Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Amniocentesis general_alomedika 2020-12-01T15:05:17+07:00 2020-12-01T15:05:17+07:00
Amniocentesis
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Amniocentesis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Komplikasi amnicosentesis (amniosentesis) dapat terjadi pada ibu dan janin. Jindal dan Chaudhary (2020) menuliskan 86,0% pasien yang menjalani amniosentesis bebas dari komplikasi. Risiko komplikasi meningkat jika penusukan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu prosedur. Sedangkan, risiko komplikasi akan menurun jika dilaksanakan oleh operator yang berpengalaman.[15-17]

Komplikasi yang paling umum terjadi adalah keram pada perut dan perdarahan fetomaternal. Komplikasi fatal seperti keguguran diperkirakan mencapai 1 dari 100 pasien. Sebagian besar kasus keguguran terjadi dalam 3 hari pascaprodesur. Pada beberapa kasus, keguguran dapat terjadi dalam 2 minggu pascaprodesur. Komplikasi amniosentesis dapat dibagi menjadi fetal loss akibat amniosentesis, fetal trauma akibat amniosentesis, risiko abortus pasca amniosentesis, dan infeksi menular pasca amniosentesis.[1-4,13-18]

Fetal Loss Akibat Amniosentesis

Tabor Et al (2009), Denmark melaporkan penelitian yang dilakukan pada lebih dari 32.000 wanita hamil yang menjalani amniosentesis dalam periode 11 tahun. Data tersebut melaporkan bahwa secara keseluruhan tingkat kematian janin yang disebabkan oleh prosedur ini adalah 1,4%. Berdasarkan studi retrospektif oleh Jumaat Et al (2019) amniosentesis merupakan prosedur invasive yang dapat dikatakan aman. Dari 114 pasien yang menjalani prosedur amniosentesis menunjukkan bahwa 85,96% pasien bebas dari komplikasi. Namun, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti penelitian yang bersifat retrospektif, kemungkinan data yang hilang dan ukuran sampel yang kecil.[1-3]

Data Tabor Et al (1986) yang berlangsung selama dua puluh datuh melaporkan 1% peningkatan kematian janin dari wanita hamil yang menjalani amniosentesis. Hasil penelitian tersebut dikonfirmasikan pada tahun 2006 oleh Caughey Et al yang menyatakan penurunan risiko tingkat kematian janin menjadi 0,86%, pada tahun 1998–2003. Pada tahun 2008, studi Obidibo Et al melaporkan penurunan risiko tingkat kematian janin menjadi 0,13%. Data ini didapatkan dari 11.000 wanita hamil yang menjalani amniosentesis dalam periode waktu 16 tahun. Walaupun prosedur amniosentesis tergolong aman, kematian janin yang disebabkan oleh prosedur ini merupakan komplikasi fatal yang harus dihindari.[1-3]

Fetal Trauma Akibat Amniocentesis

Terjadinya komplikasi trauma janin yang diakibatkan oleh prosedur amniosentesis tergolong rendah.  Komplikasi trauma pada janin termasuk cedera pada organ vital janin, cedera okuler dan kulit. Risiko cedera dapat dihindari dengan melakukan prosedur amniosentesis dibawah panduan ultrasound. Pada kasus oligohidramnion komplikasi seperti cedera pada organ vital janin meningkat. Risiko talipes equinovarus lebih tinggi jika amniosentesis dilakukan pada usai kehamilan dini dan meningkat bila ada kebocoran cairan ketuban.[1-4]

Risiko Abortus Pasca Amniocentesis

Risiko keguguran dan persalinan prematur jarang terjadi. Jenkins Et al (2004) mencatat 1 dari 200 ibu yang menjalani prosedur amniosentesis mengalami keguguran. Namun, laporan terbaru dari American College of Obstetricians and Gynecologists’ Committee on Practice Bulletins (2019) melaporkan risiko menjadi 1 dari 900. Risiko kecil lainnya seperti kram, pendarahan pervagina dapat dialami oleh ibu setelah prosedur. Bradikardi pada janin juga dapat ditemukan. Meskipun risikonya relatif kecil, edukasi yang memadai dapat membantu mempersiapkan dan mencegah kecemasan pada ibu hamil.[13-18]

Infeksi Menular Pasca Amniocentesis

Salah satu komplikasi amniosentesis lainya adalah kebocoran air ketuban yang mungkin terjadi selama atau setelah prosedur. Jumlah kebocoran air ketuban mungkin sedikit dan biasanya berhenti dalam waktu satu minggu dan dalam kasus yang jarang terjadi, air ketuban bocor secara terus menerus. Pemantauan ibu dan janin dibutuhkan setelah prosedur selesai. Wanita hamil yang mengalami kebocoran air ketuban memiliki risiko infeksi kantong ketuban dan kelahiran prematur. Pernah dilaporkan kasus chorioamnionitis pasca amniocentesis.[1-4]

Referensi

1. Jummaat F, Ahmad S, Mohamed Ismail NA. 5-Year review on amniocentesis and its maternal fetal complications. Horm Mol Biol Clin Investig. 2019 Sep 20;40(2):/j/hmbci.2019.40.issue-2/hmbci-2019-0006/hmbci-2019-0006.xml. doi: 10.1515/hmbci-2019-0006. PMID: 31539354.
2. Kim MS, Moon MJ, Kang S, Jung SH, Chang SW, Ki HJ, Kim B, Ahn E. Obstetrical Outcomes of Amniocentesis or Chorionic Villus Sampling in Dichorionic Twin Pregnancies. J Korean Med Sci. 2019 May 13;34(18):e142. doi: 10.3346/jkms.2019.34.e142. PMID: 31074255; PMCID: PMC6509361.
3. Nizard J. Amniocentesis: technique and education. Curr Opin Obstet Gynecol. 2010 Apr;22(2):152-4. doi: 10.1097/GCO.0b013e32833723a0. PMID: 20098324.
4. Homola W, Zimmer M. Do lifestyle factors influence the rate of complications after amniocentesis? Adv Clin Exp Med. 2019 Oct;28(10):1339-1344. doi: 10.17219/acem/100360. PMID: 31237124.
13. Collins SL, Impey L. Prenatal diagnosis: types and techniques. Early Hum Dev. 2012 Jan;88(1):3-8. doi: 10.1016/j.earlhumdev.2011.11.003. PMID: 22196141.
14. Izetbegovic S, Mehmedbasic S. Early amniocentesis as a method of choice in diagnosing gynecological diseases. Acta Inform Med. 2013;21(4):270-273. doi:10.5455/aim.2013.21.270-273
15. WebMD. Pregnancy and Amniocentesis. 2018. https://www.webmd.com/baby/pregnancy-
16. Jindal A, Chaudhary C. Amniocentesis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
17. Roca, P. 2018. Amniocentesis. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/1997955-overview
18. American College of Obstetricians and Gynecologists’ Committee on Practice Bulletins—Obstetrics; Committee on Genetics; Society for Maternal–Fetal Medicine. Practice Bulletin No. 162: Prenatal Diagnostic Testing for Genetic Disorders. Obstet Gynecol. 2016 May;127(5):e108-22. doi: 10.1097/AOG.0000000000001405. PMID: 26938573.

Teknik Amniocentesis
Edukasi Pasien Amniocentesis
Diskusi Terbaru
dr. Rafenia Nayani
Hari ini, 16:24
Kapan menyarankan sufor untuk bayi bblr?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
Anonymous
Hari ini, 08:28
Terapi dan Edukasi Kondiloma Akuminata pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien berumur 35 tahun dengan keluhan muncul daging dibagian kelamin, pasien tidak mengetahui sudah berapa lama...
Anonymous
Hari ini, 08:01
Jahit dalam dengan benang non absorbable
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, apakah jahit dalam 1 kali dengan benang non absorbable perlu dibuka kembali benangnya atau benang itu dapat terurai sendiri nantinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.