Edukasi Pasien Amniocentesis
Edukasi perlu dilakukan kepada wanita hamil yang akan menjalani amniosentesis mengenai indikasi, risiko, manfaat dan juga keterbatasan prosedur amniosentesis. Amniosentesis dapat mendeteksi semua anomali kromosom, namun tidak semua penyakit genetik. Pasien perlu memahami batasan prosedur dan pengujian ini. Pada ibu yang memiliki riwayat hepatitis B dan HIV, ibu dan pasangannya harus diberi tahu tentang kemungkinan janin terinfeksi hepatitis B atau HIV selama prosedur.[15-17]
Menurut studi oleh Homola dan Zimmer (2019), wanita yang baru saja menjalani prosedur amniosentesis disarankan untuk mengurangi aktivitas fisik selama dua minggu untuk mengurangi komplikasi pasca procedure seperti nyeri perut, adanya kontraksi uterus, pusing dan sinkop. Setelah prosedur, pasien di edukasi untuk segera menghubungi dokter jika mengalami demam atau pendarahan pervagina hebat, keputihan atau kram perut yang terjadi secara berkelanjutan. Hasil amniosentesis umumnya akan keluar 2-3 minggu.[1,2,4,15]