Farmakologi Doxycycline
Farmakologi doxycycline adalah dengan menghambat sintesis protein sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.
Farmakodinamik
Farmakodinamik doxycycline bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan berikatan ke sub-unit ribosom 30S dan diduga juga ke 50S. Penghambatan ini kemudian akan menghambat pertumbuhan bakteri. Cara kerja lain diduga dengan menyekat disosiasi dari peptidil t-RNA dari ribosom sehingga menghentikan proses sintesis protein. [7]
Farmakokinetik
Farmakokinetik doxycycline adalah sebagai berikut :
Absorpsi
Bioavailabilitas doxycycline minimal 80-95%. Kompleks ion pada doxycycline menjadi tidak stabil pada pH asam, sehingga absorpsi paling banyak terjadi di duodenum. Konsentrasi doxycycline pada serum menurun hingga 20% dengan pemberian makanan.
Waktu paruh absorpsi adalah 0.85 ± 0.41 jam, waktu yang dibutuhkan oleh doxycycline (oral) mencapai puncak adalah 2 – 3 jam. Konsentrasi puncak (Cmax, mg/L) bervariasi tergantung dosis.
Distribusi
Volume distribusi doxycycline adalah 50 – 80 L atau 0.7L/kg dengan ikatan protein sebanyak 82 – 93%, tetapi dapat lebih rendah pada kelompok khusus. Kurang banyak data penelitian yang menunjang distribusi doxycycline pada jaringan tubuh manusia. Konsentrasi tertinggi dilaporkan terdapat di liver, ginjal, dan traktus digestif yang merupakan organ ekskretorik.
Metabolisme
Metabolisme doxycycline terjadi di hati. Sebagian diinaktivasi di saluran cerna dengan formasi kelasi.
Ekskresi
Doxycycline dieliminasi tanpa diubah melalui rute renal dan bilier. Konsentrasi pada empedu dapat mencapai 10 – 25 kali lipat dibandingkan di serum. 35 – 60% diekskresikan melalui urin, dan sisanya diekskresikan melalui feses
Kelompok Khusus
Pada geriatri terjadi peningkatan konsentrasi serum dan penurunan volume distribusi pada geriatri yang tidak diketahui penyebab pastinya.
Pada anak kurang gizi dapat terjadi penurunan area under the curve/AUC, waktu paruh serum berkurang, konsentrasi serum berkurang, pengikatan dengan protein darah berkurang, dan peningkatan clearance total.
Pada pasien hiperlipidemia dapat terjadi peningkatan AUC serum dan konsentrasi maksimum.
Pada pasien gagal ginjal kronis, ekskresi lebih banyak ditemukan di feses dibandingkan di urin, waktu paruh di serum tidak meningkat drastis (antara rentang 20 – 25 jam), konsentrasi maksimum tidak berubah, dengan AUC meningkat pada dosis 200 mg, dan pengikatan dengan protein menurun. Penyesuaian dosis pada kelompok ini tidak diperlukan karena metabolisme hepatik dan non-hepatik (gastrointestinal) dapat menjadi kompensasi dari berkurangnya fungsi ginjal. [8,9,10]
Resistensi
Beberapa mekanisme terjadinya resistensi pada doxycycline:
- Ekspor protein dari dalam sel : Terdapat gen pada bakteri gram negatif dan gram positif yang dapat membuat antibiotik di dalam sel keluar dari sel, sehingga mengurangi kerja antibiotik di dalam sel.
- Proteksi ribosom : Terdapat protein-protein di dalam sitoplasma bakteri yang melindungi ribosom dari antibiotik tetrasiklin, khususnya doxycycline dan minosiklin. Protein ini bekerja dengan cara mencegah pengikatan antibiotik ke ribosom tanpa mengganggu transkripsi dan translasi protein
-
Inaktivasi tetrasiklin. Terdapat gen pada bakteri yang mengekspresikan protein di sitoplasma (oksidoreduktase) yang menambahkan gugus hidroksil pada tetrasiklin dengan adanya nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADP) dan oksigen. [4,11,12]
Tabel 2. Tabel Konsentrasi hambat minimal (Minimal Inhibitory Concentration) dan kriteria resistensi doxycycline terhadap beberapa mikroorganisme[4] | ||||||
Patogen | Kriteria untuk Minimal Inhibitory Concentration (mcg/mL) | Diameter Disk Diffusion Zone (mm) pada cawan 30 mcg | ||||
I | R | S | I | R | ||
Acinetobacter spp | ≤ 4 | 8 | ≥ 16 | ≤ 9 | 10 – 12 | ≥ 13 |
Enterobacteriaceae | ≤ 4 | 8 | ≥ 16 | ≤ 10 | 11 – 13 | ≥ 14 |
Enterococcus faecalis dan faecium | ≤ 4 | 8 | ≥ 16 | ≤ 12 | 13 – 15 | ≥ 16 |
Vibrio cholerae | ≤ 4 | 8 | ≥ 16 | - | - | - |
Yersinia pestis | ≤ 4 | 8 | ≥ 16 | - | - | - |
Bacillus anthracis | ≤ 1 | - | - | - | - | - |
Brucella sp | ≤ 1 | - | - | - | - | - |
Franciella tullarensis | ≤ 4 | - | - | - | - | - |
S: susceptible (sensitif terhadap antibiotik); I: intermediate (hasilnya dianggap ekuivokal, bila memungkinkan tes dapat diulang); R: Resisten. |