Red Flags Hirsutism

Oleh :
dr. Audrey Amily

Tanda bahaya kasus hirsutism perlu diketahui dan diwaspadai dengan jelas karena dapat menandakan suatu penyakit serius. Definisi hirsutisme adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan pada tubuh perempuan. Pertumbuhan rambut yang berlebih ini disebabkan oleh tingginya kadar hormon androgen.[1,2]

Hirsutism terjadi pada sekitar 5‒10% populasi wanita di dunia. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Umumnya, pada hirsutisme pertumbuhan rambut berlebih didapati pada daerah bibir bagian atas, bagian dagu, dada, punggung, dan juga abdomen bagian atas.[1-4]

Asian,Woman,Mustache.closeup.

 

Skoring Ferriman-Gallwey

Hirsutism didiagnosis berdasarkan skoring Ferriman-Gallwey (FG), di mana pertumbuhan rambut diberi nilai 0‒4 dari 9 androgen-dependent areas di tubuh. Area yang dinilai pada sistem skoring FG ini adalah bibir, dagu, dada, abdomen bagian atas, abdomen bagian bawah, lengan, tungkai bawah, punggung bagian  atas, dan punggung bawah.[1,4]

Adapun kategori penilaian berkisar dari 0 (tidak adanya pertumbuhan rambut yang terlihat) sampai skor 4 (adanya pertumbuhan rambut terminal yang terlihat jelas). Skor normal apabila nilai <8, gejala ringan nilai 8‒15, dan gejala berat nilai >15.[1,4]

FerrimanGallwey Sumber: Openi, 2010.

Gambar 1. Skoring Ferriman-Gallwey

Sekilas tentang Penyebab Hirsutism

Penyebab pertumbuhan rambut berlebih dapat multifaktorial, baik faktor lokal, sistemik, hormon pertumbuhan, maupun hormon steroid seksual. Hormon steroid seksual yang berperan adalah androgen, yang meningkat pada saat pubertas.[1-3]

Hirsutisme berkaitan dengan peningkatan kadar hormon androgen dan sensitivitas folikel rambut terhadap androgen. Peningkatan hormon androgen akan menyebabkan perubahan rambut vellus menjadi rambut terminal pada area tubuh yang sensitif terhadap hormon androgen. Peningkatan hormon androgen ini akan memicu pertumbuhan rambut terminal berlebih pada beberapa area tubuh, seperti bibir, dagu, perut, dada, punggung, tangan, dan kaki. Area tubuh tersebut memiliki sensitivitas berlebih terhadap hormon androgen.[1-4]

Berbagai penyakit dikaitkan dengan gejala hirsutism seperti: sindrom polikistik ovarium, hiperplasia adrenal kongenital, dan tumor ovarium. Namun, 20% hirsutism merupakan kasus idiopatik, yang memiliki kadar androgen serum normal, tidak ada gangguan menstruasi, dan tidak ditemukan penyebab lain.[5,6]

Red Flags Hirsutism

Hirsutism yang disertai tanda bahaya dapat dicurigai disebabkan oleh tumor, termasuk tumor adrenal, ovarium, atau pituitari. Tanda bahaya hirsutism adalah:

  • Pertumbuhan rambut yang cepat dan progresif
  • Onset pada usia pubertas
  • Onset pasca menopause
  • Kadar serum testosterone >200 ng/dL
  • Gejala penyerta, seperti menstruasi tidak teratur, acne vulgaris, perubahan suara, peningkatan libido, mudah terjadi memar di tubuh, purple striae, miopati proksimal, osteopenia
  • Massa di abdomen atau regio pelvis[2-4,6]

Pasien dengan tanda bahaya perlu dilakukan penanganan lanjutan yang tepat, untuk mengonfirmasi etiologi pasti.[2-4,6]

Manajemen Pasien dengan Red Flag Hirsutism

Manajemen pasien dengan tanda bahaya hirsutisme dimulai dari anamnesis dan dilanjutkan dengan pemeriksaan yang terarah, untuk menentukan etiologi dan tata laksana yang sesuai.

Anamnesis

Pada saat melakukan anamnesis pada pasien dengan keluhan hirsutism, perlu ditanyakan beberapa hal yang mencakup:

  • Onset terjadinya hirsutisme
  • Riwayat hirsutism di keluarga
  • Progresifitas dan tingkat keparahan hirsutism
  • Ada tidaknya gejala penyerta, seperti perubahan suara menjadi lebih berat, pola menstruasi, acne, striae terutama pada area abdomen, serta perubahan bentuk dan kekuatan otot
  • Riwayat pengobatan yang pernah dikonsumsi, seperti obat golongan siklosporin, injeksi testosteron, progestin, dan minoxidil[1-3]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pasien dengan hirsutism diawali dengan penilaian dengan sistem skoring FG. Pemeriksaan fisik lain yang penting adalah melihat ada tidaknya gejala penyerta yang bisa menjadi bagian dari tanda bahaya hirsutisme. Gejala penyerta yang perlu diperhatikan, yaitu penipisan kulit, striae abdomen, memar pada tubuh, acne, dan massa otot. Pemeriksaan fisik abdomen dan rongga pelvis juga perlu dilakukan untuk melihat dan meraba ada tidaknya massa.[1-4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada kasus hirsutism digunakan untuk menentukan etiologi pasti, di mana pemeriksaan yang paling sederhana adalah mengukur kadar serum testosteron total dan kadar dehydroepiandrosterone-sulfate (DHEA-S). Peningkatan kedua kadar tersebut dapat mengindikasikan keganasan yang menyebabkan hirsutism. Kadar serum testosterone total >150 ng/dL dapat dicurigai adanya keganasan.[2,5-7]

Selain itu, pemeriksaan kadar kortisol bebas dalam urin 24 jam juga perlu dilakukan, terutama pada pasien yang memiliki riwayat menstruasi tidak teratur.[2,5-7]

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah USG abdomen dan USG panggul, untuk melihat kemungkinan tumor. Pemeriksaan pencitraan lanjutan adalah CT scan, yang sangat direkomendasikan untuk pasien suspek tumor adrenal.[3,5,6,8]

Tata Laksana

Penatalaksanaan hirsutism diberikan pada tingkat keparahan berat, dan pasien yang memiliki tanda bahaya hirsutism. Penatalaksanaan hirsutisme dibagi menjadi medikamentosa dan kosmetik.[3,6-8]

Penatalaksanaan medikamentosa awal umumnya dengan pemberian kontrasepsi oral kombinasi, yang bertujuan untuk menekan produksi androgen ovarium dan menstimulasi produksi dari hormon steroid tubuh. Apabila pemberian pil kontrasepsi oral kombinasi belum efektif, dapat diberikan obat antiandrogen spironolactone, finasteride atau dutasteride.[3,6-8]

Penatalaksanaan nonfarmakologis bertujuan untuk pendekatan kosmetik, yaitu memperbaiki penampilan terhadap pertumbuhan rambut yang berlebihan. Penatalaksanaan ini mencakup upaya menghambat pertumbuhan rambut dengan eflornithine topikal atau elektrolisis, serta tindakan untuk menghilangkan rambut dengan tindakan hair removal.[4,6,7]

Referensi