Pendahuluan Toksin Botulinum Tipe A (Botox)
Toksin botulinum tipe A (Botox) atau onabotulinumtoxinA merupakan neurotoksin dari Clostridium botulinum yang digunakan dalam manajemen berbagai kondisi medis, seperti blefarospasme, strabismus, hiperhidrosis primer derajat berat pada aksila, distonia servikal, spastisitas, overaktivitas detrusor, overactive bladder, serta untuk keperluan kosmetik mengurangi kerutan.[1] Toksin botulinum tipe A (Botox) mengganggu transmisi saraf dengan menghalangi pelepasan asetilkolin, neurotransmiter utama pada taut neuromuskular, menyebabkan kelumpuhan otot. Kelemahan yang disebabkan oleh injeksi toksin botulinum tipe A (Botox) biasanya mampu bertahan selama sekitar tiga bulan.[2]
Saat ini, toksin botulinum tipe A (Botox) juga mulai digunakan dalam berbagai kasus nyeri, utamanya pengobatan migraine kronis. Namun, uji klinis terkontrol telah menunjukkan hasil yang menjanjikan terkait efikasinya untuk nyeri neuropatik dan nyeri kronis lainnya. Dibandingkan dengan obat analgesik konvensional dan nonkonvensional lain, keuntungan terbesar penggunaan toksin botulinum tipe A (Botox) adalah efeknya yang panjang setelah pemberian satu dosis dan profil keamanannya.[3]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Toksin Botulinum Tipe A (Botox)
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Penyekat neuromuskular[4] |
Subkelas | Relaksan otot[4] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: N[4-6] Kategori TGA: B3[7] |
Wanita menyusui | Tidak terdapat data yang jelas apakah diekskresikan ke dalam ASI atau tidak[6] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi pada anak-anak di bawah usia 12 tahun belum diketahui untuk blefarospasme atau strabismus; di bawah usia 16 tahun untuk distonia servikal; serta di bawah usia 18 tahun untuk hiperhidrosis[6] |
Infant | |
FDA | Approved[6] |