Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Toxoplasmosis general_alomedika 2020-12-01T15:13:32+07:00 2020-12-01T15:13:32+07:00
Toxoplasmosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Toxoplasmosis

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kasus toxoplasmosis bergantung pada jenisnya. Secara umum, regimen obat yang digunakan adalah pyrimethamine dan sulfadiazine, diberikan selama 6 minggu.

Berobat Jalan

Pengobatan toxoplasmosis diberikan dengan rute oral sehingga bila tidak ada indikasi rawat inap, dapat dilakukan rawat jalan.

Persiapan Rujukan

Rujukan dilakukan bagi mereka dengan keterlibatan organ mata dan susunan saraf pusat agar pengobatan dapat segera diberikan untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Individu dengan faktor risiko (imunokompromais, ibu hamil dan bayi baru lahir dari ibu terinfeksi toksoplasma) juga perlu ditindaklanjuti dengan spesialis terkait untuk skrining toxoplasmosis.

Medikamentosa

Pemberian terapi medikamentosa diberikan hanya kepada pasien imunokompeten yang bergejala, pasien imunokompromais, dan anak < 5 tahun. Terapi pada dewasa yang diberikan adalah sebagai berikut:

Regimen 1

Regimen 1 diberikan selama 6 minggu dengan 4 alternatif obat yang dapat diberikan:

  • Dosis awal: Pyrimethamine 100 mg
  • Dosis lanjutan alternatif 1: pyrimethamine 25-50 mg/hari + sulfadiazine 2-4 g/hari dalam dosis terbagi 4 kali/hari
  • Dosis lanjutan alternatif 2: pyrimethamine 25-50 mg/hari + klindamisin 300 mg 4 kali/hari
  • Dosis lanjutan alternatif 3: pyrimethamine 25-50 mg/hari + azithromycin 500 mg/hari 2 kali/hari
  • Dosis lanjutan alternatif 4: pyrimethamine 25-50 mg/hari + atovaquone 750 mg 2 kali/hari

Regimen 2

Regimen 2 diberikan selama 4 minggu sebagai berikut:

  • Trimethoprim (TMP) 10 mg/kg/hari + sulfamethoxazole (SMX) 50 mg/kg /hari selama 4 minggu[25]

Regimen 2 dapat digunakan pada pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap pyrimethamine.

Toxoplasmosis Gestasional

Pencegahan transmisi vertikal yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan kecurigaan infeksi toksoplasma dan di bawah usia gestasi 18 minggu adalah pemberian spiramisin melalui rute oral dalam dosis 1 gram sebanyak 3 kali per hari. Spiramisin dapat diteruskan selama masa kehamilan bila hasil PCR dari amniosentesis dinyatakan negatif. Pada hasil positif PCR dari cairan amnion, tata laksana yang direkomendasikan adalah pemberian pyrimethamine, sulfadiazine dan asam folinik.[7,20]

Toxoplasmosis Kongenital

Regimen pengobatan yang direkomendasikan untuk toxoplasmosis kongenital yang dipakai saat ini adalah pyrimethamine dan sulfadiazine dengan leukovorin (asam folinik).[6]

Pengobatan pada toxoplasmosis kongenital rekomendasi dari American Academy of Pediatric adalah:

  • Pyrimethamine: 2 mg/kgBB per hari terbagi dalam 2 dosis selama 2 hari pertama, dilanjutkan dengan 1mg/kgBB per hari kemudian 1 mg/kgBB dalam 3 kali per minggu, tergantung pada kondisi klinis
  • Sulfadiazine: 100mg/kgBB per hari terbagi dalam 2 dosis
  • Asam Folinik: 10 mg sebanyak 3 kali per minggu[28]

Toxoplasmosis Okular

Pada toxoplasmosis okular, kombinasi pyrimethamine dan azitromisin lebih menjadi pilihan karena ditoleransi lebih baik dibandingkan dengan kombinasi pyrimethamine dan sulfadiazine. Dosis pyrimethamine yang digunakan adalah 100 mg/hari diberikan beberapa hari kemudian diturunkan menjadi 50 mg/hari. Dosis azitromisin yang diberikan adalah 250 mg/hari. Dosis sulfadiazine 75 mg/kg/hari terbagi 4 dosis. Kortikosteroid (prednisone 0.5-1 mg/kg/hari) diberikan kecuali pada pasien imunokompromais. Jika penggunaan pyrimethamine tidak dapat ditoleransi maka dapat diberikan klindamisin 450-600 mg/hari.[3]

Toxoplasmosis Ensefalitis (Serebral)

Terapi toksoplasma ensefalitis dimulai bila didapatkan satu atau lebih lesi desak ruang (space occupying lesion) pada CT scan atau MRI, pemeriksaan serologi toksoplasma positif dan jumlah CD4 < 100 sel/mm3. Regimen terapi primer untuk toxoplasmosis pada kondisi imunokompromais adalah pyrimethamine dengan dosis awal 100-200 mg yang terbagi dalam 2 dosis, sulfadiazine 4-6 gram/hari per oral dalam 4 kali pemberian, dan asam folinik 10-20 mg/hari. Dosis rumatan yang digunakan adalah setengah dari dosis awal. Terapi rumatan dihentikan bila setidaknya selama 6 bulan jumlah CD4 > 200 /mm3, asimtomatis dan tidak ditemukan lesi penyengatan pada MRI.[5,28]

Relaps setelah terapi dihentikan dapat terjadi dan regimen obat yang direkomendasikan adalah pyrimethamine 25-50 mg/hari, sulfadiazine 2-4 gram / hari dalam 4 kali pemberian, dan asam folinik 10 mg /hari po. Profilaksis primer diberikan pada pasien HIV dengan seropositif dan jumlah CD4 <100 /mm3. Regimen yang disarankan adalah cotrimoxazole double strength atau dapsone-pyrimethamine dan asam folinik. [6,11,17] Profilaksis dapat dihentikan apabila ada respon positif terhadap HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy), CD4 meningkat > 200 /mm3 selama minimal 3 bulan.[18]

Pembedahan

Terapi pembedahan tidak umum pada infeksi toksoplasma, kecuali pada kasus okular. Pembedahan untuk komplikasi berat toxoplasmosis okular telah dicoba namun terapi medikamentosa tetap perlu dioptimalkan karena stres pembedahan dapat memperburuk gejala klinis dan meningkatkan tingkat kekambuhan.[10]

Terapi Suportif

Asam folinik (leukovorin) 10-25 mg/hari diberikan pada semua pasien untuk mencegah depresi sumsum tulang dan toksisitas hematologi dari pyrimethamine.

Steroid pada toxoplasmosis okular umum digunakan walaupun peranannya dalam terapi toxoplasmosis okular belum jelas. Kondisi seperti reaksi inflamasi vitreous yang berat, penurunan penglihatan menurun, dan lesi yang besar menjadi pertimbangan penggunaan steroid.[29]

Referensi

3. Dupouy-Camet J, Talabani H, Delair E, et al. Risk Factors, Pathogenesis and Diagnosis of Ocular Toxoplasmosis. IntechOpen, September 2012 Available from: https://www.intechopen.com/books/toxoplasmosis-recent-advances/risk-factors-pathogenesis-and-diagnosis-of-ocular-toxoplasmosis
5. Basavaraju A. Toxoplasmosis in HIV infection: an overview. Trop Parasitol, 2016;6(2):129-135
6. McAuley J. B. (2014). Congenital toxoplasmosis. J. Pediatric Infect. Dis. Soc. 3(Suppl. 1) S30–S35.
7. Montoya JG, Remington JS. Management of Toxoplasma gondii infection during pregnancy. Clin Infect Dis. 2008 Aug 15;47(4):554-66
11. Bowen LN, Smith B, Reich D, et al. HIV-associated opportunistic CNS infections: pathophysiology, diagnosis and treatment. Nature Reviews of Neurology, 2016;12:662-674
18. 18. Robert-Gangneux F, Dardé ML. Epidemiology of and Diagnostic Strategies for Toxoplasmosis. Clin Microbiol Rev. 2012;25(2):264-96.
28. Maldonado YA, Read JS, Committee of Infectious Diseases. Diagnosis, treatment, and prevention of congenital toxoplasmosis in the united states. Pediatrics, 2017;139(2):e20163860
29. Jasper S, Vedula SS, John SS, et al. Corticosteroids as adjuvant therapy for ocular toxoplasmosis. The Cochrane database of systematic reviews. 2017;1:CD007417.

Diagnosis Toxoplasmosis
Prognosis Toxoplasmosis

Artikel Terkait

  • Pencegahan Penularan Toxoplasmosis secara Vertikal
    Pencegahan Penularan Toxoplasmosis secara Vertikal
Diskusi Terkait
dr. Farah Dina
30 Maret 2022
Terpapar toksoplasma karena teriris pisau saat memotong ayam mentah
Oleh: dr. Farah Dina
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien hamil G2P0A1 UK 20 minggu + 5 hari, mengeluhkan bahwa telapak tangan beliau habis terkena irisan pisau saat memotong daging...
dr.Fajrur Rahman Lubis
26 November 2021
Ibu hamil usia 25 tahun dengan G2A12P0 dengan positif toxoplasmosis
Oleh: dr.Fajrur Rahman Lubis
2 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien perempuan usia 25 th datang dengan G2A12P0 dengan membawa hasil lab igm positif toxoplasmosis 2.5, untuk antibiotik dan...
Anonymous
31 Juli 2021
Infeksi TORCH pada ibu hamil trimester 3
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin bertanya. Bagaimana dampaknya jika ibu hamil terinfeksi TORCH pada TM 3? Apakah masih dapat mengganggu pertumbuhan & perkembangan janin? Jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.