Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Amniocentesis general_alomedika 2020-12-01T15:08:50+07:00 2020-12-01T15:08:50+07:00
Amniocentesis
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Amniocentesis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Pedoman klinis terkait amniocentesis adalah untuk mengetahui bahwa prosedur ini merupakan diagnosis prenatal invasif yang digunakan untuk pemeriksaan kromosom janin yang dilakukan dibawah panduan ultrasound. Prosedur ini bermanfaat untuk membantu wanita hamil dan keluarganya dalam persiapan persalinan dan masa depan bayi. Amniosentesis juga membantu dokter untuk membuat diagnosis akurat untuk perencanaan tata laksana lebih lanjut.[1,2]

Ketika memutuskan untuk melaksanakan prosedur amniosentesis, keuntungan nilai prosedur harus selalu dipertimbangkan terhadap risikonya. Prosedur amniosentesis ini relatif aman, dengan komplikasi yang lebih sedikit jika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Persetujuan secara tertulis melalui informed consent (IC), ekspektasi, komplikasi, dan batasan hasil amniosentesis harus jelas bagi pasien dan pasangan. Komplikasi seperti kemungkinan tertusuknya janin dengan jarum, adanya persalinan prematur, infeksi, dan keguguran juga harus disampaikan.[10-17]

Amniosentesis untuk pemeriksaan genetik secara ideal dilakukan pada usia kehamilan yang cukup dini biasanya kurang dari 20 minggu, namun paling aman pada usia 15 dan 18 minggu. Jika dilakukan lebih dari 20 minggu, kemungkinan komplikasi seperti keguguran dan kelainan bentuk kaki meningkat. Risiko talipes equinovarus meningkat jika amniosentesis dilakukan sebelum usia kehamilan 15 minggu. Namun, amniosentesis untuk indikasi lain dapat dilakukan di akhir kehamilan. Amniosentesis pada trimester ketiga kehamilan diperlukan untuk konfirmasi perkembangan paru janin. Sterilitas prosedur amniosentesis penting karena risiko kontaminasi kulit ibu dapat masuk ke dalam cairan amnion sehingga menyebabkan infeksi pada janin. Sebelum dan sesudah prosedur, detak jantung janin harus dipantau untuk menunjukkan viabilitas janin.[10-17]

Mengetahui lokasi plasenta merupakan hal yang sangat penting dalam prosedur amniosentesis. Saat melakukan prosedur, usahakan untuk menghindari penetrasi ke plasenta karena penetrasi pada plasenta anterior dan fundus dikaitkan dengan jumlah komplikasi yang lebih tinggi . Namun, hal ini tidak terkait dengan peningkatan jumlah angka kematian janin akibat prosedur melainkan berkaitan dengan peningkatan angka kelahiran prematur. Prosedur dilakukan secara steril untuk mengurangi komplikasi, cairan amnion kemudian dikirimkan untuk analisa kromosom microarray (CMA), biokimia, dan studi molekuler. Setelah cairan amniom di berikan untuk pemeriksaan, kultur sel diperoleh dalam waktu 14 hari. Teknik Fluorescent In Situ Hybridization (FISH) dan Quantitative Fluorescence-Polymerase Chain Reaction (QF-PCR) dapat diperoleh 1-2 hari.[10,13-16]

Referensi

1. Jummaat F, Ahmad S, Mohamed Ismail NA. 5-Year review on amniocentesis and its maternal fetal complications. Horm Mol Biol Clin Investig. 2019 Sep 20;40(2):/j/hmbci.2019.40.issue-2/hmbci-2019-0006/hmbci-2019-0006.xml. doi: 10.1515/hmbci-2019-0006. PMID: 31539354.
2. Kim MS, Moon MJ, Kang S, Jung SH, Chang SW, Ki HJ, Kim B, Ahn E. Obstetrical Outcomes of Amniocentesis or Chorionic Villus Sampling in Dichorionic Twin Pregnancies. J Korean Med Sci. 2019 May 13;34(18):e142. doi: 10.3346/jkms.2019.34.e142. PMID: 31074255; PMCID: PMC6509361.
10. Tara F, Lotfalizadeh M, Moeindarbari S. The effect of diagnostic amniocentesis and its complications on early spontaneous abortion. Electron Physician. 2016 Aug 25;8(8):2787-2792. doi: 10.19082/2787. PMID: 27757190; PMCID: PMC5053461.
11. Lin CJ, Chen SW, Chen CP, Lee CC, Town DD, Chen WL, Chen LF, Lee MS, Pan CW, Lin KC, Yeh TT. Higher male prevalence of chromosomal mosaicism detected by amniocentesis. Taiwan J Obstet Gynecol. 2018 Jun;57(3):370-373. doi: 10.1016/j.tjog.2018.04.007. PMID: 29880167.
12. de Wit MC, Bunnik EM, Go ATJI, de Beaufort ID, Hofstra RMW, Steegers EAP, Galjaard RJH. Amniocentesis is still the best option for advanced genomic testing in case of fetal malformations. Prenat Diagn. 2017 Dec;37(13):1360-1363. doi: 10.1002/pd.5187. PMID: 29149523.
13. Collins SL, Impey L. Prenatal diagnosis: types and techniques. Early Hum Dev. 2012 Jan;88(1):3-8. doi: 10.1016/j.earlhumdev.2011.11.003. PMID: 22196141.
14. Izetbegovic S, Mehmedbasic S. Early amniocentesis as a method of choice in diagnosing gynecological diseases. Acta Inform Med. 2013;21(4):270-273. doi:10.5455/aim.2013.21.270-273
15. WebMD. Pregnancy and Amniocentesis. 2018. https://www.webmd.com/baby/pregnancy-
16. Jindal A, Chaudhary C. Amniocentesis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
17. Roca, P. 2018. Amniocentesis. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/1997955-overview

Edukasi Pasien Amniocentesis
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
Kemarin, 13:50
Profilaksis Oftalmia Neonatorum: Apakah Masih Relevan? - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter, Apakah Dokter masih menerapkan pemberian tetes mata antibiotik profilaksis pada bayi baru lahir? Sebenarnya, tindakan ini bertujuan untuk...
Anonymous
Kemarin, 13:11
Daging tumbuh di vagina bagian dalam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Siang dok, izin berdiskusi ada pasien dengan keluhan daging tumbuh di vagina bagian dalam, user baru menyadari hal ini beberapa hari sebelum konsul,...
Anonymous
1 hari yang lalu
Pilihan antibiotik untuk terapi ISPA di layanan primer
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya pilihan antibiotik yang paling baik digunakan dalam terapi ISPA ec. bacterial infection di layanan primer apa ya dok? Di tempat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.