Pendahuluan Tes Rumpel Leede
Tes Rumpel Leede, atau terkadang disebut tes torniquet, adalah pemeriksaan klinis sederhana yang direkomendasikan WHO dalam skrining awal pasien probable dengue. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai prediktor aktivitas hemostasis platelet, mengukur tingkat kerapuhan kapiler, serta untuk mengevaluasi adanya penurunan jumlah platelet dan fungsinya.[1]
Tes Rumpel Leede juga terkadang disebut sebagai Hess test atau pemeriksaan pembendungan. Pada tahun 2009, WHO memasukkan hasil tes ini sebagai salah satu kriteria untuk mendiagnosis infeksi dengue dan menentukan derajat demam berdarah dengue. Selain pada infeksi dengue, pemeriksaan ini juga bisa ditemukan positif pada immune thrombocytopenic purpura, trombositopenia, dan sindroma Cushing.[2-7]
Adanya manifestasi klinis berupa petekie setelah pemasangan manset tensimeter (Rumpel-Leede sign) pertama kali dilaporkan pada tahun 1909 oleh Theodor Rumpel yang selanjutnya kembali dilaporkan oleh Carl Stockbridge Leede pada tahun 1911. Kondisi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kedua dokter tersebut saat melakukan pemeriksaan fisik pada pasien scarlet fever.[8,9]
Hasil tes Rumpel Leede positif merupakan manifestasi perdarahan yang paling umum dijumpai pada kasus infeksi dengue. Tes ini mudah dilakukan dan dapat membantu menegakkan diagnosis infeksi dengue terutama pada layanan kesehatan primer yang memiliki sarana dan prasarana terbatas.[2,10]