Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Karsinoma Nasofaring general_alomedika 2021-12-23T15:03:02+07:00 2021-12-23T15:03:02+07:00
Karsinoma Nasofaring
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Karsinoma Nasofaring

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Etiologi karsinoma nasofaring melibatkan tiga faktor mayor, yaitu infeksi Epstein-Barr Virus (EBV), kerentanan genetik, dan faktor lingkungan.

Infeksi Epstein-Barr Virus (EBV)

Hubungan antara kanker nasofaring dan EBV pertama kali diobservasi pada tahun 1966, didapatkan adanya antibodi IgG dan IgA yang bekerja melawan komponen EBV pada pasien dengan karsinoma nasofaring. Pada sebuah kohort didapatkan adanya peningkatan antibodi IgA dan anti-DNase terhadap EBV yang memiliki hubungan kuat dengan perkembangan terjadinya karsinoma nasofaring.

Kerentanan Genetik

Insidensi karsinoma nasofaring 20-50 kali lipat lebih tinggi terjadi di Cina Bagian Selatan dibandingkan dengan populasi negara barat. Ditemukan adanya kerentanan lokus genetik yang berhubungan dengan gen HLA kelas I pada lokus kromosom 6p21. Gen ini mengkode protein untuk identifikasi dan memperkenalkan antigen asing, termasuk peptide EBV kepada sel T sitotoksik untuk memicu respon imun host melawan sel yang terinfeksi. Banyak studi yang sudah melaporkan hubungan kuat antara gen HLA kelas I terhadap kejadian karsinoma nasofaring.

Faktor Lingkungan

Beberapa studi melaporkan bahwa konsumsi makanan yang diasinkan dapat meningkatkan risiko karsinoma nasofaring pada populasi lokal di Cina. Hal ini diduga berkaitan dengan adanya kandungan nitrosamine yang mudah menguap pada makanan-makanan tradisional di Cina.

Selain daripada itu, konsumsi obat herbal juga dilaporkan meningkatkan risiko karsinoma nasofaring pada populasi Asia. Beberapa obat herbal diduga menginduksi ekspresi EBV lytic antigen sehingga menyebabkan seseorang lebih rentan terkena karsinoma nasofaring.

Paparan terhadap formaldehida, debu kayu, asap, dan polutan juga dilaporkan dapat menyebabkan karsinoma nasofaring. [2]

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian karsinoma nasofaring, yaitu:

  • Pekerjaan : Pekerjaan yang sering terpajan dengan formaldehid, debu kayu, parfum, dan bahan kimiawi dinilai dapat menjadi faktor risiko terjadinya karsinoma nasofaring melalui peningkatan inflamasi kronik pada nasofaring.
  • Merokok : Merokok dinilai memiliki hubungan kuat dalam meningkatkan risiko terjadinya karsinoma nasofaring terutama pada populasi risiko rendah. [2,4]
  • Alkohol : Alkoholisme juga dinilai memiliki risiko tinggi mengalami karsinoma nasofaring
  • Riwayat penyakit respirasi : Berbagai studi menyatakan adanya risiko kanker nasofaring pada pasien dengan riwayat rhinitis dan sinusitis kronik, polip nasal, atau infeksi telinga sebesar dua kali lipat lebih tinggi. Adanya inflamasi dan infeksi berulang pada saluran napas dapat menyebabkan mukosa nasofaring rentan mengalami displasia. Bakteri dapat mengurangi konversi nitrat menjadi nitrit sehingga dapat menyebabkan terbentuknya komponen karsinogenik N-nitroso. [4]

Referensi

2. Tsao SW, Yip YL, Tsang CM, Pang PS, Lau VMY, Zhang G, et al. Etiological factors of nasopharyngeal carcinoma. Oral Oncology. 2014;50:330-338.
4. Salehiniya H, Mohammadian M, Hashejani AM, Mahdavifar N. Nasopharyngeal cancer in the world: epidemiology, incidence, mortality, and risk factors. WCRJ. 2018;5(1):e1046.

Patofisiologi Karsinoma Nasofaring
Epidemiologi Karsinoma Nasofaring
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
04 Februari 2022
Pengaruh siklus radioterapi terlambat pada pengobatan KNF - Onkologi Radiasi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Steven, Sp.Onk.Rad, izin bertanya dokter.Bagaimana pengaruhnya jika terjadi keterlambatan menjalani siklus radioterapi pada pasien dengan kanker...
dr. Reren Ramanda
16 November 2021
Hubungan infeksi HPV pada kejadian kanker - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp. THT-KL(K), izin bertanya dokter, apakah memang terdapat hubungan antara infeksi HPV dengan kejadian Ca pada bidang THT terutama pada pasien...
dr. Hudiyati Agustini
16 November 2021
Kissing disease mononukleosis - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Sekti SpTHT(K), apakah benar mononukleosis risiko tinggi menyebabkan kanker nasofaring? berapa besar prevalensinya? apakah ada faktor yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.