Patofisiologi Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Patofisiologi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease utamanya adalah perubahan pada saluran nafas, tapi dapat juga ditemukan perubahan pada jaringan parenkim paru dan pembuluh darah paru. Sebagian besar kasus PPOK disebabkan karena paparan zat berbahaya, paling sering disebabkan oleh asap rokok. Mekanisme patofisiologi masih belum jelas, namun diperkirakan disebabkan oleh banyak faktor.
Kerusakan Jalan Nafas
Perubahan struktural jalan nafas yang terjadi adalah atrofi, metaplasia sel skuamosa, abnormalitas siliar, hyperplasia sel otot polos, hiperplasia kelenjar mukosa, inflamasi dan penebalan dinding bronkial. Inflamasi kronik pada bronkitis kronik dan emfisema ditandai dengan peningkatan jumlah Sel Limfosit T CD8, neutrofil, dan monosit/makrofag. Sebagai perbandingan, inflamasi pada Asma ditandai dengan adanya peningkatan Sel limfosit T CD4, eosinophil dan interleukin (IL)-4 dan IL-5. Namun hal ini tidak bisa digunakan untuk diagnosis, karena ada kondisi Asma yang berkembang menjadi PPOK.
Kerusakan Parenkim Paru
Emfisema menyebabkan kerusakan pada struktur distal dari bronkiolus terminal. Struktur ini terdiri dari bronkiolus, duktus alveoulus, dan saccus alveoli yang secara keseluruhan disebut asinus. Kerusakan alveoli akan menyebabkan gangguan aliran udara melalui dua mekanisme, yaitu dengan berkurangnya elastisitas dinding jalan nafas dan penyempitan jalan nafas. Terdapat 3 pola morfologik Emfisema, yaitu :
Centracinar
Ditandai dengan kerusakan pada bronkiolus dan bagian sentral dari asinus. Tipe emfisema ini biasanya ditemukan pada perokok dan lobus paru atas merupakan bagian yang rusak paling parah.
Panacinar
Ditandai dengan kerusakan menyeluruh pada semua bagian asinus. Tipe ini biasanya menyebabkan kerusakan parah pada lobus paru bawah dan biasanya ditemukan pada pasien dengan defisiensi alfa 1 antitrypsin.
Distal Acinar
Kerusakan terjadi pada struktur distal jalan nafas, duktus dan saccus alveolar. Tipe emfisema ini terlokalisasi pada septa fibrous atau pleura dan akan menyebabkan pembentukan bullae. Bullae apikal yang ruptur dapat menyebabkan timbulnya pneumothoraks spontan.
Kerusakan pembuluh darah paru
Perubahan pada pembuluh darah paru berupa hyperplasia tunika intima dan otot polos akibat vasokonstriksi kronik dari arteri kecil paru yang dipicu oleh hipoksia. [1, 2]