Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pemeriksaan Penciuman general_alomedika 2020-09-18T10:02:06+07:00 2020-09-18T10:02:06+07:00
Pemeriksaan Penciuman
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Pemeriksaan Penciuman

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Pemeriksaan penciuman atau pemeriksaan fungsi penghidu dilakukan untuk menilai kemampuan olfaktori, misalnya pada kasus rhinosinusitis kronik, rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, trauma kepala, maupun penyakit neurodegeneratif. Meskipun indra pencium sering kurang diperhatikan dibandingkan sistem indra yang lain, gangguan penciuman dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Indikasi pemeriksaan penciuman adalah berbagai penyakit rinologis maupun penyakit saraf pusat yang dapat mengganggu jalur olfaktori. Pasien yang diperiksa mungkin mengeluhkan tidak dapat mencium bau (anosmia), mengalami penurunan sensitivitas terhadap bau (hiposmia), mengalami peningkatan sensitivitas terhadap bau (hiperosmia), atau mengalami perubahan persepsi bau (dysosmia).

shutterstock_1722616666-min

Secara umum, teknik pemeriksaan penciuman dapat dibedakan menjadi pemeriksaan objektif dan subjektif. Pemeriksaan objektif biasanya hanya dilakukan untuk keperluan riset karena bersifat lebih kompleks, misalnya metode olfactory evoked potentials atau functional magnetic resonance imaging untuk mendeteksi perubahan di otak akibat stimulus bau. Untuk praktik sehari-hari, pemeriksaan subjektif lebih umum digunakan.

Pemeriksaan subjektif meliputi skrining awal, pemeriksaan kuantitatif, dan pemeriksaan kualitatif. Pemeriksaan kuantitatif bertujuan untuk menilai kuantitas olfaktori (ambang bau) seperti anosmia atau hiposmia, sedangkan pemeriksaan kualitatif bertujuan untuk menilai persepsi bau melalui tes identifikasi dan diskriminasi.[1-3]

 

Referensi

1. Simmen D, Briner HR. Olfaction in rhinology – methods of assessing the sense of smell. Rhinology. 2006;44(2):98-101.
2. Hummel T, Landis BN, Hüttenbrink KB. Smell and taste disorders. GMS Curr Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg. 2011;10:Doc04. doi:10.3205/cto000077
3. Huriyati E, Nelvia T. Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3:1–7. https://doi.org/10.25077/jka.v3i1.16

Indikasi Pemeriksaan Penciuman

Artikel Terkait

  • Makanan Cepat Saji Meningkatkan Risiko Asma dan Penyakit Alergi Lainnya
    Makanan Cepat Saji Meningkatkan Risiko Asma dan Penyakit Alergi Lainnya
  • Rhinitis Alergi akibat Polusi dalam Ruangan
    Rhinitis Alergi akibat Polusi dalam Ruangan
  • Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
    Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
  • Peran Formula Hidrolisat Parsial terhadap Pencegahan Alergi pada Anak
    Peran Formula Hidrolisat Parsial terhadap Pencegahan Alergi pada Anak
  • Irigasi Nasal untuk Rhinitis Alergi; Apakah Bermanfaat?
    Irigasi Nasal untuk Rhinitis Alergi; Apakah Bermanfaat?

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
3 hari yang lalu
Pasien anak usia 2.5 tahun dengan pilek yang sering berulang
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodokter, izin berdiskusi.Anak usia 2.5 tahun dengan pilek yang sering berulang, kecurigaan mengarah ke Alergi. Keluhannya juga dengan mampet sehingga anak...
dr.Nova Megawati Sinaga
7 hari yang lalu
Pasien balita dengan rhinitis alergi bagaimana terapinya
Oleh: dr.Nova Megawati Sinaga
1 Balasan
Ali dokter. Saya mau menanyakan bagaimana penanganan rhinitis pada balita, apakah tiap kali anak mengalami flu kita beri therapi decongestan? Jika tidak apa...
dr. Intan Fajriani
29 hari yang lalu
Live Webinar Alomedika - Rhinitis dan Asma. Jum'at 22 April 2022. Pukul : 14.00 - 15.30
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Rhinitis dan Asma."Narasumber :dr. Niken Lestari Poerbonegoro, Sp. THT - KL (K) - Mencapai Rhinitis...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.