Etiologi Disentri
Berdasarkan etiologinya, disentri pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu disentri bakteri dan disentri amuba. Disentri bakteri atau yang dikenal juga dengan disentri basiler atau shigellosis, disebabkan oleh bakteri Shigella sp dan merupakan penyebab disentri tersering pada anak. Sedangkan disentri amuba atau amebiasis disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica.
Penularan disentri basiler terjadi melalui makanan ataupun minuman yang tidak bersih dan terkontaminasi Shigella sp, kontak dari orang ke orang atau lalat, serta aktivitas seksual yang mengakibatkan kontak dengan feses orang yang terinfeksi difteri. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif, non-motil, fakultatif anaerob dan tidak berspora.[1,3,7,10,13]
Sama halnya dengan disentri basiler, penularan disentri amuba terjadi secara fekal oral. Rendahnya sanitasi merupakan faktor utama dalam penyebaran disentri amuba. Makanan atau minuman yang terkontaminasi feses yang mengandung kista Entamoeba histolytica merupakan sumber penularan pada kasus ini. Kista yang masuk melalui saluran pencernaan akan mengalami eksitasi didalam usus halus dan mengeluarkan trofozoit yang kemudian bermigrasi ke usus besar yang selanjutnya trofozoit akan memperbanyak diri melalui pembelahan biner dan menghasilkan kista. Selain saluran pencernaan trofozoit juga akan masuk kedalam pembuluh darah sehingga terjadi infeksi ekstraintestinal.[42,43]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya disentri, adalah:[14,47,55]
- Populasi dengan ekonomi menengah kebawah yang tinggal dalam lingkungan rumah padat penduduk. Kirabira Peter, et al melakukan penelitian di distrik Kumi, Uganda Timur, pada tahun 2006/2007. Penelitian ini menemukan bahwa anak yang memiliki riwayat disentri dan tinggal serumah bersama lebih dari 5 orang anggota keluarga akan beresiko terinfeksi disentri berulang. Hal ini disebabkan lingkungan rumah yang padat mengakibatkan tingkat kebersihan juga menurun. Kurangnya fasilitas air bersih dan toilet juga merupakan faktor yang berdampak terhadap tingginya infeksi disentri pada masyarakat distrik Kumi, Uganda Timur
- Penelitian oleh Pham-Duc, Phuc et al. terhadap sebuah komunitas di Vietnam pada Agustus 2008, menunjukkan bahwa pasien dengan status sosio ekonomi menengah memiliki risiko terpapar amebiasis lebih tinggi, yakni sekitar 4,3 kali dibandingkan dengan status sosio ekonomi atas. Kebiasaan jarang mencuci tangan pakai sabun memiliki resiko lebih tinggi 3,4 kali daripada subjek yang rajin mencuci tangan pakai sabun
- Anak-anak yang berada di tempat penitipan anak dan sekolah. Disentri dapat dengan mudah menyebar dari anak-anak ke anggota keluarga lainnya
- Wisatawan yang melakukan perjalanan ke negara yang sedang berkembang, yang mana dapat terkontaminasi melalui makanan atau minuman
- Pria homoseksual memiliki risiko lebih tinggi terpapar shigellosis, dimana infeksi Shigella sp dapat terjadi selama aktivitas seksual melalui kontaminasi feses
- Kondisi imunodefisiensi, baik oleh penyakit (misalnya HIV) atau pengobatan medis (misalnya kemoterapi untuk kanker) memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi berat disentri