Penatalaksanaan Kanker Sinonasal
Penatalaksanaan kanker sinonasal biasanya berupa operasi reseksi yang diikuti oleh radioterapi atau kemoradiasi adjuvan. Diseksi leher radikal atau radioterapi leher elektif hanya direkomendasikan pada pasien dengan keterlibatan nodus limfa.[2,7]
Pembedahan
Pilihan tata laksana awal umumnya adalah pembedahan radikal untuk menghilangkan massa dan menjaga drainase sinus. Pembedahan eksploratif mungkin diperlukan untuk menentukan apakah massa operable. Selain itu, penting juga untuk merencanakan rekonstruksi dan rehabilitasi dengan tujuan perbaikan fungsi dan kosmetik pasien. Saat ini, pembedahan banyak menggunakan endoskopi apabila memungkinkan. Tujuan dari operasi adalah reseksi dengan batas pengangkatan yang bebas tumor.
Kontraindikasi operasi antara lain metastasis jauh, invasi otak luas, invasi basis kranii tengah, dan infiltrasi nervus atau kiasma optik bilateral. Pengangkatan bola mata mungkin diperlukan jika telah terjadi invasi yang ekstensif ke orbita.
Apabila terdapat keterlibatan nodus limfa leher, maka dapat dilakukan diseksi leher radikal.[2]
Radioterapi
Saat ini radioterapi banyak dilakukan sebagai terapi pasca pembedahan. Radioterapi dapat menimbulkan berbagai efek samping, seperti retinopati, glaukoma, keratitis, oklusi arteri retina sentral, hingga kebutaan.
Volume terapi perlu mencakup antrum maksila dan meliputi sinus hemiparanasal. Orbita dan area sekitarnya sebaiknya dieksklusi, kecuali jika tidak memungkinkan.
Pasien yang menjalani terapi radiasi eksternal (external-beam radiation therapy) yang melibatkan kelenjar tiroid atau pituitari berisiko mengalami hipotiroidisme. Lakukan pemeriksaan fungsi tiroid sebagai pemantauan.[2]
Kemoterapi
Kemoterapi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan penyakit yang rekuren. Kemoterapi telah dilaporkan efektif pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa area kepala leher sebagai terapi paliatif dan dapat meningkatkan kesintasan serta kualitas hidup pasien.
Pilihan kemoterapi dapat mencakup cisplatin, fluorouracil, dan methotrexate.[2]
Pemilihan Terapi Berdasarkan Stadium
Pada prinsipnya, pemilihan terapi kanker sinonasal bersifat individual, tergantung pada kondisi klinis masing-masing pasien. Secara umum, terapi dapat dipilih berdasarkan stadium dan jenis kanker yang terjadi.
Stadium I
Untuk kanker stadium I, terapi dapat dipertimbangkan berdasarkan lokasi tumor, yaitu:
- Tumor sinus maksilaris: reseksi bedah. Dapat diikuti terapi radiasi tergantung dengan batas bebas tumor dari lesi.
- Tumor sinus etmoidalis: External-beam radiation therapy dipilih pada lesi yang tidak dapat direseksi. Jika lesi terlokalisir, dapat dilakukan reseksi, namun umumnya diperlukan reseksi etmoid, maksila, atau orbita. Jika lesi dapat direseksi, pembedahan perlu dilanjutkan dengan terapi radiasi.
- Tumor sinus sfenoid: Pilihan terapi adalah radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring.
- Tumor kavitas nasal: Pembedahan dipilih jika lesi melibatkan septum. Radioterapi lebih disenangi untuk lesi pada dinding lateral dan superior. Sementara itu, pembedahan dan radioterapi umumnya diperlukan pada lesi di septum dan dinding lateral.
- Tumor vestibula nasal: Jika lesi berukuran kecil, maka pembedahan dipilih apabila tidak menyebabkan deformitas atau membutuhkan rekonstruksi. Selain dari itu, radioterapi lebih disenangi.[2]
Stadium II
Untuk kanker sinonasal stadium II, terapi berdasarkan lokasi tumor dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
- Tumor sinus maksilaris: Reseksi bedah dengan radioterapi dosis tinggi sebelum dan setelah operasi.
- Tumor sinus etmoidalis: External-beam radiation therapy lebih disenangi dan umumnya memberi luaran lebih baik dibanding pembedahan. Jika lesi terlokalisir, dapat dilakukan reseksi, namun umumnya diperlukan reseksi etmoid, maksila, atau orbita. Jika lesi dapat direseksi, pembedahan perlu dilanjutkan dengan terapi radiasi.
- Tumor sinus sfenoid: Pilihan terapi adalah radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring. Kemoterapi dapat dipertimbangkan sesuai klinis pasien.
- Tumor kavitas nasal: Pembedahan dan radioterapi dipilih pada lesi yang melibatkan septum. Radioterapi lebih disenangi untuk lesi pada dinding lateral dan superior, dapat diikuti dengan kemoterapi.
- Tumor vestibula nasal: Jika lesi berukuran kecil, maka pembedahan dipilih apabila tidak menyebabkan deformitas atau membutuhkan rekonstruksi. Selain dari itu, radioterapi lebih disenangi.[2]
Stadium III
Untuk kanker sinonasal stadium III, dapat dipertimbangkan terapi berdasarkan lokasi tumor sebagai berikut:
- Tumor sinus maksilaris: Reseksi bedah dengan radioterapi dosis tinggi sebelum dan setelah operasi.
- Tumor sinus etmoidalis: Reseksi kraniofasial yang diikuti radioterapi umumnya menjadi pilihan tata laksana.
- Tumor sinus sfenoid: Pilihan terapi adalah radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring. Kemoterapi dapat dipertimbangkan sesuai kondisi klinis pasien.
- Tumor kavitas nasal: Terapi dipilih sesuai klinis pasien, dapat melibatkan tindakan bedah saja, radioterapi saja, atau kombinasi keduanya, dengan atau tanpa kemoterapi.
- Tumor vestibulum nasal: Radioterapi lebih disenangi untuk meminimalisir deformitas. Pembedahan dipertimbangkan jika opsi lain tidak memungkinkan.[2]
Stadium IV
Terapi kanker sinonasal stadium IV berdasarkan lokasi tumor adalah:
- Tumor sinus maksilaris: Terapi radiasi dosis tinggi umumnya dipilih karena telah terdapat perluasan lesi ke basis kranium dan nasofaring. Jika radioterapi tidak diikuti pembedahan, pastikan drainase sinus baik.
- Tumor sinus etmoidalis: Reseksi kraniofasial yang diikuti radioterapi sebelum dan setelah operasi umumnya menjadi pilihan tata laksana. Kemoterapi dapat dipertimbangkan pada pasien.
- Tumor sinus sfenoid: Pilihan terapi adalah radioterapi dengan pendekatan yang serupa dengan kanker nasofaring. Kemoterapi dapat dipertimbangkan sesuai klinis pasien.
- Tumor kavitas nasal: Terapi dipilih sesuai klinis pasien, dapat melibatkan tindakan bedah saja, radioterapi saja, atau kombinasi keduanya, dengan atau tanpa kemoterapi.
- Tumor vestibulum nasal: Radioterapi lebih disenangi untuk meminimalisir deformitas. Pembedahan dipertimbangkan jika opsi lain tidak memungkinkan. [2]
Pemilihan Terapi Berdasarkan Stadium dan Jenis Tumor
Jenis tumor adalah melanoma, sarkoma, atau kasus midline granuloma. Pemilihan terapi berdasarkan jenis tumor dan stadiumnya adalah:
Stadium I
Pada melanoma dan sarkoma stadium I, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi umumnya diperlukan pada kasus rhabdomyosarcoma. Pada kasus midline granuloma stadium I, dilakukan terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal.[2]
Stadium II
Pada melanoma dan sarkoma stadium II, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi umumnya diperlukan pada kasus rhabdomyosarcoma. Pada midline granuloma, terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal dapat dipilih.[2]
Stadium III
Pada melanoma dan sarkoma stadium III, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi umumnya diperlukan pada kasus rhabdomyosarcoma. Midline granuloma stadium III dapat dilakukan terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal.[2]
Stadium IV
Pada melanoma dan sarkoma stadium IV, eksisi bedah dipilih jika memungkinkan. Radioterapi dan berbagai kombinasi agen kemoterapi umumnya diperlukan. Sedangkan kasus midline granuloma dipilih terapi radiasi pada kavitas nasal dan sinus paranasal.[2]