Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Agorafobia general_alomedika 2022-06-29T14:17:22+07:00 2022-06-29T14:17:22+07:00
Agorafobia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Agorafobia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Agorafobia ditandai dengan ketakutan atau rasa cemas berlebih saat berada, atau memikirkan keadaan di tempat umum atau keramaian. Rasa takut dan cemas menyebabkan pasien agorafobia menghindari berbagai situasi, seperti ruang terbuka atau tertutup, keramaian, dan transportasi umum.[1–3]

Pasien berpikir akan terjebak dalam situasi tersebut dan tidak bisa keluar atau mendapatkan bantuan. Agorafobia dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam pekerjaan dan situasi sosial di luar rumah. Pada kasus yang berat, pasien bahkan tidak berani meninggalkan rumah.[1,3]

Agorafobia-min

Etiologi agorafobia dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa kanak-kanak yang traumatis, misalnya kehilangan orang tua di usia muda, childhood fears, mimpi buruk, atau karena orang tua yang overprotective, sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk mengatasi situasi-situasi yang menakutkan.[3]

Kriteria diagnosis agorafobia didasarkan pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5). Diagnosis biasa ditegakkan melalui anamnesis, sebab pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan gejala spesifik. Pemeriksaan penunjang, seperti hormon tiroid, glukosa darah puasa, dan elektrokardiografi (EKG), dapat dilakukan untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding.[3,4]

Tata laksana agorafobia adalah dengan psikoterapi dan farmakoterapi. Cognitive based therapy (CBT) merupakan metode psikoterapi yang paling umum digunakan. Sedangkan farmakoterapi lini pertama yang dapat digunakan adalah golongan selective serotonin receptor inhibitors (SSRIs), seperti escitalopram, fluoxetine, dan sertraline. Kombinasi CBT dan farmakoterapi terbukti lebih efektif, dibanding obat-obatan saja.[1,5]

Prognosis agorafobia kurang baik, sebab penyakit ini bersifat persisten dan kronis. Kemungkinan remisi hanya dapat dicapai jika pasien diobati dengan baik. Oleh sebab itu, edukasi terhadap pasien agorafobia perlu dilakukan agar pasien memahami pentingnya mematuhi pengobatan. Untuk mencegah dropout, pasien sebaiknya turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai pilihan terapi.[3,5]

Referensi

1. Balaram K, Marwaha R. Agoraphobia. StatPearls. 2021 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554387/
2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 2015.
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. Arlington, VA: American Psychiatric Association; 2013.
4. Preda A. Phobic Disorders. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/288016-overview#a1
5. Penninx BW, Pine DS, Holmes EA, Reif A. Anxiety disorders. Lancet. 2021 Mar 6;397(10277):914-927. doi: 10.1016/S0140-6736(21)00359-7.

Patofisiologi Agorafobia
Diskusi Terkait
dr. Reren Ramanda
25 Desember 2021
Terapi kasus Fobia pada pasien anak
Oleh: dr. Reren Ramanda
7 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apakah fobia yang dialami oleh anak-anak itu perlu untuk diterapi atau akan membaik seiring perkembangan emosional anak tersebut?...
Anonymous
17 November 2021
Diagnosis fobia sosial - Jiwa Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Soeklola, Sp.KJIzin bertanya dok. Bagaimanakah cara mendiagnosis seseorang yang mengalami fobia sosial? Kapankah kecemasan seorang pasien terhadap...
Anonymous
03 Desember 2020
Edukasi khusus seperti apa yang dapat diberikan untuk anak yang takut dengan orang lain
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang, Dok, apakah ada edukasi atau tips khusus yang bisa kita berikan kepada pasien yg mengeluh anak balitanya menjadi takut seperti phobia apabila...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.