Indikasi Skrining Kanker Payudara
Indikasi skrining kanker payudara dapat dibagi berdasarkan jenis metode yang digunakan. Namun, secara umum, skrining dilakukan pada pasien yang memiliki faktor risiko.
Klasifikasi Faktor Risiko
Wanita yang memiliki risiko tinggi, diindikasikan untuk menjalani tes skrining pada usia yang lebih muda, dapat dimulai pada usia sedini 25 tahun. Wanita tersebut juga dianjurkan untuk konsultasi genetik, beserta tes untuk memastikan apakah ia membawa gen mutasi yang meningkatkan risikonya mendapatkan kanker.
Risiko Tinggi
Seseorang dikatakan berisiko tinggi apabila :
- Mutasi genetik BRCA1 dan BRCA2
- Anggota keluarga dekat, seperti ibu, anak kandung, saudara kandung, adalah pembawa karier mutasi genetik
- Riwayat keluarga menderita kanker ini
- Riwayat pernah mendapatkan kanker payudara
- Riwayat pernah mendapatkan terapi radiasi pada dada, sebelum usia 30 tahun
Risiko Sedang
Seseorang dikatakan memiliki risiko sedang jika memiliki jaringan payudara yang sangat padat, dan faktor berikut ini:
- Riwayat pernah mendapatkan kanker payudara, namun tidak diketahui apakah juga memiliki mutasi genetik
- Riwayat mendapatkan lesi dengan kecurigaan keganasan , namun tidak pernah menjalani kemoterapi, atau pencegahannya
Risiko Rendah
Seseorang memiliki risiko rendah apabila :
- Semakin tua usia
- Menarche dini, sebelum usia 12 tahun
- Kehamilan pertama terjadi pada usia setelah 30 tahun
- Tidak pernah hamil
- Kehamilan tidak pernah mencapai maturitas
- Menopause dimulai setelah usia 55 tahun
- Tidak aktif secara fisik
- Berat badan lebih, atau mengalami obesitas setelah menopause
- Memiliki payudara yang jaringannya padat
- Menggunakan kombinasi terapi hormon
- Mengonsumsi pil kontrasepsi
- Riwayat pernah mendapatkan penyakit tertentu non-kanker pada payudara
- Wanita yang pernah mengonsumsi hormon dietilstilbestrol (DES)
- Rutin mengonsumsi alkohol
- Merokok atau terpapar zat kimia yang bersifat karsinogenik
Sadari
Metode Breast Self-Examination atau pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ini sebaiknya dilakukan mulai dari usia pubertas, dimana payudara telah terbentuk. Indikasi terutama pada wanita, yang memiliki faktor risiko keluarga dekat yang terkena kanker payudara
Sadanis
Metode Clinical Breast-Examination atau pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) diindikasikan untuk wanita asimtomatik dengan keadaan:
- Wanita usia 20─39 tahun, minimal tiap 3 tahun, sebagai bagian dari pemeriksaan periodik
- Wanita usia 40─69 tahun, dengan risiko tinggi, dilakukan tiap tahun
- Wanita usia 40─69 tahun, tanpa risiko tinggi, dilakukan seiring dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala, atau bersamaan dengan pemeriksaan mamografi
Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan pemeriksaan payudara oleh tenaga medis terlatih hendaknya dilakukan untuk wanita usia 20─40 tahun minimal tiap 3 tahun dan setelah usia 40 tahun minimal setiap setahun sekali.
Pemeriksaan ini dianjurkan sebagai bagian dari pemeriksaan rutin secara berkala. Apabila terdapat tanda klinis perubahan payudara, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan menggunakan mamografi.
Mamografi
Mamografi diindikasikan untuk skrining wanita yang asimtomatik, dengan atau tanpa risiko. Berikut adalah penggunaan alat ini sesuai dengan grup umur, dan status risikonya:
- Wanita usia 40-49 tahun dengan risiko tinggi, dilakukan tiap dua tahun, dengan memperhitungkan keuntungan daripada kerugiannya
- Wanita usia 40-49 tahun tanpa, atau risiko “average”, dapat menjalani pemeriksaan ini pada usia 40 tahun, atau pada poin usia tertentu dalam kisaran usia tersebut, atau menunggu hingga mencapai umur 50 tahun, dengan memperhitungkan keuntungan daripada kerugiannya
- Wanita usia 50-69 tahun yang memiliki faktor risiko tinggi, dilakukan tiap tahun
- Wanita usia 50-69 tahun tanpa faktor risiko, atau risiko average/moderat, dilakukan tiap dua tahun
- Wanita usia 70-74 tahun, tanpa atau dengan risiko “average” dilakukan tiap dua tahun
- Wanita usia 70-74 tahun, dengan risiko tinggi, dilakukan tiap tahun
Pemeriksaan ini juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik pada wanita dengan gejala, seperti benjolan payudara, keluar cairan dari puting susu
USG Mammae
USG mammae diindikasikan apabila:
- Hasil pemeriksaan mamogram negatif, atau meragukan, sedangkan SADANIS teraba benjolan, atau tanda klinis lainnya
- Bila MRI tidak tersedia
- Atas pertimbangan ekonomis, meski MRI tersedia
MRI Mammae
MRI Mammae digunakan apabila lesi masih meragukan, atau tidak dapat ditentukan oleh mamografi, dan USG. Diindikasikan untuk wanita muda, atau pre-meopause, dengan faktor risiko tinggi, yang memiliki tipe payudara yang padat, sehingga mamogram sulit mendeteksi adanya abnormalitas dalam payudara pasien tersebut.