Penatalaksanaan Penyakit Behcet
Penatalaksanaan penyakit Behcet memiliki tujuan utama untuk menginduksi dan mempertahankan remisi serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Tata laksana juga diharapkan dapat mencegah komplikasi ireversibel dan eksaserbasi berat. Prinsip utama terapi adalah untuk menghilangkan reaksi inflamasi dan penggunaan terapi imunosupresan hanya digunakan pada kondisi berat, mengancam nyawa atau jika terdapat manifestasi klinis pada mukokutaneus dan artikular.[9,15]
Tata laksana yang diberikan dapat bervariasi tergantung pada lokasi manifestasi, tingkat berat ringannya penyakit, usia pasien saat onset penyakit pertama muncul, durasi penyakit dan frekuensi rekurensi.[9,15]
Pendekatan Terapi Berdasarkan Manifestasi Klinis Penyakit Behcet
Berikut gambaran pilihan terapi pasien berdasarkan manifestasi klinis yang ditimbulkan:
- Manifestasi mukokutaneus: antibiotik topikal, kortikosteroid topikal, sucralfate
- Manifestasi okular: kortikosteroid topikal ditambah dengan agen midriatik atau sikloplegik
- Articular (arthritis): kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid, Benzathine penicillins
- Manifestasi vaskular : kortikosteroid sistemik
- Manifestasi sistem saraf pusat: kortikosteroid sistemik
- Manifestasi gastrointestinal: Sulfasalazine, kortikosteroid[3]
Pada kehamilan, prednisolone adalah obat sistemik utama yang tidak memiliki efek samping berat pada kehamilan.[3]
Pada kasus persisten, berikut daftar obat yang dapat menjadi pilihan terapi kedua dan ketiga:
- Imunomodulator, misalnya azathioprine atau cyclosporine
- Imunosupresan, misalnya methotrexate atau cyclophosphamide
Anti-Tumor Necrosis Factor-α: infliximab[3]
Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik direkomendasikan oleh the European League Against Rheumatism (EULAR) untuk digunakan pada keadaan berat, atau gejala yang dapat mengancam nyawa seperti okular, vaskular, gastrointestinal, atau manifestasi neurologis. Jenis kortikosteroid yang direkomendasikan adalah methylprednisolone 1 gram/hari selama tiga hari, selanjutnya prednisone 1mg/kgBB/hari kemudian dosis diturunkan perlahan.[9,15]
Pada manifestasi klinis berupa ulkus oral atau genital ringan, dapat digunakan kortikosteroid topikal potensi tinggi (triamcinolone) selama masa prodromal. Pada ulkus yang lebih besar atau berat, injeksi triamcinolone pada dasar ulkus dapat dilakukan. Kortikosteroid topikal oftalmik (betamethasone, dexamethasone) dapat digunakan pada kasus anterior uveitis ringan.[9,15,16]
Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid seperti indomethacin dapat diberikan untuk mengatasi reaksi inflamasi dan nyeri akibat manifestasi klinis persendian penyakit Behcet.[9]
Kolkisin
Kolkisin merupakan obat yang paling sering digunakan pada manifestasi mukokutaneus penyakit Behcet. Obat ini bekerja dengan menghambat kemotaksis neutrofil. Kolkisin juga efektif sebagai terapi untuk manifestasi arthritis, atau untuk mencegah terjadinya rekurensi ulkus oral. Dosis kolkisin pada ulkus aftosa oral adalah 0.6-1 mg, 2-3 kali sehari.[ 9,15]
Efek samping yang dilaporkan selama ini hanya bersifat ringan, yaitu efek samping gastrointestinal dan kerontokan rambut.[9,15]
Dapson
Dapson berperan memproteksi kerusakan jaringan dari reaksi oksidasi. Studi lain juga menunjukkan bahwa dapson dapat menghambat leukotrien 4 dan perlekatan neutrofil ke interleukin-stimulated endothelial cells sehingga bermanfaat pada penyakit Behcet dengan manifestasi kutaneus.[9]
Cyclosporine A
Cyclosporine merupakan inhibitor kalsineurin yang terutama diberikan pada pasien dengan manifestasi okular seperti uveitis. EULAR merekomendasikan obat ini tidak digunakan pada pasien dengan manifestasi sistem saraf pusat karena risiko neurotoksisitas kecuali adanya inflamasi intraokular pada pasien.[9,16]
Cyclosporine A juga bermanfaat pada kasus deep venous thrombosis akut dan kasus manifestasi mukokutaneus. Akan tetapi, karena efek samping dan toksisitasnya, pemberian obat ini harus dipantau ketat. Dosis obat yang dianjurkan adalah 5 mg/kg/hari pada manifestasi okular.[6,9]
Azathioprine
Penggunaan azathioprine pada manifestasi okular direkomendasikan oleh EULAR. Studi juga menunjukkan obat ini dapat menghambat perkembangan ulkus genital, arthritis, dan thrombophlebitis. Dosis azathioprine adalah 2.5 mg/kgBB/hari. Obat ini juga dapat menjadi modalitas terapi pada pasien dengan ulkus oral.[9,15]
Cyclophosphamide
Cyclophosphamide terutama diindikasikan pada manifestasi parenkimal dan pembuluh darah besar sistem saraf pusat. EULAR menyarankan penggunaannya pada kasus thrombosis vena cava bagian thrombosis atau Sindrom Budd-Chiari. Dosis Cyclophosphamide per oral adalah 2 mg/kgBB/hari atau bila secara intravena 750 mg/m2 sampai 1 gram/m2 setiap 4 minggu.[9,15]
Thalidomide
Thalidomide efektif sebagai terapi ulkus orogenital dengan dosis 100mg/hari, tetapi beberapa studi menyarankan perlunya dosis rumatan untuk mencegah rekurensi. Beberapa studi juga menyebutkan efektivitas obat ini dalam terapi manifestasi klinis penyakit Behcet berupa kolitis dengan rentang dosis 100-300 mg/hari.[9,15]
Methotrexate
Modalitas terapi ini diindikasikan pada manifestasi okular atau neurologis. Dosis methotrexate yang diberikan adalah 7.5–20 mg, 1 x/minggu, per oral, selama 4 minggu.[9]
Antikoagulan
EULAR tidak merekomendasikan pemberian antikoagulan pada deep venous thrombosis dan lesi arterial pada penyakit Behcet. Pemberian antikoagulan untuk penyakit ini masih bersifat kontroversial dan memerlukan penelitian lebih lanjut.[9]
Tumor Necrosis Factor-Alfa Inhibitors
Obat ini diindikasikan pada kasus refrakter manifestasi okular, saat ini berbagai studi masih meneliti efektivitasnya pada manifestasi klinis lainnya pada pasien penyakit Behcet.[9]
Infliximab
Beberapa laporan kasus melaporkan efikasi obat ini sebagai terapi manifestasi arthritis dan okular, intestinal, neurologis, dan vaskular penyakit Behcet. Dosis yang diberikan adalah 5 mg/kgBB IV, setiap 6-8 minggu. Efek samping yang dilaporkan selama ini hanya bersifat ringan.[9]
Etanercept
Obat ini satu-satunya TNF-alpha inhibitor yang berdasarkan studi acak terkontrol memiliki efikasi menekan manifestasi mukokutaneus, mengurangi frekuensi rekurensi ulkus aftosa, lesi papular dan pustular, dan arthritis, tetapi tidak menekan reaksi patergi.[9]
Interleukin-1 Inhibitors
Ada tiga jenis inhibitor interleukin-1 (anti-IL1) yang telah diuji pada pasien penyakit Behcet, yaitu Gevokizumab, Canakinumab dan Anakinra. Masih terus dilakukan studi lebih mendalam dalam efektivitas obat-obat ini serta kemungkinan efek samping yang ditimbulkan.[9]
Interferon Alfa
Interferon alfa (IFN alpha) menunjukkan efektivitasnya dalam terapi manifestasi mucocutaneous manifestations dalam sebuah studi acak terkontrol, manifestasi persendian, manifestasi ocular dan manifestasi neurologis. Pemberiannya melalui subkutan dan tidak boleh diberikan Bersama dengan azathioprine, karena akan meningkatkan risiko supresi myelum, atau pada pasien dengan riwayat depresi atau psikosis kecuali tidak ada modalitas terapi lain yang tersedia.[6,9]
Apremilast
Obat ini merupakan inhibitor phosphodiesterase 4, pemberiannya melalui rute per oral. Studi menunjukkan bahwa obat ini efektif pada manifestasi ulkus oral.[6,9]
Intervensi Bedah
Intervensi bedah digunakan sebagai pilihan terakhir jika terapi medikamentosa tidak berhasil. Intervensi bedah diindikasikan pada kasus penyakit Behcet dengan manifestasi vaskular yang luas serta gagal dengan terapi medikamentosa.[3]
Pencegahan
Untuk mencegah berulang dan bertambah beratnya keadaan stomatitis aftosa rekuren pada pasien dengan penyakit Behcet, pasien harus rajin menjaga kebersihan rongga mulutnya. Pasien dapat diresepkan antimicrobial mouth rinse seperti chlorhexidine, tetracycline dan triclosan. Pemberian kortikosteroid topikal potensi tinggi juga bermanfaat selama masa prodromal.[9]