Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Sirkumsisi general_alomedika 2022-08-05T09:55:11+07:00 2022-08-05T09:55:11+07:00
Sirkumsisi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Sirkumsisi

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Tindakan medis sirkumsisi seperti operasi lainnya tetap memiliki kemungkinan komplikasi, walau jarang terjadi. Komplikasi yang timbul mulai dari yang bersifat minor dan tidak membahayakan hingga komplikasi berat berupa kematian.

Komplikasi akibat sirkumsisi perlu dibedakan antara komplikasi akibat anestesi, komplikasi dini, serta komplikasi jangka panjang.

Komplikasi akibat Anestesi

Komplikasi akibat efek samping anestesi, antara lain:

  • Methemoglobinemia
  • Ruam kulit
  • Kulit pucat
  • Reaksi alergi berat berupa angioedema dan anafilaksis

Komplikasi Dini

Komplikasi dini yang dapat terjadi akibat sirkumsisi adalah perdarahan, infeksi, nyeri.

Perdarahan

Perdarahan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi setelah sirkumsisi. Umumnya, perdarahan dapat terkontrol dengan hemostasis.

Infeksi

Infeksi merupakan komplikasi yang juga umum terjadi setelah sirkumsisi, dan umumnya dapat ditangani dengan menggunakan antibiotik oral atau topikal.

Nyeri

Komplikasi nyeri setelah sirkumsisi dapat dikontrol menggunakan paracetamol.

Retensi Urine

Komplikasi retensi urine dapat terjadi akibat nyeri atau pembengkakan setelah sirkumsisi.

Komplikasi Jangka Panjang

Kerusakan jaringan atau pembentukan jaringan parut dapat menyebabkan komplikasi masalah fungsional atau anatomis pada penis. Komplikasi jangka panjang yang paling umum terjadi adalah stenosis meatal urethra. Komplikasi lainnya adalah:

  • Chordee (kepala penis melengkung akibat eksisi preputium berlebihan)

  • Hipospadia iatrogenik atau fistula uretrokutaneus
  • Torsio penis
  • Tampilan penis yang tidak memuaskan secara kosmetik
  • Skin bridge: adhesi antara kulit korpus penis dan glans penis

  • Disfungsi seksual
  • Fimosis sekunder, terutama pada penile web atau buried penis

  • Nekrosis granular hingga amputasi glans penis

Walaupun jarang, namun kasus kematian akibat sirkumsisi pernah dilaporkan di New York dengan insidensi 1 per 500.000 kasus. Mortalitas yang terjadi disebabkan oleh stasis pembuluh darah, tetanus, dan sepsis. [1-6,8,13]

Referensi

1. World Health Organization and Joint United Nations Programme on HIV/AIDS. Male Circumcision: Global Trends And Determinants Of Prevalence, Safety And Acceptability, 2007, 3-19,22-41
2. World Health Organization and Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, Neonatal And Child Male Circumcision: A Global Review, 2010, 1-108
3. World Health Organization and Joint United Nations Programme on HIV/AIDS, Manual For Male Circumcision Under Local Anaesthesia, 2009, version 3.1.1-90
4. The American College Of Obstetricians And Gynecologist, Faq Newborn Male Circumcision, 2017, 1-3
5. The British Association Of Urological Surgeons, Circumcision (Complete Removal Of The Foreskin, 2017, 1-6
6. Y. A. Mulia and P. A. T. Adiputra. Teknik Guillotine Dan Gomco Clamp Pada Sirkumsisi.
8. Ikatan Ahli Urologi Indonesia, in Panduan Penatalaksanaan (Guidelines): Pediatric Urology (Urologi Anak) Di Indonesia, 2005, 3
13. A. J. Krill, L. S. Palmer, J.S. Palmer. Complications of Circumcision. 2011, 11, 2458-2468

Teknik Sirkumsisi
Edukasi Pasien Sirkumsisi
Diskusi Terkait
Anonymous
05 Oktober 2022
Kapan Fimosis Perlu Disirkumsisi - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. B. Saya ingin bertanya pada pasien bayi dengan fimosis, kira2 berapa lama kita bisa menunggu sambil observasi sampai keputusan...
dr.Makbruri, M.Biomed
21 September 2022
Pasien dengan Luka Dehiscence pasca sunat 1 minggu
Oleh: dr.Makbruri, M.Biomed
4 Balasan
Pasien pasca sunat 1 minggu datang dengan luka dehiscence seperti di gambar apa yang harus kita lakukan?
ayu nasiroh
02 Juli 2022
Metode sirkumsisi terbaik
Oleh: ayu nasiroh
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, apakah metode yg terbaik untuk sirkumsisi? Mengingat semakin banyak metode2 yang berkembang saat ini. Ada cauter, laser, stapler...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.