Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Disentri general_alomedika 2021-06-04T14:28:48+07:00 2021-06-04T14:28:48+07:00
Disentri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Disentri

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Epidemiologi disentri menyebar di seluruh dunia dengan terpusat pada negara berkembang yang memiliki tingkat sanitasi yang rendah. Angka insidensi disentri basiler terbanyak adalah pada anak-anak dengan usia 1 hingga 4 tahun. Kondisi ini menjadikan disentri basiler sebagai penyebab diare tersering pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun, di Afrika dan Asia Selatan. Prinsip penularan disentri amuba adalah dengan tertelannya makanan yang terkontaminasi feses yang mengandung kista matang. Oleh sebab itu, disentri amuba sering ditemukan pada wisatawan yang melakukan perjalanan ke wilayah endemik.[3,6,19-21]

Global

Dalam skala global, kasus disentri menyebar di seluruh dunia dengan jumlah kasus yang lebih tinggi ditemukan pada negara berkembang.Hal ini dikarenakan buruknya sanitasi dan tercemarnya sumber air bersih dengan kotoran manusia.

Disentri Basiler

Infeksi yang ditimbulkan oleh spesies Shigella tersebar secara bervariasi di seluruh dunia. Kebanyakan Shigella flexneri tersebar di negara dengan ekonomi lemah, seperti di Afrika dan Asia. Sedangkan Shigella sonnei  banyak ditemukan di negara dengan ekonomi kuat.[1-3,13]

Secara global angka kejadian disentri basiler dilaporkan sekitar 165 juta kasus per tahun. Kasus disentri terbanyak terjadi pada negara berkembang yaitu sekitar 99% pada tahun 1999 yang menyebabkan kematian hingga 1,1 juta per tahunnya. 61% atau sekitar 671.000 merupakan anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun.

Penelitian yang dilakukan Aslam A, et al di negara maju seperti Amerika Serikat diperkirakan  angka kejadian disentri sekitar 450.000 per tahunnya. Shigella sonnei merupakan penyebab utama, yakni sebanyak 77% atau sekitar 346.500 kasus pertahunnya. Sedangkan penyebab utama disentri basiler pada negara berkembang adalah Shigella dysenteriae dan Shigella flexneri, yang menyebabkan sekitar 28 kasus  dari 100.000 anak-anak dengan usia kurang dari  4 tahun. Angka kejadian disentri pada anak-anak  yang berusia antara 4 sampai 11 tahun adalah 25 kasus dari 100.000. Shigella merupakan penyebab terbanyak terjadinya diare pada anak dibawah 5 tahun di Sahara Afrika dan Asia Selatan.[3-6,11]

Studi pernah dilakukan oleh Chang, Zharoui et al di negara Cina dalam kurun waktu 2004 hingga 2014, dengan metode analisis data surveilans yang didapatkan dari sistem pelaporan infeksi nasional dan sistem surveilans rumah sakit.. Hasil dari penelitian ini diperoleh sekitar 3 juta kasus disentri pada tahun 2004 hingga 2014. Adapun kasus paling banyak adalah pada anak usia kurang dari 1 tahun, dengan angka insiden kejadian sebesar 228.59 kasus per 100.000 orang pertahunnya, dan anak usia 1 hingga 4 tahun sebesar 92.58 kasus per 100.000 orang per tahun.[21]

Disentri Amuba

Infeksi Entamoeba Histolytica paling banyak terjadi di negara subtropis dan tropis seperti negara negara di Amerika tengah dan selatan, Asia Pasifik dan Afrika. Di benua Afrika dan Asia tenggara infeksi Entamoeba Histolytica menjadi salah satu penyebab terjadinya diare berat pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun yang kemudian berpotensi tinggi menyebabkan kematian.[42,44]

Menurut data yang di release oleh Geo Sentinel surveillance Network, dimana telah dilakukan sistem monitoring berskala internasional disebutkan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab infeksi saluran pencernaan terbanyak ketiga yang terjadi pada seseorang yang telah bepergian ke daerah endemik. Diperkirakan sebanyak 14 dari setiap 1000 orang yang telah bepergian ke daerah endemik terinfeksi Entamoeba histolytica.[50,51]

Indonesia

Data epidemiologi terkait kasus disentri di Indonesia belum banyak ditemukan

Disentri Basiler

Berdasarkan data yang dibuat oleh World Health Organization (WHO) disebutkan bahwa kasus disentri di Aceh pada tahun 2000 didapatkan 3032 kasus terjadi pada Anak usia kurang dari 5 tahun dan terdapat 10589 kasus pada anak usia lebih dari 5 tahun. Kasus disentri di Aceh mengalami penurunan pada tahun 2001, dimana anak usia kurang dari 5 tahun sebanyak 2295 kasus dan pada anak usia lebih dari 5 tahun sebanyak 9048 kasus.[24]

Disentri Amuba

Menurut data yang direlease oleh media litbang kesehatan, infeksi Entamoeba histolytica yang terjadi di Indonesia berkisar antara 10% hingga 18%. Sumber data lain yakni studi retrospektif deskriptif yang dilakukan oleh Purnomo Budi dan Hegar Badriul pada januari 2009 hingga desember 2010 di Jakarta, terdapat sebanyak 6.5% anak mengalami diare berdarah dimana pada feses ditemukan trofozoit. [48]

Mortalitas

Angka kematian yang tinggi akibat disentri dapat ditemukan pada kelompok rentan, diantaranya bayi (terutama yang tidak mendapatkan air susu ibu), anak malnutrisi, dan usia >50 tahun.

Disentri Basiler

Angka kematian akibat

Secara global angka kematian akibat kasus disentri mencapai 1,1 juta per tahun, dimana kasus disentri terbanyak terjadi di negara berkembang, yaitu sekitar 99% pada tahun 1999. Angka kejadian shigellosis dilaporkan sekitar 165 juta kasus per tahun. Sedangkan angka kematian akibat disentri di Cina pada tahun 2004 adalah sebesar 0.028% menjadi 0.003% di tahun 2014.[3,11,19-21]

Disentri Amuba

Setiap tahunnya sekitar 50 juta orang terinfeksi amebiasis menyebabkan kematian. Kematian tertinggi terjadi pada kasus kolitis ekstensif fulminan sebesar 40% dan amebiasis hepar dengan ruptur abses perikardium sekitar 30%.[51,52]

Referensi

1. Williams PCM, Berkley JA. Guidelines for the treatment of dysentery (shigellosis): a systematic review of the evidence. Paediatrics and International Child Health. 2018;38(sup1):S50–S65. Available at: https://doi.org/10.1080/20469047.2017.1409454
2. Prabhurajeshwar C, Kelmani C. Shigellosis: A Conformity Review of the Microbiology, Pathogenesis and Epidemiology with Consequence for Prevention and Management issues. Journal of Pure and Applied Microbiology. 2018;12(1):405-417. Available at: http://dx.doi.org/10.22207/JPAM.12.1.48

3. Willliams P, Berkley JA. Dysentry (Shigellosis) Current WHO Guidelines and The WHO Essential Medicine List for Children. 2016. Available at: https://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/21/applications/s6_paed_antibiotics_appendix5_dysentery.pdf

4. Al-Dahmoshi HO, et al. A review on shigellosis: Pathogenesis and antibiotic resistance. Drug Invention Today. 2020;14(5):793-798.

5. Liu J, et al. Use of quantitative molecular diagnostic methods to identify causes of diarrhoea in children: a reanalysis of the GEMS case-control study. The Lancet. 2016;388(10051):1291–1301. Available at: https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31529-X

6. Aslam A, Okafor CN. Shigella. StatPearls. 2020. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/

7. Kroser JA. Shigellosis. Medscape. 2019. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/182767-overview
11. Pocket Book of Hospital Care in Children:Guidelines for the Management of Common Childhood Illnesses. Dysentery. World Health Organization. 2013;II:143-146. Available at: http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/81170/9789241548373_eng.pdf;jsessionid=CE5C46916607EF413AA9FCA89B84163F?sequence=1
13. Keshav A, et al. Shigella Infection. BMJ Best Practice: 2016. Available at: https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/1174
19. Belay, Amogne & Dube, Lamessa & Mogas, Solomon. (2018). Determinants of Acute Bloody Diarrhea among Adult Outpatient Visits in Bibugn District, Northern Ethiopia. Quality in primary care. 26. 13-19.
20. Kotloff KL, Riddle MS, Platts-Mills JA, Pavlinac P, Zaidi AKM. Shigellosis. Lancet. 2018 Feb 24;391(10122):801-812.
21. Hines JZ, Pinsent T, Rees K, Vines J, Bowen A, Hurd J, Leman RF, Hedberg K. Notes from the Field: Shigellosis Outbreak Among Men Who Have Sex with Men and Homeless Persons - Oregon, 2015-2016. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2016 Aug 12;65(31):812-3.
24. Indonesia Communicable disease profile. 2006 June. Available at https://www.who.int/diseasecontrol_emergencies/toolkits/indonesia_profile_jul_2006.pdf
42. Centers for Disease Control and Prevention. Amebiasis. 2017. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/amebiasis/
44. Kotloff KL, Nataro JP, Blackwelder WC, et al. Burden and aetiology of diarrhoeal disease in infants and young children in developing countries (the Global Enteric Multicenter Study, GEMS): a prospective, case-control study. Lancet 2013; 382:209–22.
48. Purnomo B, Hegar B. Intestinal amebiasis in children with bloody diarrhea. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2011;12(2):104-108
50. Shirley, Debbie-Ann & Farr, Laura & Watanabe, Koji & Moonah, Shannon. (2018). A Review of the Global Burden, New Diagnostics, and Current Therapeutics for Amebiasis. Open Forum Infectious Diseases. 5. 10.1093/ofid/ofy161.
51. Swaminathan A, Torresi J, Schlagenhauf et al. Geosentinel Network. A global study of pathogens and host risk factors associated with infectious gastrointestinal disease in returned international travellers. J infect 2009,59;19-27. 2
51. Gunther J, Shafir S, Bristow B, Sorvillo F. Short report: amebiasis-related mortality among United States residents, 1990-2007. Am J Trop Med Hyg. 2011; 85(6): 1038-40.
52. Dhawan VK. Amebiasis Treatment & Management. Medscape. 2019. Available at https://emedicine.medscape.com/article/212029-treatment#d1

Etiologi Disentri
Diagnosis Disentri
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 20:31
Ureteritis pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah ureteritis pada anak usia 7 tahun bisa dirujuk? Anak sdh mendapat 1x pengobatan lalu sudah sembuh, sekarang keluhan yang...
Anonymous
Hari ini, 18:16
Penggunaan NEUROBAT FORTE injeksi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya sesuai pengalaman dokter sekalian. Di klinik umum, apakah indikasi penggunaan Neurobat forte? Apakah lazim bila kita berikan pada...
dr. Gabriela Widjaja
Kemarin, 16:35
Fit/Unfit to Work akibat Kondisi Mental - Kedokteran Okupasi Ask the Expert
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
Alo dr Fani, SpOK. Untuk pasien yang mengalami gangguan mental akibat lingkungan kerja, penilaian apa saja yang harus dipertimbangkan hingga kita bisa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.