Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Karsinoma Nasofaring general_alomedika 2023-02-28T13:54:28+07:00 2023-02-28T13:54:28+07:00
Karsinoma Nasofaring
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Karsinoma Nasofaring

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Diagnosis karsinoma nasofaring definitif ditegakkan melalui endoscopy-guided biopsy. [1]

Anamnesis

Anamnesis yang lengkap dan menyeluruh diperlukan pada pasien dengan keluhan pada telinga, hidung, dan tenggorok. Pasien dengan kanker nasofaring biasanya datang dengan keluhan adanya massa servikal yang berasal dari sebaran metastasis ke nodus limfa. Keluhan lain yang sering dialami pasien karsinoma nasofaring adalah otitis serosa unilateral akibat obstruksi dari tuba eustachius oleh tumor primer.

Keluhan lain yang juga perlu dicurigai ke arah karsinoma nasofaring adalah obstruksi nasal, epistaksis berulang, epistaksis yang purulent, rhinorrhea yang disertai darah, kehilangan pendengaran, tinitus, nyeri kepala, dan hiposmia. Pada beberapa pasien juga dapat ditemukan keluhan adanya hiperestesia atau parestesia pada wajah bila tumor sudah mengganggu saraf trigeminal.

Tanyakan faktor-faktor risiko berupa kebiasaan makan, merokok, pekerjaan, dan konsumsi alkohol yang dapat meningkatkan risiko terjadinya karsinoma nasofaring. [1,3,6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik perlu dilakukan secara menyeluruh untuk membantu mengenali kanker nasofaring serta ada tidaknya metastasis atau komplikasi yang terjadi.

Pemeriksaan Leher

Temuan fisik yang paling sering adalah adanya massa servikal yang tidak nyeri, yang berasal dari pembesaran nodus limfa. Nodus limfa yang paling sering terkena adalah jugulodigastrik, nodus jugular media dan superior, serta servikal anterior.

Pemeriksaan Telinga, Hidung, dan Tenggorok

Pemeriksaan telinga untuk melihat apakah terdapat sekret serosa atau tanda-tanda tuli konduktif akibat obstruksi tuba eustachius.

Pada pemeriksaan nasofaringoskopi indirek bisa terlihat adanya massa yang meninggi pada regio nasofaring. Temuan ini paling sering didapatkan pada fosa Rosenmuller.

Pemeriksaan Saraf

Adanya kelumpuhan saraf kranial dapat terjadi pada 25%, terutama pada saraf trigeminal. [3,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari karsinoma nasofaring adalah masa sinus atau nasofaring lainnya.

Limfoma

Limfoma merupakan tumor kedua tersering pada daerah kepala dan leher. Keluhan yang dialami pasien dapat berupa benjolan daerah leher, nyeri pada tulang, sefalgia, penurunan berat badan, infeksi rekuren, dan demam berkepanjangan. Diagnosis limfoma biasanya ditegakkan berdasarkan biopsi.

Neuroblastoma Olfaktori

Kanker ini cukup jarang terjadi, sekitar 2% dari semua tumor traktus sinonasal. Keluhan yang paling sering terjadi adalah obstruksi nasal dan epistaksis. Selain itu bisa terjadi adanya sefalgia, rhinorrhea, anosmia, dan gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan imaging didapatkan adanya massa yang memanjang melewati cribiform plate.

Polip Nasal

Pada polip nasal, keluhan yang biasanya timbul adalah obstruksi saluran napas, epistaksis, dan postnasal drip. Pada pemeriksaan fisik rhinoskopi anterior ditemukan adanya massa pada meatus nasal. [8,9]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang berupa endoscopy-guided biopsy adalah pemeriksaan yang penting untuk menegakkan diagnosis definitif dari karsinoma nasofaring. Untuk menentukan stadium kanker, dapat dilakukan pemeriksaan MRI atau CT Scan.

Endoskopi

Endoskopi diperlukan untuk melihat lesi atau visualisasi secara langsung dari tumor primer sambil juga melakukan biopsi agar sampel jaringan bisa dinilai secara histopatologi. [3,7]

Histopatologi

Gambaran histopatologi karsinoma nasofaring terdiri dari tiga tipe, yaitu non keratinising, keratinising, dan basalloid.

Pada tipe non keratinising, terdapat dua subtipe yaitu terdiferensiasi dan tidak terdiferensiasi. Kelompok ini sering ditemukan berhubungan dengan infeksi virus Epstein-Barr. Pada subtipe yang terdiferensiasi, sel-sel tumor menunjukkan diferensiasi dengan urutan maturasi yang jelas. Pada subtipe tidak terdiferensiasi tampak sel tumor dengan nukleus berbentuk oval atau bulat dan nukleoli yang prominen, batas sel tampak tidak jelas, serta sel tumor berbentuk sinkretial.

Pada tipe keratinising tampak diferensiasi skuamosa dengan jembatan interseluler dan atau keratinisasi sepanjang hampir keseluruhan jaringan kanker. Tipe basalloid adalah tipe yang langka dan biasanya lebih agresif. Gambaran berupa sel-sel skuamosa tipe basal yang imatur dengan nukleus hiperkromatik dan sitoplasma yang sedikit. [1,10]

MRI atau CT Scan

MRI atau CT Scan daerah kepala dan leher sampai dengan klavikula diperlukan untuk menilai ekstensi tumor, basis erosi tulang, dan limfadenopati servikal.

CT Scan thoraks mungkin diperlukan apabila terdapat kecurigaan metastasis. Bone scan dapat dilakukan untuk melihat adanya metastasis ke daerah tulang. [3,7,8]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap dan profil kimiawi diperlukan pada pasien kanker nasofaring. Adanya hasil tes fungsi liver abnormal dapat memperlihatkan adanya metastasis ke liver. Pemeriksaan serologi titer EBV, seperti IgA dan IgG juga dapat dikerjakan meskipun bukan merupakan alat diagnostik untuk kanker nasofaring. [3,7,8]

Staging Karsinoma Nasofaring

Staging karsinoma nasofaring yang banyak digunakan adalah sistem TNM dari American Joint Committee on Cancer (AJCC). [11]

Tabel 1. Staging Karsinoma Nasofaring

AJCC Stage

Stage Grouping

Deskripsi

0

Tis

N0

M0

Tumor hanya berada di lapisan atas dari sel di dalam nasofaring, belum tumbuh ke lapisan bagian dalam (Tis).

Kanker belum menyebar ke nodus limfa sekitarnya (N0) atau bagian lain dari tubuh (M0).

I

T1

N0

M0

Tumor berada di nasofaring. Bisa tumbuh pula di orofaring (bagian belakang dari mulut) dan/atau kavitas nasal (T1)

Kanker belum menyebar ke nodus limfa sekitarnya (N0) atau bagian lain dari tubuh (M0).

II

T1(atau T0)

N1

M0

Tumor berada di nasofaring. Bisa tumbuh pula di orofaring (bagian belakang dari mulut) dan/atau kavitas nasal (T1). ATAU, tidak ada tumor yang terlihat di nasofaring, namun kanker ditemukan di nodus limfa leher dan terdapat positif EBV (T0).

Kanker sudah menyebar ke 1 atau lebih nodus limfa pada satu bagian dari leher, atau sudah menyebar ke ondus limfa di bagian tenggorok. Tidak ada nodus limfa yang lebih besar dari 6 cm (N1). Kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh (M0).

T1(or T0)

N2

M0

Tumor berada di nasofaring. Bisa tumbuh pula di orofaring (bagian belakang dari mulut) dan/atau kavitas nasal (T1). ATAU, tidak ada tumor yang terlihat di nasofaring, namun kanker ditemukan di nodus limfa leher dan terdapat positif EBV (T0).

Kanker sudah menyebar ke nodus limfa pada kedua bagian dari leher, tidak ada nodus limfa yang lebih besar dari 6 cm (N2). Kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh (M0).

T2

N2

M0

Tumor sudah bertumbuh ke dalam jaringan bagian kiri atau kanan dari bagian atas tenggorok, namun belum menginvasi tulang (T2). Kanker sudah menjalar ke nodus limfa pada kedua bagian leher, namun tidak ada yang lebih besar dari 6 cm (N2). Kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh (M0).

T3

N0 – N2

M0

Tumor sudah menjalar ke sinus dan/atau tulang di dekatnya (T3).

Kanker belum menyebar atau sudah. menyebar ke nodus limfa sekitarnya di bagian leher atau tenggorok belakang, tidak lebih besar dari 6 cm (N0 – N2). Kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh (M0).

IV A

T4

N0-N2

M0

Tumor sudah menyebar ke tulang tengkorak dan/atau nervus kranial, hipofaring, kelenjar saliva utama, mata, atau jaringan di dekatnya (T4).

Kanker belum menyebar atau sudah. menyebar ke nodus limfa sekitarnya di bagian leher atau tenggorok belakang, tidak lebih besar dari 6 cm (N0 – N2). Kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh (M0).

Tis-T4

N3

M0

Tumor dapat atau belum menyebar ke struktur di luar nasofaring (T apapun). Kanker sudah menjalar ke nodus limfa yang berukuran lebih dari 6 cm atau berlokasi pada daerah bahu di atas klavikula (N3).

Kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh (M0).

IVB

T apapun

N apapun

M1

Tumor dapat atau belum menyebar ke struktur di luar nasofaring (T apapun). Kanker belum menyebar atau sudah. menyebar ke nodus limfa sekitarnya (N apapun).

Kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh (metastasis). (M1)

 

Referensi

1. Simo R, Robinson M, Lei M, Sibtain A, Hickey S. Nasopharyngeal carcinoma : united kingdom national multidisciplinary guideline. J Laryngo Otology, 2016. 130(S2): S97-S103.
3. Her C. Nasopharyngeal cancer and the southeast Asian patient. Am fam Physician. 2001;63:1776-82.
6. Adham M, Kurniawan AN, Muhtadi AI, Roezin A, Hermani B, Gondhowiardjo S, et al. Nasopharyngeal carcinoma in Indonesia: epidemiology, incidence, signs, and symptoms at presentation. Chin J Cancer. 2012;31(4): 185-197.
7. Brennan B. nasopharyngeal carcinoma. Orphanet journal of rare disease. 2006;23(1):1-5.
8. Paulino AC. Nasopharyngeal Cancer. 2016. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/988165-overview
9. Thompson LDR. Olfactory neuroblastoma. Head Neck Pathol. 2009;3(3):252-259.
10. Wei WI, Sham J S. Nasopharyngeal carcinoma. The Lancet, 2005. 365(9476): 2041–2054. doi:10.1016/s0140-6736(05)66698-6
11. American Cancer Society. Nasopharyngeal Cancer Stages. [internet]. [cited 2018 December 13]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/nasopharyngeal-cancer/detection-diagnosis-staging/staging.html

Epidemiologi Karsinoma Nasofaring
Penatalaksanaan Karsinoma Nasofa...

Artikel Terkait

  • Vaksinasi HPV Sebagai Pencegahan Kanker Orofaring
    Vaksinasi HPV Sebagai Pencegahan Kanker Orofaring
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
04 Februari 2022
Pengaruh siklus radioterapi terlambat pada pengobatan KNF - Onkologi Radiasi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Steven, Sp.Onk.Rad, izin bertanya dokter.Bagaimana pengaruhnya jika terjadi keterlambatan menjalani siklus radioterapi pada pasien dengan kanker...
dr. Reren Ramanda
16 November 2021
Hubungan infeksi HPV pada kejadian kanker - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp. THT-KL(K), izin bertanya dokter, apakah memang terdapat hubungan antara infeksi HPV dengan kejadian Ca pada bidang THT terutama pada pasien...
dr. Hudiyati Agustini
16 November 2021
Kissing disease mononukleosis - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Sekti SpTHT(K), apakah benar mononukleosis risiko tinggi menyebabkan kanker nasofaring? berapa besar prevalensinya? apakah ada faktor yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.