Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kolesteatoma general_alomedika 2022-10-17T16:10:00+07:00 2022-10-17T16:10:00+07:00
Kolesteatoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kolesteatoma

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Etiologi kolesteatoma masih belum diketahui dengan jelas tetapi terdapat beberapa teori, seperti teori epithelial rest atau sisa epitel yang berusaha menjabarkan etiologi kolesteatoma kongenital, serta teori invaginasi, invasi epitel, metaplasia skuamosa, hiperplasia sel basal, dan traksi mukosa yang memaparkan perjalanan penyakit kolesteatoma tipe acquired.[4,7,9,10]

Etiologi

Beberapa teori menjelaskan mengapa penyakit kolesteatoma dapat terjadi.

Teori Epithelial Rest

Meskipun terdapat beberapa teori lain yang berusaha menjelaskan penyebab kolesteatoma kongenital, teori epithelial rest merupakan yang paling banyak diterima. Teori ini dicetuskan oleh Teed pada tahun 1936 dan diteliti lebih dalam oleh Levenson.

Teori epithelial rest atau sisa epitel memaparkan bahwa kolesteatoma kongenital disebabkan oleh sisa epitel yang terjebak di celah telinga tengah. Normalnya epitel tersebut mengalami resorpsi pada usia gestasi 33 minggu, namun karena adanya gangguan penyerapan selama embriogenesis, epitel tersebut tetap ada dan mengalami proliferasi menjadi kolesteatoma seiring berjalannya waktu. Teori ini juga didukung oleh fakta yang menunjukkan bahwa lokasi sisa epitel berada di kuadran anterosuperior telinga tengah, yang juga merupakan lokasi tersering dari kolesteatoma kongenital.[9,11]

Teori Invaginasi/Kantong Retraksi

Teori ini merupakan teori yang cukup banyak digunakan untuk menjelaskan penyebab kolesteatoma tipe acquired. Kolesteatoma terjadi karena adanya retraksi pars flaccida membran timpani sebagai akibat dari tekanan negatif pada telinga tengah yang paling banyak dicetuskan oleh disfungsi dari tuba eustachius (hydrops ex vacuo theory). Selain disfungsi tuba, tekanan negatif dapat pula disebabkan oleh adanya inflamasi berulang. Semakin dalam kantong retraksi, yang diikuti dengan adanya akumulasi keratin, akan menyebabkan terbentuknya kolesteatoma. Pembentukan kolesteatoma mengakibatkan obstruksi bukaan kantong yang berujung pada penyebaran di rongga telinga tengah.[7,10]

Teori Invasi/Migrasi Epitel

Teori ini dicetuskan oleh Habermann dan Bezold pada tahun 1888 dan 1890. Teori invasi menjelaskan bahwa pembentukan kolesteatoma terjadi akibat migrasi atau perpindahan epitel skuamosa berkeratin membran timpani menuju telinga tengah melalui defek perforasi pada membran tersebut. Teori ini ditunjang oleh percobaan hewan yang menunjukkan perpindahan epitel skuamosa dapat terjadi secara medial melalui perforasi marginal.[4,7]

Teori Metaplasia Skuamosa

Teori metaplasia skuamosa menjelaskan penyebab terbentuknya kolesteatoma melalui proses metaplasia pada mukosa telinga tengah yang terjadi akibat proses inflamasi maupun infeksi. Proses inflamasi atau infeksi mencetuskan proses keratinisasi dari sel epitel mukosa yang bersifat pluripoten. Hal ini akan menyebabkan pembesaran kolesteatoma yang menyebabkan lisis dan perforasi membran timpani, gambaran yang sering dijumpai pada kolesteatoma tipe acquired.[4,7]

Teori Hiperplasia Sel Basal (Papillary Ingrowth Theory)

Teori hiperplasia sel basal memaparkan pembentukan kolesteatoma berawal dari keratinosit sel basal yang mengalami proliferasi sehingga membentuk mikrokista berisi keratin, atau biasa disebut sebagai pseudopodia. Pseudopodia dapat menginvasi jaringan subendothelial Prussak’s space, celah yang dibatasi leher tulang maleus di medial, pars flaccida di bagian lateral, lipatan malleolus lateral di superior, dan prosesus lateral tulang maleus di inferior.

Proses inflamasi diduga merupakan pencetus proliferasi jaringan, namun belum ada penelitian yang dapat menjelaskan arah pertumbuhan sel basal ke arah medial. Teori ini digunakan untuk menjelaskan kolesteatoma pada membran timpani yang intak.[4,7]

Teori Traksi Mukosa

Pembentukan kolesteatoma didasari oleh adanya kontak bagian medial membran timpani dengan mukosa permukaan lateral dari tulang pendengaran. Adanya kontak antara kedua struktur tersebut dapat menarik membran timpani ke arah superior. Penarikan tersebut dapat terjadi akibat silia pada mukosa, mukus, maupun gerakan dari lapisan sel epitel itu sendiri.

Proses ini diikuti oleh terbentuknya elemen proinflamasi dan sitokin yang dihasilkan oleh mukosa, sehingga mencetuskan proliferasi dan migrasi keratinosit. Kolesteatoma terbentuk melalui akumulasi keratin yang mengalami impaksi pada orifisium.[4]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya kolesteatoma, antara lain:

  • Etnis Kaukasia dan Afrika
  • Penderita otitis media kronis

  • Disfungsi tuba Eustachius
  • Penderita kelainan kongenital, seperti sindrom brankio-oto-renal dan palatoschizis

  • Penderita rhinitis alergi

  • Penderita osteoporosis

  • Penderita rhinosinusitis kronis

  • Pembedahan
  • Trauma[2,10,12-14]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Jennings B, Prinsley P, Philpott C, Willis G, Bhutta M. The genetics of cholesteatoma. A systematic review using narrative synthesis. Clinical Otolaryngology. 2017;43(1):55-67.
4. Jackler R, Santa Maria P, Varsak Y, Nguyen A, Blevins N. A new theory on the pathogenesis of acquired cholesteatoma: Mucosal traction. The Laryngoscope. 2015;125:S1-S14.
7. Kuo C. Etiopathogenesis of acquired cholesteatoma: Prominent theories and recent advances in biomolecular research. The Laryngoscope. 2014;125(1):234-240.
9. Kansu L, Ozluoglu L. Congenital cholesteatoma together with ossicular chain anomaly. European Archives of Oto-Rhino-Laryngology. 2016;274(2):1179-1182.
10. Kuo C, Shiao A, Wen H, Chang W. Increased risk of cholesteatoma among patients with allergic rhinitis: A nationwide investigation. The Laryngoscope. 2017;128(3):547-553.
11. Walker D, Shinners M. Congenital Cholesteatoma. Pediatric Annals. 2016;45(5):e167-e170.
12. Wang T, Lin C, Lin C, Chung H, Wang C, Tsai M et al. Increased Acquired Cholesteatoma Risk in Patients with Osteoporosis: A Retrospective Cohort Study. PLOS ONE. 2015;10(7):e0132447.
13. Kuo C, Yen Y, Chang W, Shiao A. Association Between Middle Ear Cholesteatoma and Chronic Rhinosinusitis. JAMA Otolaryngology–Head & Neck Surgery. 2017;143(8):757.
14. Chen A, Wang B, Zhong F, Song G, Song H, Yu K et al. Expression levels of receptor activator of nuclear factor-κB ligand and osteoprotegerin are associated with middle ear cholesteatoma risk. Acta Oto-Laryngologica. 2015;135(7):655-666.

Patofisiologi Kolesteatoma
Epidemiologi Kolesteatoma
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 19:59
Hasil UKMPPD dari AIPKI hilang
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Dok.. maaf izin bertanya.. apakah ada disini yang pernah urus ulang hasil ukmppd dok? Karna hilang atau yang lainnya.. kalau ada urusnya berapa lama ya dok?
Anonymous
Kemarin, 15:47
Nyeri tekan di perut kiri bawah dekat panggul
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Salam sejawat dokter" Semua, saya ijin mau konsul dok pasien saya mengalami nyeri pada bagian perut kiri bawah setelah di lakukan pemeriksaan fisik tetdapar...
Anonymous
Kemarin, 07:11
Apakah vaksin DPT boleh menggunakan merek yang berbeda?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin konsul pasien 4 bulan, vaksin pertama dan kedua menggunakan hexaxim. Apakah vaksin ke 3 boleh menggunakan pentabio + polio ?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.