Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Sinonasal
Edukasi pasien kanker sinonasal terutama mengenai penyakit dan rencana terapi yang akan dilakukan. Promosi kesehatan kanker sinonasal adalah untuk menghindari faktor risiko.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien terutama mengenai penyakit dan rencana terapi yang akan dilakukan. Di Indonesia, data epidemiologi memang masih terbatas, namun mengindikasikan bahwa angka kejadiannya lebih tinggi dibandingkan estimasi global. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat paparan zat faktor risiko yang masih tinggi, seperti paparan serbuk kayu bakar di lingkungan rumah. Oleh karenanya, dokter perlu mencurigai adanya lesi kanker sinonasal pada pasien dengan keluhan nonspesifik yang berulang.
Edukasi juga perlu ditekankan terkait penggunaan alat perlindungan diri pada pekerjaan yang berisiko terpapar zat karsinogenik, misalnya pada industri pertukangan, perkayuan, dan tekstil. Upaya berhenti merokok juga diperlukan pada perokok aktif maupun pasif.
Terapi umumnya melibatkan pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Setelah terapi, pasien bisa mengalami rekurensi. Oleh karenanya, pemantauan seumur hidup umumnya diperlukan. Evaluasi berupa pemeriksaan telinga-hidung-tenggorok dan panendoskopi setiap 3-4 bulan dalam 2 tahun pertama; dilanjutkan setiap 6 bulan pada tahun-tahun setelahnya. Selain itu, juga dilakukan MRI atau CT scan setiap 6-8 bulan.[2,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Promosi kesehatan kanker sinonasal adalah untuk menghindari faktor risiko yang dapat diubah. Pekerja industri merupakan salah satu kelompok dengan risiko kanker sinonasal yang lebih tinggi, sehingga dapat dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti masker saat bekerja. Menghindari faktor risiko lain, seperti merokok dan konsumsi alkohol, juga dapat menurunkan risiko kanker sinonasal.[2,5-8]