Suplementasi konsentrat buah dan sayur menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan asupan buah dan sayur, yang dipercaya dapat menjaga kesehatan kardiovaskuler. Pola makan yang sehat dengan asupan buah dan sayur yang tinggi merupakan edukasi yang telah sering diberikan kepada masyarakat umum.[1]
Akan tetapi, saat ini masih banyak individu yang belum mencapai konsumsi buah dan sayur sesuai anjuran. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya ketersediaan buah dan sayur, rasa yang kurang sesuai selera, kesulitan manajemen waktu karena komitmen kerja, dan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat.[2,3]
Peran Asupan Buah dan Sayur pada Kesehatan Kardiovaskuler
Selama beberapa dekade, penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab utama mortalitas secara global. Pada tahun 2021, sekitar 20.500.000 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, yaitu sekitar ⅓ dari seluruh kematian global. Mortalitas ini meningkat secara signifikan dari 1990 yang hanya 12.100.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung iskemik kini menjadi penyebab utama kematian dini di banyak negara, baik pada pria maupun perempuan.[4]
Penyakit kardiovaskular dapat terjadi karena berbagai faktor. Terdapat faktor-faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dan ras tertentu. Sementara, faktor risiko yang dapat dimodifikasi berupa hipertensi, hiperkolesterolemia, kebiasaan merokok, diabetes melitus, obesitas, kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, dan stres.[5]
Rekomendasi Asupan Buah dan Sayur
Sebagai bagian dari pola makan yang sehat, Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan asupan buah dan sayur paling sedikit 400 gram setiap hari.[6]
Khasiat Asupan Buah dan Sayur
Sebagai sumber serat, buah dan sayur berperan dalam proses pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, dan memodulasi nafsu makan. Selain itu, berbagai jenis buah dan sayur juga kaya akan polifenol, yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi untuk mencegah kerusakan sel akibat bahaya radikal bebas. Oleh karenanya, sifat ini berpotensi dalam prevensi penyakit kardiovaskular.[7,8]
Manfaat Suplementasi Konsentrat Buah dan Sayur
Salah satu upaya untuk mendapatkan khasiat dari buah dan sayur adalah melalui suplementasi. Konsentrat buah dan sayur tersedia dalam berbagai bentuk, yaitu jus, bubuk, atau kapsul. Beberapa studi telah menguji efek dari konsentrat buah dan sayur terhadap kesehatan kardiovaskular.
Jus Buah Delima Menurunkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Uji acak terkendali tersamar ganda dengan metode crossover oleh Moazzen et al meneliti pengaruh jus buah delima terhadap faktor risiko kardiovaskular, pada 32 penderita sindroma metabolik. Uji ini melaporkan bahwa konsumsi jus buah delima sebanyak 500 mL setiap hari selama satu minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik serta kadar hs-CRP (high-sensitivity C-reactive protein) secara signifikan bila dibandingkan dengan plasebo.
Namun, hasil dari uji ini juga melaporkan peningkatan kadar trigliserida dan VLDL-C (very low density lipoprotein-cholesterol) secara signifikan. Buah delima ditemukan kaya akan polifenol, termasuk antosianin, flavonoid minor, dan punicalagin, yang merupakan senyawa penting dari famili ellagitannins.
Punicalagin memiliki peran sebagai antioksidan poten yang dapat melindungi nitric oxide (NO) dari radikal bebas, sehingga aktivitas NO dalam menurunkan tekanan darah tetap terjaga.[9]
Bubuk Biji Buah Delima Menurunkan Kadar Gula Darah
Seyed et al melakukan uji acak terkendali tersamar ganda pada 30 pasien diabetes melitus tipe 2 yang diberikan suplementasi bubuk biji buah delima. Selama uji berlangsung, pasien tetap mengonsumsi obat-obatan untuk penyakitnya secara teratur, termasuk obat antikolesterol dan antidiabetes.
Bubuk biji buah delima, dalam bentuk pomegranate seed powder (PSP), diberikan sebanyak 5 gram, 2 kali sehari selama 8 minggu, yaitu pagi hari saat perut kosong dan malam hari sebelum tidur. Uji acak ini melaporkan bahwa suplementasi biji buah delima memberikan efek penurunan mean difference kadar gula darah puasa, HbA1c, kolesterol, dan trigliserida yang signifikan pada kelompok PSP daripada kelompok plasebo (p-value <0,05).
Selain itu, kadar gula darah puasa dan HbA1c pasca intervensi secara signifikan lebih rendah pada kelompok PSP bila dibandingkan dengan kelompok plasebo (p-value: 0,02 dan 0,01). Namun, perbandingan kadar kolesterol dan trigliserida tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p-value = 0,51 dan 0,26).[10]
Akar Bit Menurunkan Tekanan Darah
Akar bit (beetroot), yang sering disebut sebagai buah bit, merupakan sayuran umbi-umbian yang kaya akan nitrat (NO3). Sebagai prekursor produksi NO, senyawa NO3 dapat meningkatkan konsentrasi NO dalam aliran darah dan mengoptimalkan fungsi endotel seperti vasodilatasi. Pada akhirnya, buah ini berpotensi menurunkan tekanan darah.
Benjamim et al melakukan tinjauan sistematis dan meta analisis terhadap 7 artikel yang melibatkan 218 subjek dengan durasi pemberian jus bit selama 3‒60 hari. Penelitian ini melaporkan bahwa konsumsi jus bit sebanyak 70‒250 mL per hari pada pasien hipertensi arterial dapat menurunkan tekanan darah sistolik secara signifikan (p < 0.001). Namun, hasil dari studi tersebut tidak mendapatkan penurunan tekanan darah diastolik yang signifikan (p = 0.06).[11]
Manfaat Berbagai Konsentrat Buah dan Sayur Terhadap Penurunan Kasus Penyakit Jantung Koroner
Meta analisis oleh Lorenzoni et al meninjau 13 artikel, yang melibatkan total 774 partisipan dengan durasi follow-up 3‒28 minggu dan mencakup 8 produk berbeda, yaitu konsentrat buah dan sayur yang dienkapsulasi (encapsulated fruit and vegetable concentrate), jus buah beri, jus jeruk, jus buah dan sayur, jus buah, jus ceri, jus Jerusalem artichokes, dan jus daun artichoke.
Penelitian ini mendapatkan bahwa suplementasi konsentrat buah dan sayur yang dienkapsulasi memberikan pengaruh terbesar terhadap penurunan kasus penyakit jantung koroner (PJK). Hasil ini berdasarkan estimasi pengaruhnya terhadap kadar homosistein plasma, baik pada populasi secara umum maupun pada populasi dengan hipertensi. Diprediksi hingga tahun 2025, suplementasi konsentrat buah dan sayur yang dienkapsulasi dapat mencegah 62,41 juta kejadian PJK (95% CI 55,7–81,12), yang setara dengan penghematan biaya sebesar 109,76 miliar dolar (95% CI 96,17–153,44).
Pada populasi dengan hipertensi, suplementasi konsentrat buah dan sayur yang dienkapsulasi menunjukkan dampak yang kuat terhadap jumlah kejadian PJK. Diprediksi hingga tahun 2025, sebanyak 46,49 juta kejadian PJK (95% CI 40,6–64,47) dapat dihindari dengan penghematan biaya sebesar 137,27 miliar dolar (118,17–202,7).
Sebaliknya, pada populasi dengan sindrom metabolik, jus jeruk ditemukan memiliki dampak paling kuat dalam mengurangi beban penyakit kardiovaskuler, terutama PJK. Dalam kasus ini, diprediksi hingga tahun 2025, konsentrat jus jeruk tampaknya efektif dalam mencegah kasus PJK hingga 29,12 juta kasus (95% CI 18,34–57,4) berdasarkan estimasi pengaruhnya terhadap kadar kolesterol total, dan mencegah hingga 22,47 juta kasus (95% CI 13,5–49,67) berdasarkan estimasi pengaruhnya terhadap kadar low-density lipoprotein (LDL).
Pengaruh suplementasi pada penelitian ini kurang menonjol terhadap penurunan angka kejadian stroke dan gagal jantung jika dibandingkan dengan PJK pada semua populasi penelitian (populasi umum, populasi dengan hipertensi, dan populasi dengan sindrom metabolik).[3]
Kesimpulan
Pola makan sehat disertai konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit kardiovaskular. FAO dan WHO merekomendasikan asupan buah dan sayur paling sedikit 400 gram setiap hari, tetapi banyak individu yang tidak memenuhi jumlah ini. Oleh karena itu, terdapat berbagai jenis konsentrat buah dan sayur dalam sediaan jus, bubuk, hingga kapsul, yang beredar di pasaran sebagai suplementasi buah dan sayur.
Beberapa studi telah melaporkan pengaruh konsentrat buah dan sayur terhadap kesehatan kardiovaskular, di antaranya studi terkait pengaruh jus bit terhadap penurunan tekanan darah sistolik, manfaat jus buah delima untuk menurunkan tekanan darah dan kadar hs-CRP, serta efek suplementasi bubuk biji buah delima dalam penurunan kadar gula darah puasa, HbA1c, kolesterol, dan trigliserida.
Namun, semua penelitian tersebut hanya melibatkan sedikit subjek dan dilakukan dalam waktu singkat. Suatu studi meta analisis terhadap 774 partisipan dengan durasi follow-up 3‒28 minggu menyimpulkan bahwa pengaruh suplementasi buah dan sayur kurang menonjol terhadap penurunan angka kejadian stroke dan gagal jantung.
Dari sisi kesehatan masyarakat, suplementasi dengan konsentrat buah dan sayur dilaporkan dapat memberikan pengaruh besar terhadap penurunan kasus PJK. Suplementasi ini diprediksi dapat mengurangi puluhan juta kejadian PJK, sehingga dapat meringankan beban biaya.