Teknik Pemeriksaan Fisik Payudara
Teknik pemeriksaan fisik payudara diawali dengan melakukan persiapan kepada pasien yang dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan fisik payudara dan mempersiapkan kondisi yang nyaman untuk melakukan pemeriksaan. Hal ini akan mengurangi rasa tegang atau tidak nyaman selama pemeriksaan berlangsung. Karena pemeriksaan ini dilakukan di area yang sangat sensitif, boleh dilakukan dengan adanya pendamping jika memang diperlukan, terutama jika pemeriksaan dilakukan oleh lawan jenis.[3,6]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik payudara yaitu dapat diawali dengan melakukan anamnesis. Beberapa informasi yang menjadi poin penting dari anamnesis di antaranya adalah:
- Adanya rasa sakit pada daerah payudara dan ketiak yang berhubungan dengan siklus menstruasi
- Adanya cairan abnormal yang keluar dari puting
- Adanya retraksi puting atau puting yang melipat atau meninggi
- Timbulnya luka atau perubahan pada kulit payudara
Selain itu, informasi tentang riwayat penyakit sebelumnya seperti riwayat biopsi atau riwayat terapi hormon termasuk penggunaan pil KB dan durasi terapi hormon. Adanya informasi tambahan mengenai riwayat keluarga yang terutama berhubungan dengan kanker juga perlu ditanyakan. Penting pula menanyakan tentang riwayat reproduksi seperti usia saat menarche, frekuensi dan lamanya siklus menstruasi, jumlah kehamilan dan abortus, riwayat menyusui, dan usia menopause.[3]
Persiapan pasien lainnya yang dapat dilakukan yaitu memberikan penjelasan mengenai maksud, tujuan dan prosedur pemeriksaan supaya pasien merasa nyaman dilanjutkan dengan permintaan informed consent. Jika dokter yang melakukan pemeriksaan adalah pria, maka diberikan penjelasan secara lebih rinci dan diperlukan pendamping paramedis wanita untuk pasien wanita begitu pula sebaliknya.[3]
Peralatan
Pemeriksaan fisik payudara merupakan pemeriksaan sederhana yang tidak memerlukan peralatan khusus. Pemeriksa hanya perlu menghangatkan tangan dan ruang tempat pemeriksaan supaya pasien terasa nyaman. Selain itu bisa disiapkan kain atau duk untuk menutupi payudara yang tidak sedang tidak diperiksa, supaya pasien terasa lebih nyaman saat pemeriksaan payudara dilakukan.[3]
Posisi Pasien
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan posisi berbaring terlentang dan duduk tegak atau berdiri. Pada individu pria, pemeriksaan ini dilakukan dengan posisi duduk tegak.[1,3,6]
Prosedural
Prosedur pemeriksaan fisik payudara terdiri dari inspeksi dan palpasi. Untuk menunjukkan lokasi lesi pada payudara, dapat menggunakan sistem kuadran yaitu membagi payudara menjadi empat bagian yang terbagi melalui garis horizontal dan garis vertikal melalui papilla mammae yang terbagi menjadi kuadran kanan atas, kuadran kanan bawah, kuadran kiri atas serta kuadran kiri bawah.[1,3,6]
Inspeksi
Pemeriksaan inspeksi payudara tidak hanya dilakukan pada payudara saja tetapi juga di daerah sekitar payudara, seperti aksila dan supraklavikula. Inspeksi pada individu wanita terdiri dari beberapa prosedur yaitu:
- Dalam posisi duduk tegak, minta pasien untuk mengangkat kedua lengan menggantung di samping badan, lalu amati payudara secara menyeluruh
- Dalam posisi mengangkat kedua lengan sejajar dengan kepala, amati payudara secara menyeluruh. Posisi ini mempermudah pemeriksa mengamati kelainan pada payudara
- Posisikan kedua tangan di pinggang atau posisi berkacak pinggang, lalu amati ada tidaknya kelainan pada payudara. Pada posisi ini, kelainan payudara seperti retraksi atau benjolan akan tampak lebih jelas
- Posisikan pasien berdiri dengan membungkukkan badan ke depan, bersandar pada kursi, atau pada lengan pemeriksa. Posisi ini diperlukan terutama pada individu yang memiliki payudara berukuran besar. Dengan posisi ini akan membebaskan payudara dari dinding dada, sehingga kelainan pada payudara lebih mudah ditemukan
- Lakukan pula inspeksi pada daerah aksila dan supraklavikula. Amati adanya perubahan warna dibandingkan dengan kulit sekitar, adanya infeksi, ulkus atau benjolan
Hal-hal yang perlu diamati pada payudara mencakup hal-hal berikut ini:
- Perhatikan bentuk kedua payudara secara umum
- Amati payudara, bagaimana ukuran dan kesimetrisan kedua payudara, apakah ada perbedaan ukuran baik dari mammae itu sendiri, areola mammae dan papilla mammae yang signifikan. Serta perhatikan pula posisi atau letak papilla mammae
- Warna kulit payudara dan sekitar, apakah tampak perbedaan warna kulit, penebalan kulit, edema, adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, adanya ulkus atau adanya gambaran pembuluh darah vena
- Adakah tampak massa, retraksi di bagian tertentu atau tonjolan disalah satu bagian mammae
- Amati pula papilla mammae meliputi ukuran, bentuk, arah papilla mammae, adanya discharge atau adanya ujud kelainan kulit tertentu[1,3,6]
Palpasi
Setelah melakukan inspeksi secara menyeluruh pada payudara dan daerah sekitarnya, lanjutkan dengan pemeriksaan palpasi. Pemeriksaan palpasi payudara memerlukan waktu dan pengalaman dari pemeriksa karena adanya kemungkinan lemak subkutan serta kelenjar susu yang berlobulasi disalahartikan sebagai massa.
Pemeriksaan palpasi juga perlu memperhatikan kapan waktu pemeriksaan dilakukan, apakah saat menjelang menstruasi, setelah menstruasi atau pada wanita hamil atau menyusui. Pada waktu menjelang menstruasi dan pada saat hamil, payudara menjadi membengkak, berlobus dan menjadi lebih sensitif. Sedangkan pada saat setelah menstruasi, payudara akan mengecil dan lebih lembek. Prosedur pemeriksaan palpasi tetap dilakukan pada semua payudara walaupun individu atau pasien melaporkan terdapat benjolan pada salah satu payudara dan lakukan palpasi pada sisi sehat terlebih dahulu.
Prosedural palpasi payudara adalah sebagai berikut:
- Minta pasien untuk berbaring dengan memberikan ganjalan menggunakan bantal pada bagian belakang dada
- Posisikan kedua tangan pasien di bawah kepala untuk memudahkan pemeriksa melakukan pemeriksaan di daerah aksila
- Palpasi payudara menggunakan satu tangan dan tangan satunya digunakan sebagai penahan. Teknik pemeriksaan palpasi payudara terdiri dari beberapa cara yaitu teknik radier, teknik linier dan teknik sirkuler. Teknik radier yaitu dengan cara dari tengah ke perifer pada seluruh bagian payudara atau seperti jeruji. Teknik linier yaitu dengan cara gerakan linier dari atas ke bawah dengan arah pemeriksaan dimulai dari lateral ke medial. Sedangkan untuk teknik sirkuler yaitu dengan cara gerakan sirkuler searah jarum jam, dengan penekanan ringan pada payudara dimulai dari lateral atas lalu sampai ke medial bagian tengah payudara
- Apabila ditemukan adanya benjolan atau teraba massa, pastikan apakah massa tersebut terfiksir atau mobil. Gunakan satu tangan pemeriksa untuk menekan massa yang ditemukan perlahan-lahan. Apabila massa tersebut mobil atau berkapsul, maka massa akan menjauh atau menghilang dan bila penekanan dihentikan, massa tersebut akan muncul kembali
- Apabila pada pemeriksaan inspeksi ditemukan adanya discharge pada papilla mammae, lakukan pijatan pada papilla mammae dan amati perubahan yang terjadi pada papilla mammae
- Lakukan palpasi pada daerah aksila, diawali dari bagian lateral atas thoraks sampai apex dari aksila. Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Selama melakukan pemeriksaan aksila, penting untuk melemaskan fascia axillaris, yang dapat dilakukan dengan cara menahan lengan penderita dengan tangan pemeriksa sama sisi. Jadi tangan kanan penderita disangga dengan tangan kanan pemeriksa, begitu pula sebaliknya. Pemeriksaan pada pasien dengan obesitas, hasilnya kurang dapat dipercaya
- Lakukan palpasi nodus limfe supraklavikularis pada posisi pasien duduk dan pemeriksa berada di belakang pasien. Lakukan penilaian terhadap adanya benjolan, tepi benjolan, konsistensi dan adanya keterikatan dengan jaringan sekitar[1,3,6]
Manuver Kontraksi Muskulus Pektoralis
Manuver ini digunakan apabila selama pemeriksaan ditemukan adanya nodul, untuk mengetahui hubungan nodul dengan dinding dada muskulus perktoralis. Manuver ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Minta pasien untuk duduk dengan tangan diposisikan berkacak pinggang dan tangan diadduksikan menekan pinggang yang akan menyebabkan muskulus pektoralis akan berkontraksi. Nodul atau adanya area yang terfiksasi akan tampak lebih jelas pada pemeriksaan manuver ini
- Massa atau nodul yang tampak lalu dilakukan pemeriksaan palpasi untuk menentukan apakah massa tersebut mobile atau terfiksasi pada muskulus pektoralis. Massa yang terfiksasi akan susah digerakkan saat muskulus pektoralis berkontraksi[1,3,6]
Pemeriksaan Fisik Payudara pada Pria
Pemeriksaan fisik payudara pada pria lebih mudah dilakukan dibandingkan pada wanita. Prinsip pemeriksaan ini tetap sama. Payudara pria yang membesar biasanya diakibatkan karena hormonal dan bisa terjadi pada pria kalangan usia muda sampai usia tua. Pemeriksaan payudara pada pria juga terdiri dari inspeksi dan palpasi baik pada payudara itu sendiri maupun daerah sekitar seperti aksila dan supraklavikula. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan posisi duduk ataupun berbaring.
Inspeksi payudara secara umum, apakah tampak adanya benjolan atau nodul, apakah tampak adanya ulserasi, apakah tampak adanya perubahan warna di satu titik tertentu, apakah ada pembengkakan, serta inspeksi pula kesimetrisan kedua payudara, areola mammae serta papilla mammae.
Pemeriksaan palpasi payudara juga sama dilakukan dengan teknik radier, teknik linier dan teknik sirkuler seperti pemeriksaan palpasi pada payudara wanita. Pemeriksaan palpasi bertujuan untuk menemukan adanya massa payudara atau nodul pada areola mammae, dan jika ditemukan adanya massa pemeriksaan dilanjutkan dengan menentukan apakah massa tersebut terfiksasi atau mudah digerakkan dari dasarnya.
Sama halnya dengan pemeriksaan palpasi pada penderita wanita, pemeriksaan palpasi pada pria juga melibatkan pemeriksaan pada aksila dan nodus limfe daerah supraklavikula.[1,3,6]
Pencatatan Hasil Pemeriksaan
Hal-hal yang perlu dilaporkan saat pemeriksaan fisik payudara selesai dilakukan adalah sebagai berikut:
- Letak lesi dilaporkan menggunakan sistem kuadran payudara
- Jumlah dan hubungan antar nodul: apakah hanya satu atau multiple, jika multiple, bagaimana hubungan antara tiap-tiap nodul, apakah menyatu atau terpisah
- Sensitivitas: apakah penderita merasakan nyeri saat nodul ditekan
- Konsistensi: apakah nodul berkonsistensi kenyal, keras seperti batu, lunak atau kistik
- Fiksasi pada dinding dada: apakah nodul bebas bergerak (mobile) atau terfiksir pada dinding dada
- Fiksasi pada kulit: apakah nodul menginfiltrasi atau bahkan menembus lapisan dinding kulit
- Ada atau tidak perubahan warna kulit di satu titik tertentu dibandingkan dengan warna kulit sekitar
- Ada atau tidak perbedaan suhu pada kulit di atas nodul jika dibandingkan dengan suhu kulit di sekitar lainnya
- Apakah disertai dengan pembesaran nodus limfe pada nodus limfe aksila dan supraklavikula yang jika ditemukan juga harus dilaporkan dengan keterangan seperti pada poin 2-8[1,3,6]
Follow Up
Setelah pendokumentasian dari temuan pemeriksaan fisik payudara selesai dilakukan, lakukan konseling terhadap hasil temuan. Sarankan penderita untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG payudara atau mamografi atau pemeriksaan penunjang yang lainnya jika diperlukan. Ada baiknya memberikan saran untuk melakukan pemeriksaan fisik kembali guna evaluasi mengenai temuan yang ditemukan.[3,6]