Pedoman Klinis Skrining Kanker Payudara
Skrining kanker payudara bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan risiko kematian, melalui identifikasi dini, dan akses pada tatalaksana yang efektif.
Metode Breast Self-Examination atau pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) masih cukup kontroversial karena berbagai studi mengungkapkan tes tersebut tidak menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara. Namun, pada prakteknya SADARI dapat menjadi suatu dorongan kuat kepada para wanita untuk bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri, dan menyadari bila ada perubahan yang tidak normal pada payudaranya. Karenanya, SADARI direkomendasikan untuk meningkatkan kesadaran para wanita, terutama yang memiliki risiko daripada sekadar metode skrining.
Disamping keuntungan skrining dengan mammografi, yaitu menurunkan mortalitas kanker payudara, namun terdapat sisi negatif dari skrining tersebut yaitu:
- Overdiagnosis, yang berakibat pengobatan yang tidak perlu dan justru merugikan
False positive, yang menyebabkan tes tambahan dan kecemasan pasien
False negative, yang menyesatkan rasa aman pasien, dan diagnosis yang tertunda akan menjadikan kanker tersebut berlanjut dan menyebar
- Paparan radiasi dengan dosis tinggi pada usia kurang dari 30 tahun, dapat mengakibatkan mutasi, yang disebut sebagai Radiation-Induced Breast Cancer
Penentuan grup usia para wanita untuk mengikuti skrining kanker payudara, haruslah tepat. Apabila skrining dilakukan kepada para wanita usia muda yang memiliki risiko rendah, kemungkinan mendeteksi kasus kanker hanya sedikit. Namun, pemeriksaan tersebut dapat menemukan banyak kasus tumor jinak payudara.