Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pedoman Klinis Transfusi Darah general_alomedika 2022-07-27T11:47:57+07:00 2022-07-27T11:47:57+07:00
Transfusi Darah
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Transfusi Darah

Oleh :
dr. Junita br Tarigan
Share To Social Media:

Pedoman klinis pada transfusi darah dimulai dari indikasi dibutuhkannya transfusi darah seperti syok hipovolemik hingga koagulopati. Persiapan dilakukan pada donor dan resipien. Tindakan skrining, pemilihan tipe komponen darah, penulisan kertas permintaan hingga prosedur pemberian komponen darah.

Pedoman klinis pada transfusi darah adalah sebagai berikut:

  • Transfusi darah adalah satu proses memindahkan darah dari satu orang (donor) kepada orang lain (penerima). Prosedur ini dibutuhkan dalam beberapa keadaan antara lain: untuk menggantikan volume darah akibat kehilangan darah yang bersifat akut mengobati anemia yang tidak respon terhadap pengobatan lain, dan mengobati kelainan darah seperti thalassemia dan anemia sel sabit[3-5]
  • Prosedur transfusi dapat dibagi menjadi prosedur pengambilan darah dari donor dan prosedur transfusi darah kepada penerima. Selanjutnya dilanjutkan dengan tindakan follow up antara lain menanyakan adanya gejala efek samping, mengobservasi tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah dan frekuensi napas) sebelum transfusi dimulai, 15 menit setelah proses transfusi dimulai, setiap satu jam dan setelah proses transfusi selesai dan mendokumentasikannya[2-4]
  • Komplikasi yang dapat terjadi dapat berupa reaksi akut yang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam antara lain reaksi alergi, reaksi hemolitik, reaksi transfusi non hemolitik, transfusion associated acute lung injury (TRALI), transfusion associated circulatory overload (TACO), dan sepsis akibat transfusi serta risiko lambat yang terjadi dalam waktu lebih 24 jam antara lain reaksi hemolitik lambat, Graft Versus Host Disease (GVFD) dan infeksi yang menular melalui proses transfusi[3,5,8]

 

Direvisi oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina

Referensi

2. World Health Organization Blood Transfusion Safety. The Clinical Use of Blood Handbook. Tersedia di: https://www.who.int/bloodsafety/clinical_use/en/Handbook_EN.pdf
3. World Health Organization. Clinical Transfusion Practice Guidelines for Medical Interns. Tersedia di: https://www.who.int/bloodsafety/transfusion_services/ClinicalTransfusionPracticeGuidelinesforMedicalInternsBangladesh.pdf
4. Health Sciences Authority. Clinical blood transfusion. Tersedia di: https://www.moh.gov.sg/docs/librariesprovider4/guidelines/cpg_clinical-blood-transfusion.pdf
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Pelayanan Transfusi Darah. 2015. Tersedia di: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._91_ttg_Standar_Transfusi_Pelayanan_Darah_.pdf
8. Apriastini NKT, Ariawati K. Risk factors of acute blood transfusion reactions in pediatric patients in Sanglah General Hospital. Bali Med J 2017; 6(3): 534-538. DOI: 10.15562/bmj.v6i3.630

Edukasi Pasien Transfusi Darah

Artikel Terkait

  • Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
    Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
  • Kristaloid vs Koloid untuk Resusitasi Cairan
    Kristaloid vs Koloid untuk Resusitasi Cairan
  • Penggunaan Fluid Challenge pada Syok
    Penggunaan Fluid Challenge pada Syok
Diskusi Terkait
Anonymous
28 Juni 2022
Premedikasi Sebelum Transfusi Darah - Hematologi & Onkologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Alvin, SpPD-KHOM, Ijin bertanya dok, saat ini standar protokol untuk transfusi adalah premedikasi, misalnya dengan dexamethasone. Tapi saya baca di...
Anonymous
15 Juni 2022
Penggunaan sulfas atropin - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Hendra Sp.PD. izin bertanya, apakah boleh menggunakan sulfas atropin jika didapat irama sinus bradikardi+ kondisi syok hipovolemik+sepsis yang belum...
Anonymous
14 Juni 2022
Donor darah saat menstruasi tetapi HB normal - Patologi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO dr. Petty SpPK, jika wanita sedang menstruasi ingin donor darah, kemudian hasil pemeriksaan Hb nya normal. Apakah boleh donor darah? Mengapa seringkali...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.