Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi pada Fraktur Basis Cranii

Oleh :
dr.Christian Permana

Pilihan terapi pada tata laksana fraktur basis cranii diputuskan berdasarkan manifestasi klinis ukuran diameter defek fraktur serta durasi kebocoran liquido cerebrospinal (LCS). Selain itu, adanya parese nervus fasialis dapat mempengaruhi keputusan klinis untuk melakukan tindakan operatif pada pasien dengan fraktur basis cranii.

Sekitar 4 sampai 30% pasien dengan cedera kepala disertai dengan fraktur basis cranii. Fraktur basis cranii dapat diklasifikasikan menjadi tiga lokasi, yaitu fossa anterior, fossa media, dan fossa posterior.[1]

Insiden untuk fraktur basis cranii berdasarkan lokasinya adalah sebesar 58% pada fossa anterior, 40% fossa media,15% fossa posterior, dengan 13% kasus mengalami fraktur basis cranii multipel. Fraktur basis cranii juga berhubungan dengan lesi intrakranial seperti perdarahan subaraknoid, perdarahan intraserebral, cedera aksonal difus, cedera saraf kranial, hilangnya pendengaran dan vertigo, kebocoran LCS lewat rhinorrhea atau otorrhea dengan meningitis.[2]

Referensi