  • Adductor pollicis: 20 U dalam 1 tempat
  • Flexor pollicis longus: 20 U dalam 1 tempat[4]

Pada anak berusia > 2 tahun dapat diberikan dosis total 3 hingga 6 unit/kg per sesi, yang dibagi di antara otot-otot yang terkena. Dosis maksimum per situs adalah 50 unit/situs. Dosis total maksimum per sesi perawatan di ekstremitas atas adalah 6 unit/kg atau total 200 unit, mana yang lebih kecil.

  • Biceps brachii: 1,5-3 unit/kg terbagi dalam 4 tempat
  • Brachialis: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Brachioradialis: 0,5-1 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Flexor carpi radialis: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Flexor carpi ulnaris: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Flexor digitorum profundus: 0,5-1 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Flexor digitorum sublimis: 0,5-1 unit/kg terbagi dalam 2 tempat[9]

Ekstremitas Bawah

Dalam uji klinis, dosis direkomendasikan mulai dari 300-400 U yang dibagi menjadi 5 otot (gastrocnemius, soleus, tibialis posterior, flexor hallucis longus, dan flexor digitorum longus).

  • Gastrocnemius medial head: 75 U dibagi dalam 3 tempat
  • Gastrocnemius lateral head: 75 U dibagi dalam 3 tempat
  • Soleus: 75 U dibagi dalam 3 tempat
  • Tibialis posterior: 75 U dibagi dalam 3 tempat
  • Flexor hallucis longus: 50 U dibagi dalam 2 tempat
  • Flexor digitorum longus: 50 U dibagi dalam 2 tempat[4]

Pada anak berusia > 2 tahun dapat diberikan dosis total 4 hingga 8 unit/kg per sesi, dibagi di antara otot-otot yang terkena. Dosis maksimum per situs adalah 50 unit/situs. Dosis total maksimum per sesi perawatan pada ekstremitas bawah atau kunjungan adalah 8 unit/kg atau total 300 unit, mana yang lebih kecil.

  • Gastrocnemius lateral head: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Gastrocnemius medial head: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Soleus: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
  • Tibialis posterior: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat[9]

Migraine Kronis

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk profilaksis nyeri kepala pada dewasa dengan migraine kronis (≥ 15 hari per bulan dengan nyeri kepala yang berlangsung ≥ 4 jam sehari). Dosis total yang direkomendasikan sebesar 155 U di mana 0,1 ml (5 unit) injeksi diberikan secara intramuskular pada masing-masing tempat yang terbagi menjadi 7 otot kepala dan leher setiap 12 minggu, antara lain:

  • Frontalis: 20 U terbagi dalam 4 tempat
  • Corrugator: 10 U terbagi dalam 2 tempat
  • Procerus: 5 U dalam 1 tempat
  • Occipitalis: 30 U terbagi dalam 6 tempat
  • Temporalis: 40 U terbagi dalam 8 tempat
  • Trapezius: 30 U terbagi dalam 6 tempat
  • Cervical paraspinal muscle group: 20 U terbagi dalam 4 tempat[4]

Overaktivitas Detrusor

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan inkontinensia urine akibat aktivitas neurogenik otot detrusor yang berlebihan, misalnya pada kasus cedera tulang belakang atau multiple sclerosis (MS), pasien dewasa yang memiliki respon tidak adekuat atau tidak toleran terhadap obat antikolinergik.

Dosis yang direkomendasikan adalah 200 U, dibagi menjadi 30 suntikan secara intradetrusor menggunakan sistoskopi. Efek terapi dapat bertahan hingga 10 bulan. Pengulangan prosedur dilakukan ketika efek injeksi sebelumnya berkurang, tetapi minimal berjarak 12 minggu.[4]

Dosis Anak

Pada anak berusia ≥5 tahun dapat digunakan dosis sesuai berat badan:

  • Berat badan <34 kg: Intradetrusor 6 unit/kg per kali terapi (total volume 10 mL) diberikan sebagai 20 injeksi masing-masing 0,5 mL
  • Berat badan ≥34 kg: Intradetrusor 200 units per kali terapi, dengan dosis yang direkomendasikan adalah 20 unit/mL, total volume 10 mL diberikan sebagai 20 injeksi masing-masing 0,5 mL[9]

Overactive Bladder

Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan overactive bladder dengan gejala inkontinensia urine, urgensi, dan frekuensi pada dewasa yang memiliki respon tidak adekuat atau tidak toleran terhadap obat antikolinergik.

Dosis dewasa yang direkomendasikan adalah 100 U, dibagi menjadi 20 suntikan secara intradetrusor masing-masing 5 U menggunakan sistoskopi. Terdapat beberapa syarat pengulangan prosedur, antara lain:

  • 12 minggu sejak injeksi sebelumnya
  • Volume residu urin setelah berkemih >200 ml
  • Setidaknya 2 episode inkontinensia urine yang dilaporkan selama 3 hari[4]

Kosmetik

Toksin botulinum tipe A (Botox) juga diindikasikan untuk keperluan kosmetik pasien dewasa. Dosis disesuaikan berdasarkan areanya dan ukuran otot tiap pasien yang dapat bervariasi sesuai tubuh masing-masing individu, antara lain:

  • Garis glabellar: 4 U ke masing-masing dari 5 tempat, yaitu 2 di setiap otot corrugator dan 1 di otot procerus, tidak diberikan lebih sering dari 3-4 bulan
  • Garis canthal lateral: 4 U untuk 3 tempat per sisi, sehingga total 6 titik injeksi pada otot orbikularis okuli lateral, tidak diberikan lebih sering dari 3 bulan
  • Garis dahi: 4 U ke masing-masing dari 5 tempat garis dahi sehingga total 20 U. Pengobatan dilakukan bersamaan dengan garis glabellar untuk mengurangi risiko ptosis, sehingga total menjadi 40 U. Tidak diberikan lebih sering dari 3 bulan

Saat memberikan Toksin botulinum tipe A (Botox) untuk tujuan kosmetik, sangat penting untuk mengikuti rekomendasi dosis, karena penggunaan dosis berlebihan atau injeksi ke lokasi yang tidak tepat dapat menyebabkan ekspresi wajah yang tidak diinginkan atau keterbatasan fungsi otot wajah.[4,9]

Referensi

1. Dutta SR, Passi D, Singh M, Singh P, Sharma S, Sharma A. Botulinum toxin the poison that heals: A brief review. Natl J Maxillofac Surg. 2016;7(1):10-16. doi:10.4103/0975-5950.196133
2. Nigam PK, Nigam A. Botulinum toxin. Indian J Dermatol. 2010;55(1):8-14. doi:10.4103/0019-5154.60343
3. Matak I, Bölcskei K, Bach-Rojecky L, Helyes Z. Mechanisms of Botulinum Toxin Type A Action on Pain. Toxins (Basel). 2019;11(8):459. Published 2019 Aug 5. doi:10.3390/toxins11080459
4. Medscape. OnabotulinumtoxinA (Rx). 2021. https://reference.medscape.com/drug/botox-cosmetic-onabotulinumtoxina-999222
5. MIMS. Botox. 2021. https://www.mims.com/singapore/drug/info/botox?type=full
6. Food and Drug Administration. BOTOX® (Botulinum Toxin Type A). 2004. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2004/103000s5050lbl.pdf
7. Therapeutic Goods Administration. Australian Categorisation System for Prescribing Medicines in Pregnancy. 2021. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
9. OnabotulinumtoxinA (Botox): Drug information. Lexicomp. 2021

Formulasi Toksin Botulinum Tipe ...
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Efikasi dan Keamanan Injeksi Botox® untuk Mengurangi Kerutan Wajah
    Efikasi dan Keamanan Injeksi Botox® untuk Mengurangi Kerutan Wajah
Diskusi Terbaru
dr. Hendriawan Putra
Hari ini, 19:51
Resep ketiga
Oleh: dr. Hendriawan Putra
4 Balasan
Mohon bantuan untuk TS sekalian terkait pembacaan resep untuk yang paling bawah 🙏
Anonymous
Hari ini, 15:29
Bertanya dosis ventolin
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Dokter untuk nebul ventolin pada anak berapa dosis nya?Saya baca di alomedika 0.15 mg /kgbb..  Lalu sediaan yang ada ventolin 2.5 mg Berarti jika anak 25 kg,...
dr.Rahayu Mentari
Hari ini, 10:33
Obat penunda mestruasi utk haji
Oleh: dr.Rahayu Mentari
1 Balasan
Izin diskusi dokObat penunda mens tu haji gadis 24th yg bgus apa ya??Terimakasih 🙏

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.